TAMAT SINGKAT 28 SEPTEMBER 2023
Nyata pahit yang Vanessa pernah alami adalah, tak diakui oleh ibu yang telah melahirkan dirinya.
Terlebih, kala Vanessa baru mengetahuinya; tahu bahwa sang ayah yang sangat dia cinta telah lama disakiti ibu cantiknya.
Kekesalan, dendam, amarah, rasa ingin membuktikan membuat gadis 17 tahun itu bertekad untuk merebut kekasih ibunya. "Hello, Calon Papa Tiri...."
"Oh Shitttttt! Aku tidak berniat menikahi mu, gadis kecil!" Rega Putra Rain.
Polow IG kooh... [ Pasha_Ayu14 ] karena di sana terdapat mini clip untuk beberapa nopel kooh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HOP TIGABELAS
Untuk bisa menikah dengan Rega, tentu tidak semudah itu. Vanessa harus melakukan banyak tahapan; salah satunya mendekati Kakek Raka terlebih dahulu sebelum datang menangis ke rumah yang mirip istana klasik kuno ini.
Tidak serta-merta datang membawa testpack positif lalu diangkat menjadi mantu keluarga kaya raya itu. Sebelumnya Vanessa sudah lebih dulu bicara dengan Kakek Raka Rain dan mereka berakhir untuk bekerjasama membuat drama hingga terjadilah pernikahan dadakan ini.
Namun, untuk menghadapi malam pertama, tentu saja Vanessa tidak sebarani itu. Dia masih sekolah, dan dia tidak ingin terjebak pernikahan ini untuk selamanya.
Tujuannya ke sini hanya untuk menggagalkan pernikahan Hilda saja. Agar secepatnya Hilda sadar bahwa hanya Arjuna laki-laki yang tak pernah berpaling dari wanita itu.
Lihat saja kelakuan Rega yang berusaha mencari kesempatan. Orang yang setia tidak mungkin merayunya meski sudah menikah.
"Kenapa bengong, istriku?" Suara Rega menyentak pundak mungil Vanessa yang terkejut. Lelaki itu duduk di sofa sambil menepuk pahanya. "Kemari lah..."
Mata Vanessa terarah kepada dada bidang Rega hingga dia meneguk saliva gugupnya, dari dada ke perut lantas turun ke bawah yang tentunya membuatnya lebih merinding lagi.
Dia saksinya bahwa cicit cuit laki-laki itu begitu menyeramkan. Tak mau meladeni pusaka menakutkan suaminya Vanessa segera masuk ke dalam selimut lalu memejamkan mata erat-erat.
"Vanessa!" Rega bangkit dari duduknya, lalu datang menarik selimut yang mengungkung istrinya. "Jangan tidur sebelum aku suruh!"
"Ueeegh...."
Vanessa muntah dan membuat mata laki-laki itu melotot penuh. "What the hell!" teriaknya.
Vanessa menyengir kemudian menutup mulutnya yang basah. Barusan dia memasukkan jari pada tenggorokannya sampai meluah.
Ini salah satu cara orang diet saat ingin memuntahkan makanannya. Tidak salah, setidaknya itu berguna untuk Vanessa.
"Anes mual. Anes kayaknya ngidam deh. Anes nggak bisa deket deket sama Om." alibinya.
Kaki jenjang Vanessa mendorong pelan-pelan paha Rega agar menjauhi dirinya. "Hus, pergi hus! Jauh-jauh hus!" usirnya.
"Kita bahkan belum malam pertama!" Rega mengernyit. Seenaknya saja anak ini bicara seperti itu setelah membuatnya menjadi suami dadakan. "Bangun, aku tidak mau tahu!"
Bel yang berbunyi membuat Vanessa lega, karena pada akhirnya Rega harus menjauh dari ranjangnya demi membuka pintu tinggi kamarnya.
Rupanya Kimmy yang masuk membawa sejumlah pakaian untuknya. Meski dadakan dan tidak dimeriahkan, ibu mertuanya terlihat berharap banyak dari pernikahan ini.
"Ini pakaian tidur mu, Anes." Vanessa bangun, dan tersenyum menyambut.
"Tidur mu akan lebih nyaman dengan pakaian ini. Sekarang ganti pakaian mu." Kimmy menyodorkan dress tidur tali kecil yang sangat lucu. Cocok untuk anak seusia Vanessa.
"Wah lucunya." Vanessa sumringah, selera mereka sepertinya sama. Menyukai warna merah muda yang gemas. "Makasih Tante... Eh, Mami," ralatnya.
"Kau suka?"
