Tak disangka, Alfano Yudhistira seorang CEO angkuh terkena jebakan musuhnya yang memiliki dendam karena lelaki itu telah menghancurkan bisnisnya dengan memberikan obat yg menyebabkan Alfano bermalam bersama gadis yang tidak ia kenal.
Disisi lain, gadis itu merupakan karyawan swasta yang baru saja dipecat dari perusahan besar yang tak lain adalah perusahaan Alfano karena dikhianati oleh pacar sekaligus partner kerja. Ia bernama Asmara Raniata, gadis desa yg berhasil merantau di ibukota tapi naas, kegadisannya diambil oleh CEO mantan perusahaan tempat dia bekerja.
Apakah dari hubungan semalam itu menumbuhkan benih kehidupan dan membuat ikatan antara kedua manusia tak saling kenal menjadi takdir hidup bersama ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amarah Mami
Seminggu kemudian, waktunya restauran Enak Kabeh opening. Asmara dan Bunga melakukan pembukaan restaurannya dengan memberikan diskon 50% untuk setiap pembelian.
Menu menu yg Asmara buat sangat sesuai dengan lidah orang Sunda. Dari sambelan lalapan hingga makanan prasmanan untuk pesanan.
Pemasaran Bunga sangat luar biasa , buktinya di hari pembukaan ini mungkin ada 1000 pelanggan yg mencoba masakan dari Enak Kabeh. Maklum, suami Bunga yaitu Dirga juga adalah seorang pembisnis meskipun bukan FnB tapi ilmu bisnisnya ia ajarkan juga kepada istrinya.
Hampir semua pelanggan puas dengan makanan dari Enak Kabeh, mungkin beberapa orang saja yg merasa terganggu dengan antrian panjang sehingga mood untuk mencoba restauran baru ini berkurang. Tapi soal rasa, masakan Asmara dan team dijamin enak kabeh.
"Wah, marketingmu luar biasa!" puji Asmara ketika hari menjelang sore dan bahan makanan didapur sudah mau habis.
"Alhamdulillah, ilmu dari Mas Dirga berguna juga hahaha" sahut Bunga merasa bangga memiliki suami pembisnis juga.
"Semoga restauran kita seperti ini ya ramenya, meskipun sudah tidak opening dan harganya normal" kata Asmara.
"Pasti dong. Harga yg kita pasang udah murah loh dengan kualitas bahan makanan kita yg baik ditambah lagi masakanmu enak jooos!" giliran Bunga yg memuji masakan Asmara.
"Ah kamu bisa ajaaa. Alhamdulillah si kembar juga udah gak rewel, dia ngerti mominya bekerja untuk mereka" ucap Asmara sambil mengelus perutnya yg sudah terasa lebih membuncit sejak seminggu yg lalu, gimana gak makin buncit entah kenapa setelah dirinya tau hamil dan meminum obat2 dari dokter Aryanti, nafsu makannya bertambah dan mual pun udah jarang.
"Alhamdulillah, memang mereka pengertian! " seru Bunga ikut mengelus perut Asmara.
Mereka pun melanjutkan melayani sisa sisa pelanggan sebelum ditutup di hari pertama Enak Kabeh buka.
.
Lain tempat , ya tentunya tempat si lelaki yg menghamili Asmara dengan meninggalkan benihnya hingga tumbuh 2 janin. Siapa lagi kalau bukan CEO angkuh , Alfano.
Seminggu ini, kondisinya makin parah. Udah gak mau makan, mual mual terus, dan moodnya berantakan, hingga beberapa pekerjaan terpaksa Jaka ambil alih.
Bu Laras yang melihat perubahan putranya itu merasa heran dan mulai melakukan interogasi ketika Alfano berada dirumah setelah pulang kerja dengan wajah yg ditekuk dan terlihat tak bertenaga.
