"Ayah bukanlah ayah kandungmu, Shakila," ucap Zayyan sendu dan mata berkaca-kaca.
Bagai petir di siang bolong, Shakila tidak percaya dengan yang diucapkan oleh laki-laki yang membesarkan dan mendidiknya selama ini.
"Ibumu di talak di malam pertama setelah ayahmu menidurinya," lanjut Zayyan yang kini tidak bisa menahan air matanya. Dia ingat bagaimana hancurnya Almahira sampai berniat bunuh diri.
Karena membutuhkan ayah kandungnya untuk menjadi wali nikah, Shakila pun mencari Arya Wirawardana. Namun, bagaimana jika posisi dirinya sudah ditempati oleh orang lain yang mengaku sebagai putri kandung satu-satunya dari keluarga Wirawardana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Kebenaran yang Diungkap
"Shakila, ada yang harus ayah katakan kepadamu," kata Zayyan dengan mimik serius.
"Apa itu, Ayah?" tanya Shakila masih dengan senyum manisnya karena hatinya sedang berbunga-bunga.
Zayyan masih menatap Shakila dengan perasaan tidak menentu. Dia tidak tahu sebesar apa kesedihan yang akan dirasakan oleh putri kesayangannya itu.
"Ayah senang akhirnya Abian melamar kamu dan mengajak menikah. Tetapi, ayah tidak bisa menjadi ... wali nikah kamu," ucap Zayyan dengan suara bergetar.
Seketika senyum yang menghiasi wajah cantik Shakila, hilang. Terlihat ekspresi wajah heran sekaligus tidak percaya dengan pendengarannya.
"Ma-maksud A-yah?" tanya Shakila dengan tergagap.
"Ayah bukanlah ayah kandungmu, Shakila," ucap Zayyan dengan sendu dan mata berkaca-kaca.
Bagai petir di siang bolong, Shakila tidak percaya dengan yang diucapkan oleh laki-laki yang membesarkan dan mendidiknya selama ini. Bagaimana bisa itu terjadi.
"Kenapa Ayah bicara seperti itu?" tanya Shakila yang mukanya memerah karena menahan tangis. "Bagaimana bisa aku bukan putriku?"
Selama 25 tahun Shakila dan Zayyan hidup bersama menjadi anak dan ayah. Semua dokumen identitas dirinya juga mengatakan perempuan itu adalah putri dari Zayyan Mahendra dan Almahira Khairunnisa.
"Sekarang sudah saatnya ayah memberi tahu kebenarannya kepadamu," kata Zayyan. Bagaimanapun Shakila harus tahu siapa dia sebenarnya.
Shakila merasa dadanya sesak dan kepalanya sakit. Kebahagiaan yang sejak siang tadi dirasakan olehnya karena dilamar oleh Abian, kini berubah.
"Dahulu ibumu dinikahkan dengan laki-laki yang bernama Arya Wirawardana. Jujur saja ayah tidak mengenal orang itu. Tetapi, pernah sekali bertemu dengannya," ucap pria paruh baya yang memakai kacamata.
"Arya Wirawardana?" batin Shakila. Dia telah menyimpan nama itu di dalam ingatannya.
"Pernikahan mereka itu mendadak dan baru secara agama, belum tercatat di KUA." Suara Zayyan mulai berat.
Tadinya Shakila mengira terlahir dari hasil hubungan haram, ternyata ibunya sudah menikah terlebih dahulu dengan ayah biologisnya. Dia jadi penasaran kenapa mereka bisa bercerai.
"Ibumu di talak di malam pertama setelah ayahmu menidurinya," lanjut Zayyan yang kini tidak bisa menahan air matanya. Dia ingat bagaimana hancurnya Kamila sampai berniat bunuh diri.
"Kenapa? Kenapa dia melakukan itu sama ibu?" tanya Shakila.
"Karena Arya tidak menyukai ibumu. Dia terpaksa menikahinya karena diancam akan dicoret dari daftar ahli waris oleh kakeknya. Ternyata malam itu kakeknya meninggal dunia, maka Arya pun menjatuhkan talak kepada ibumu," jawab Zayyan yang mendengar langsung cerita ini dari mendiang istrinya, dahulu.
"Apa?" Seketika muncul rasa amarah di dalam hati Shakila mengetahui kebusukan perbuatan ayah kandungnya.
"Walau marah dan kecewa Alma menerima perceraian itu. Dua bulan kemudian baru ketahuan kalau sedang hamil. Alma pun mencari Arya dan memberi tahu kalau dirinya sedang hamil anaknya. Namun, Arya tidak percaya karena baru sekali melakukannya," jelas Zayyan sambil menyeka air mata.
"Alma yang sedang hamil muda bingung harus bagaimana. Ditambah mendapatkan tekanan dari keluarganya yang menuduh hamil anak haram, membuat dia depresi sampai berniat bunuh diri ...," lanjut Zayyan terisak.
"Ayah berhasil menggagalkan usahanya itu dan berjanji akan melindungi dan menjagan Alma seumur hidup. Menjadikan bayi di dalam perut sebagai anak sendiri."