Vanessa mengangguk antusias bahkan tersenyum begitu manis. "Anes suka banget sama warnanya. Tapi..."
"Apa?" Kimmy melihat raut Vanessa yang dalam sekejap mendadak pudar.
"Sayang, kamar ini terlalu seram. Tidak secerah kamar Anes di rumah." Gadis itu menyatukan kedua ujung telunjuk mungil miliknya. "Apa boleh kalau Anes ganti warna kamar ini supaya terang?"
"No!" Rega memotongnya. "Kamar ini tidak akan pernah ganti warna!" putusnya.
Vanessa mencebik bibir.
Kimmy menghela napas. Rupanya dinginnya Raja masih lebih baik. Lihat, Rega tak seperti Raja yang menurut saja saat dia mengganti seisi kamarnya.
"Ya sudah sekarang ganti baju. Baru mulai tidur. Masalah kamar. Kita diskusikan besok."
Rega mengerut kening menatap heran wajah ibunya. Untuk apa didiskusikan kembali. Dia sudah kekeuh untuk tidak mengganti warna apa pun di kamar ini.
Vanessa yang merasa sedikit lega, gadis itu membawa dress tidurnya untuk dipakainya di dalam kamar mandi.
Sedang mata Kimmy, menatap sinis putranya yang sudah berani melakukan kesalahan; yaitu tidur dengan perempuan sebelum pernikahan. Janji untuk tidak nakal, telah Rega ingkari kali ini.
"Dengar Mami, Rega. Kamu, tidak boleh menyentuh Anes selama hamilnya belum memasuki trimester ke dua. Ingat, dia wajib kamu perlakukan sebaik-baiknya, mengerti?"
"Hmm." Rega mengangguk. Tatapan mata membunuh ibunya cukup membuatnya ciut dan menunduk takut.
"Bagus..." Kimmy bersidekap. Tak lama kemudian maniknya terarah pada Vanessa yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Rega terpelongo, di sini dia baru tahu kalau ternyata rambut istrinya hanya sebahu. Dan ini kali pertama dia melihat surai gemas itu tergerai. Cantik, mempesona begitu kira-kira tanggapan hatinya yang tak mungkin berkelit.
"Rega..." Kimmy melirik putranya yang terlihat menginginkan istrinya. "Rega!" ulangnya ketus.
"Ah?" Rega tersadar dari lamunan dan hampir saja liur terjatuh dari bibirnya.
"Ingat kan pesan Mami barusan? Kau tidak boleh menyentuhnya selama dia hamil muda."
"Hmm. Lagi pula aku tidak menyukainya."
Kimmy menggeleng mendengar gerutuan tidak tahu malu putranya. Barusan terlihat jelas iler hampir terjatuh karena terkesima, tapi pandai dia berkilah.
"Tidak kebesaran kan, Mam?" Vanessa berputar di depan Rega dan Kimmy. Gerakan itu terlihat sangat menggemaskan di mata Rega.
"Kau terlihat seperti badut dengan baju tidur itu! Sangat jelek!" Rega berjalan bersidekap lantas masuki ke dalam selimutnya setelah membuat Vanessa mencebik.
Kimmy menghela. Padahal Vanessa sangat cantik dengan dress itu. Tapi, Rega tak mau memujinya. "Kau sangat cantik, Anes."
"Hihi..." Vanessa malu sendiri setelah mendapat pujian dari ibu mertuanya.
Kimmy tak mau lama-lama mengganggu istirahat menantunya. Dia pergi setelah cukup memastikan Vanessa nyaman di ranjangnya.
Sementara Rega melirik gadis yang baru saja berbaring membelakanginya. Dia harus setuju jika hatinya berkata jujur bahwa kulit Vanessa sangat mulus, tampak licin, padat dan kencang.
"Selamat malam, Om..."
Ada suara menguap juga yang Rega dengar sebelum senyap tergantikan oleh deru dengkuran halus istri kecilnya.
Drrrrtt...
Ponselnya bergetar di atas nakas. Dan dia baru sadar bahwa sedari sore tadi, dirinya tak menilik sedikit pun layar ponselnya yang dipenuhi pesan dan panggilan tak terjawab.
📩 [Besok jadikan fitting baju? Kamu malah nggak bales pesan-pesan ku?] Hilda.
"Oh Tuhan... Aku harus apa sekarang?" Rega mendengus dengan wajah memelas.
...📌 Boleh dong tap tandA love nya di bawah... Dan aku masih menunggu judul yang kalian sarankan yaaa, nanti aku pilih yang paling cocok......