Diakhir hidupku, akira sangat menyesal karena tak pernah menikmati hidup dan jika tuhan memberi ia kehidupan kedua maka ia akan hidup bersenang senang.
Tapi nyatanya hidup tetaplah sebuah perjuangan bukan hanya tempat untuk bersenang senang.
"Adelia yang kamu selamatkan itu sudah mati, Jendral Agra. Dia sudah mati. Dan aku bukanlah Adelia Putri Kerajaan Akris, aku bukan adik dari sahabat mu, aku bukan tuan putri yang hidup lemah lembut dan pemalu. Aku adalah jiwa yang berasal dari masa depan."
Penasaran gimana Akira yang pindah ke tubuh Adelia menjalani hidup di dunia kuno yang penuh dengan trik,
cus baca 👉👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
"Tunggu sebentar nona!"teriak orang itu mengundang tatapan mata dari orang sekitar mereka.
"Jika kamu tidak mau kurang maka aku tidak akan membeli itu, bahkan orang bodoh pun tau kalau itu sangatlah mahal." ucap Adelia yang bertingkah seperti pembeli yang sedang menawar.
Laki laki itu sedikit terkejut melihat perubahan drastis nona ini karena masih ada beberapa orang yang memperhatikan mereka akhirnya pun pria itu bertingkah seperti penjual walaupun masih sangat kaku.
.
.
Adelia menghirup aroma teh yang sangat khas itu lalu menyeruputnya dengan perlahan setiap tindakan Adelia penuh dengan kenggunan.
"Aku adalah prajurit baru milik Jendral dan aku mendapatkan misi untuk mematai seorang pejabat istana yang dituduh melakukan korupsi disini." Ucap Pria itu yang sudah mengganti bajunya seperti orang biasa.
Adelia meletakkan cangkir teh tersebut dn meraih sebuah kue yang ada di meja, saat ini mereka sedang berada di sebuah kedai teh dan dagangan tadi pun di kembalikan kepada pemilik asli.
"Nama kamu siapa?" Tanya Adelia menghiraukan ucapan pria itu.
"Nama saya Hiro, nona. Dan nona ini kalau boleh tau siapa ya?" Hiro berkata dengan penuh hati hati karena melihat tempramen wanita ini, dia bukanlah orang biasa.
"Namaku Adelia. Dimana temanmu yang lain?" tanya Adelia lalu ia memakan kue itu.
Pembicaraan mereka terjalin seperti seorang teman tanpa membuat curiga orang orang tapi meskipun begitu ada Asa yang saat ini hanya bisa mengerutkan kening tidak mengerti situasi yang ada.
"Itu tentu saja rahasia nona." walaupun ia kagum dengan nona ini tapi ia tetap harus menjaga kerahasiaan misi mereka.
"Di toko emas, tempat pelacuran, tempat pelelangan, hmmm dan mungkin juga sekarang ada yang jadi pengemis di gerbang kota." ucap Adelia santai lalu kembali menggigit kuenya.
Hiro terdiam cukup lama, yang dikatakan oleh Nona Adelia ini rata rata benar dan informasi ini jelas tidak di ketahui oleh siapapun. Setelah mendengar itu punggung Hiro pun menjadi lurus ia semakin yakin kalau nona didepannya ini adalah seseorang yang luar biasa.
"Aku tak ingin mengganggu waktu mencari informasi kalian, aku cuman menyarankan untuk membeli pakaian orang miskin saja dari pada memakai pakaian yang dimasukkan ke dalam lumpur lalu kau keringkan, huhh kalian masih memakai baju yang berbahan katun dan hal ini yang membuat misi kalian tidak berhasil. jika menyamar maka buatlah orang lain yakin kalau itulah diri kalian." ucap Adelia yang tanpa sadar mengeluarkan aura kepemimpinan dalam dirinya.
"Terimakasih atas informasi nona, kalau begitu aku akan pergi." ucap Pria itu lalu membungkuk sedikit sebelum berlalu pergi meninggalkan Adelia dan Asa.
Setelah orang itu pergi Asa pun tak bisa lagi menahan rasa penasarannya.
"Orang tadi itu suruhan Jendral nyonya? kenapa kamu menasehati mereka?" ucap Asa dengan wajah penasaran.
Adelia kembali menggigit kue itu dan memakan hingga habis dengan bibir yang sedikit melengkung.
"Dia bukan orang Jendral." ucapan Adelia itu membuat Asa terbelalak tak percaya, kenapa nyonyanya bisa tau dengan cepat.
"Dari mana Nyonya tau? bukankah kita belum pernah ke kemp tempat prajurit berlatih?" kening Asa berkerut memikirkan hal itu.
Adelia menyeruput teh hingga habis lalu menelungkupkan gelas tersebut diatas tadah dan ia pun bangkit berdiri.
"Jendral tidak mempunyai prajurit yang tidak kompeten seperti itu, semakin lama kamu bersamaku maka kamu akan semakin mengerti." ucap Adelia sambil berjalan kearah luar.
Jika kamu ingin menang maka kenali dulu musuhmu dan seperti apa dia.
.
.
.
Bersambung
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author