"Alfano, sini duduk bareng mami di ruang keluarga. Mami mau ngomong sesuatu" panggil Larasati atau panggilan singkatnya Laras ketika melihat Alfano masuk kerumah.
Alfano tanpa bersuara pun mengikuti ucapan maminya untuk duduk di ruang keluarga.
"Mami perhatiin, udah hampir sebulan setiap pulang kerja wajahmu kusut kayak keset, apakah ada masalah? Apalagi seminggu ini kalau pagi , muntah2 terus, gak mau makan, jarang senyum. Mami khawatir kalau kamu kena guna guna" kata Laras mulai mengintrogasi putranya.
"Hmmm, maafkan Alfano mi" jawab singkat Alfano, mungkin saat ini pas untuk mengakui kesalahan semalamnya.
"Loh kenapa minta maaf? Mami kan cuma tanya, kamu ada masalah ta?" tanya Mami lagi heran dengan permintaan maaf Alfano tiba tiba.
Alfano mengambil nafas dalam dalam kemudian mulai beranikan jujur tentang bermalam bersama seorang wanita yg sudah penuh mengisi pikiran dan hatinya dengan rasa bersalah. Akhirnya Alfano mengakui jika dia salah.
"Maafkan aku, mami. Sepertinya aku kena karma dari seorang wanita" lirih Alfano menundukan kepala.
Laras masih bingung dan belum berfikir aneh aneh. Karena ia penasaran, melihat tingkah Alfano yg makin mencurigakan, tangan Laras terangkat menyentuh rahang putranya dan didongakanlah wajah yg tadi menunduk menatap wajahnya.
"Kalau ngomong itu ditatap lawan bicaranya, Boy" tegur Laras pada putranya.
"Maafkan aku, Mami. Aku sudah menodai seorang wanita" jujur Alfano dengan tatapan penuh penyesalan.
Seketika itu Laras melepaskan tangannya dari wajah putra kesayangannya itu lalu menatap serius lelaki yg berada didepannya.
"Apa kamu bilang?" tanya tegas Laras dengan tatapan tidak percaya.
"Maafkan aku, mami. Aku sudah memaksa wanita untuk menjadi tempat pelampiasan hasratku sebulan lebih yg lalu. Aku dijebak oleh Parmana, mi" jelas Alfano dengan nada seperti memohon ampun pada maminya.
Laras pun duduk lemas menyandarkan tubuhnya dikursi. Ia tidak menyangka anaknya bisa berbuat kejam pada seorang wanita dan tidak bertanggung jawab.
Laras tidak mengatakan apapun, ia berdiri dari duduknya dan langsung menghujani tubuh putranya itu dengan pukulan.
"Kurang ajar kamu!!! Siapa yg ngajarin kamu berbuat bejat begitu, Alfano!!" seru Laras dengan amarah dan kecewa.
"Ampun, mami. Aku salah tapi Parmana lebih salah karena menjebakku. Selama ini aku tidak menyukai wanita karena pengalaman diselingkuhi oleh Alexa ketika kuliah, mami taukan betapa sedihnya aku dulu" ucap Alfano membela diri, tapi pukulan mominya masih belum berhenti.
"Tapi kamu juga salaaaah!!! Kok bisa bisanya dilampiasin sama wanita yg gak kamu kenal, kamu memperkosanya kan!" lagi lagi suara Laras mengelegar di ruang keluarga itu.
"Ampun mami, aku salah. Maafkan aku. Aku masih berusaha mencarinya. Dia ternyata mantan karyawan perusahaanku, jadi aku punya datanya" jawab Alfano dengan posisi masih meringkuk karena punggungnya dipukuli oleh maminya.
Laras pun menghentikan pukulannya lalu beranjak pergi tanpa berkata apapun pada putra yg sudah mengecewakan dirinya.
Alfano pun menetes kan air mata karena rasa bersalahnya yg semakin lama juga membuat dia tidak tenang untuk hidup.