Shakila ikut meneteskan air mata. Dia bisa membayangkan rasa sakit yang dahulu dirasakan oleh ibunya. Wanita mana yang tidak sedih dan putus asa ketika berada di posisi ibunya.
Almahira hidup bersama dengan ayah, ibu tiri, dan saudara tirinya yang selalu menekan hidupnya. Zayyan tahu ini makanya berjanji akan membahagiakan wanita yang memiliki hati yang tulus dan berwajah cantik.
"Setelah kamu lahir, ayah dan ibumu menemui Arya dan memberi tahu kalau anaknya adalah perempuan. Namun, belum juga semenit kita datang ke rumahnya sudah diusir dan menuduh ibumu dengan sangat kejam," ucap Zayyan dengan suara bergetar dan air matanya tidak berhenti bercucuran.
Kejadian 25 tahun yang lalu masih membekas di dalam ingatan Zayyan dan tidak akan pernah melupakan seumur hidupnya. Dia kira semua akan baik-baik saja. Namun, ketika Shakila memperkenalkan Abian sebagai laki-laki spesial di hatinya, dia tersadar kalau Arya diperlukan untuk menjadi wali nikah putrinya.
"Ayah dan ibumu menikah, lalu merekayasa identitas kamu sebagai anak kandung ayah. Maafkan ayah yang menyembunyikan hal ini sama kamu, Shakila," ujar Zayyan, sedih.
Suara tangisan yang tidak bisa ditahan lagi oleh Shakila membuat hati Zayyan tersayat-sayat. Laki-laki itu merasa kalau gadis itu adalah putri kandungnya sendiri. Sejak baru lahir dia, lah, yang mengasuh dan mengurusnya. Dia sangat menyayangi Shakila sepenuh hati, jiwa, dan raganya.
"Lalu, sekarang ayah kandungku ada di mana?" tanya Shakila.
"Dia tinggal di ibu kota," jawab Zayyan.
"Apa Ayah tahu di mana tempat tinggalnya?" tanya Shakila.
"Semoga saja dia masih tinggal di sana," jawab Zayyan.
***
Keesokan harinya Shakila dan Zayyan pergi ke ibu kota pagi-pagi sekali, agar sore hari sudah sampai ke sana. Dengan menggunakan mobil tua yang penuh kenangan mereka pergi mencari Arya.
Zayyan mengerutkan kening karena bangunan rumah yang tertera di alamat itu berubah menjadi bangunan yang megah dan mewah. Jauh dengan rumah yang dahulu didatanginya.
"Anda mencari siapa?" tanya satpam itu ketika mobil yang dikemudikan oleh Zayyan berhenti di depan pintu pagar.
"Apa benar ini rumah Pak Arya Wirawardana?" tanya Zayyan.
"Bukan. Sekarang rumah ini Den Lingga," jawab satpam itu.
"Sejak kapan, Pak?" tanya Zayyan penasaran.
"Sudah sejak lama, Pak. Dari orang tua Den Lingga sudah tinggal di sini," jawab satpam itu.
Terlihat kekecewaan dari raut wajah Zayyan. Dia tidak tahu harus mencari Arya ke mana.
"Apa Bapak tahu pemilik sebelumnya?" tanya Shakila.
"Tidak tahu, Non. Coba tanyakan kepada Pak RT. Dia tinggal di sini sejak dahulu. Siapa tahu kenal dengan orang yang kalian cari."
Akhirnya Shakila dan Zayyan pergi ke rumah Pak RT. Orang itu merupakan laki-laki paruh baya yang kenal baik dengan Arya karena merupakan teman sepermainan.
"Arya menjual rumah itu sudah lama, sekitar dua puluh tahunan yang lalu. Dia juga bercerai dengan istrinya karena ketahuan selingkuh dan anak yang dilahirkannya itu ternyata bukan anak kandungnya, tetapi anak orang lain," kata Pak RT dan itu membuat Shakila dan Zayyan terkejut.
"Lalu, sekarang dia pindah ke mana?" tanya Zayyan.
"Waduh! Aku kurang tahu. Soalnya tidak memberi tahu. Tahu-tahu rumahnya sudah dijual begitu saja," jawab Pak RT.
Shakila dan Zayyan bingung harus mencari Arya ke mana lagi sekarang. Tidak ada sedikit pun informasi tentangnya.
"Ayah, apa sebaiknya kita pulang?" tanya gadis berjilbab warna mocca.
"Sebentar, Yah. Aku cari informasi lewat internet atau medsos," jawab Shakila.
Rupanya banyak sekali orang yang menggunakan akun bernama, Arya Wirawardana. Shakila fokusnya mencari akun berfoto laki-laki paruh baya.
"Yang mana ayahku?" batin Shakila.
"Ketemu!" seru Zayyan yang juga mencari lewat internet.
***
Bismillahirrahmanirrahim, assalammualaikum. Aku kembali dengan karya baru, semoga kalian suka. Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap bab-nya sebagai dukungan. Terima kasih.