Rahasia With Ipar

Happy reading.....

Amanda sampai di rumah, tapi sebelum dia masuk ke dalam wanita itu menarik nafas secara perlahan, kemudian mengeluarkannya. Dia tidak mau orang-orang tahu terlebih dahulu tentang hubungan gelap antara suami dan juga adiknya.

Karena Amanda ingin mendapatkan bukti yang akurat untuk menciduk mereka berdua, dan wanita itu sedang menyiapkan rencana untuk membongkar semua kejahatan dua pengkhianat itu dan memberikan mereka balasan.

Namun, sebelum rahasia keduanya terbongkar, Amanda akan sedikit bermain dan membalas semua rasa sakit yang ada di dalam hatinya.

"Sayang, kamu baru pulang?" tanya Tante Dina saat dia sedang duduk di ruang tamu dan membaca majalah.

"Iya Mah," jawab Amanda. Kemudian dia mencium tangan Tante Dina.

Setelah itu Amanda pun naik ke lantai atas untuk membersihkan diri, tapi sore ini dia tidak ikut memasak, sebab mood-nya juga sedang tidak baik. Namun saat dia akan menaiki tangga, wanita itu berhenti saat melewati kamar tamu.

Dia ingat waktu itu saat mencari Darius yang tidak kunjung masuk ke dalam kamar, Amanda mendengar suara kenikmatan dari adiknya.

'Jangan-jangan waktu itu bukan suaranya Haris, tapi suara mereka berdua yang sedang bercinta?' batin Amanda sambil mengepalkan tangannya.

Kemudian dia masuk ke dalam kamar tamu tersebut yang tidak pernah diisi oleh siapapun, kecuali jika ada tamu ke rumah tersebut.

Matanya menatap ke sekeliling kamar, di mana kamar itu terlihat begitu sangat rapi, kemudian Amanda berjalan ke arah tempat tidur. Namun, matanya tertuju kepada nakas yang ada di samping ranjang tersebut, di mana ada jam tangan Darius di sana.

"Ini bukannya jam tangannya Mas Darius ya? Pantesan sudah beberapa hari ini aku tidak melihatnya," gumam Amanda sambil mengambil barang tersebut.

Entah kenapa feeling Amanda mengatakan jika kedua penghianat itu sering melakukan aksinya di kamar tersebut. Lalu Amanda pun mulai menaruh CCTV yang tidak bisa dijangkau oleh pelayan di sana saat membersihkan kamar itu, yang pastinya langsung menuju ke arah ranjang.

'Kita akan bermain-main sedikit dua ular. Dan pastinya tidak akan ada kata maaf. Dan kalian akan mendapatkan balasannya, namun sebelum kejahatan kalian terungkap, aku akan membuat kalian merasakan sakit jauh dari apa yang kurasakan saat ini!' batin Amanda sambil tersenyum menyeringai.

Setelah itu dia pun keluar dari kamar, namun berbarengan dengan hal itu seseorang menyapanya. Dan ternyata itu adalah Fitri yang baru saja pulang.

"Kakak habis ngapain dari sana?" tanya Fitri dengan tatapan menyipit.

Amanda sempat terkejut, dia melihat ke arah Fitri dari atas rambut sampai ujung kaki. Dadanya seketika berdenyut nyeri saat melihat adik yang selama ini ia sayangi ternyata menusuknya dari belakang.

Kemudian Amanda berjalan ke arah Fitri dengan tersenyum menyeringai, membuat wanita itu seketika memundurkan langkahnya hingga membentur tembok.

Satu tangan Amanda menompang di dinding dengan tatapan yang begitu sinis kepada Fitri, membuat wanita itu sedikit ketakutan.

"Kakak kenapa sih? Kok ngeliatin aku kayak gitu banget?" tanya Fitri dengan sedikit gugup.

Kemudian Amanda merubah ekspresinya kembali lalu dia pun terkekeh. "Kamu ini baru digituin aja sudah ketakutan. Sudah kayak pencuri aja yang ketahuan. Udah ah, kakak mau masuk kamar. Tadi nggak sengaja lewat pintunya kebuka, jadi kakak masuk deh," jawab Amanda sambil mengibaskan tangannya, kemudian dia melenggang menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas.

Fitri menghela nafas lalu mengusap dadanya. Dia pikir Amanda ingin mencekiknya, karena terlihat dari sorot kedua mata kakaknya wanita itu seperti sangat marah kepada dirinya.

"Lain kali jangan seperti itu, Kak! Buat aku jantungan aja!" teriak Fitri.

Langkah Amanda terhenti, kemudian dia berbalik saat sudah menaiki setengah tangga. "Jangan takut kalau kamu tidak mempunyai salah. Kenapa harus takut?' Amanda kembali melanjutkan langkahnya.

Namun, Fitri sedikit heran dengan kata-kata kakaknya, seakan mengisyaratkan sesuatu namun tidak tahu itu apa.

Sementara Amanda hanya tersenyum sinis saat melihat ekspresi Fitri yang ketakutan. 'Baru aku gituin aja kamu sudah ketakutanm Gimana kalau aku benar-benar bermain lebih licik dari kalian?' batin Amanda.

.

.

Malam ini semua sudah berada di meja makan untuk makan malam, kemudian pelayan membawakan salad buah pesanan Fitri yang tadi sore di pesan oleh wanita hamil itu.

Saat Fitri mengunyah salad tersebut, seketika dia langsung memuntahkannya kembali, membuat semua mata memandang ke arahnya.

"Huuweeek! Apa-apaan ini? Kenapa saladnya asin sekali!" jerit Fitri sambil mengusap lidahnya yang terasa begitu sangat asin.

"Masa iya sih sayang, saladnya asin?" heran Haris.

"Seriusan, Mas. Kamu cobain!" Fitri menyodorkan mangkuk yang berisi salad, kemudian Haris mencobanya dan benar saja rasanya begitu sangat asin seperti hanya garam saja.

Kemudian dia memanggil pelayan yang tadi memberikan salad kepada istrinya. "Apa yang kamu berikan kepada istri saya, hah! Kenapa rasanya sangat asin? Kamu ingin meracuni istri saya!" bentak Haris.

"Saya tidak tahu Tuan, tapi tadi saya membuatnya sesuai dengan takaran dan saya tidak mencampurkan garam Tuan, sumpah. Saya tidak mencampurkan apapun," jawab pelayan itu sedikit ketakutan.

"Kalau kamu tidak mencampurkan apapun, kenapa saladnya bisa asin seperti ini?!"

Tante Dina yang melihat keributan di meja makan pun akhirnya menenangkan. "Sudah Haris. Sudah. Mungkin tadi pelayannya tidak sengaja memasukkan garam ke salad tersebut, kamu bawa lagi saladnya! Lalu bikin yang baru," ucap Tante Dina.

"Tidak usah Mah! Fitri sudah tidak berselera," Timpal wanita itu.

Akhirnya pelayan membawa kembali salad tersebut dan membuangnya, sementara Amanda hanya tersenyum tipis sambil mengaduk makanannya.

'Rasakan itu! Ini baru hal kecil saja dari pembalasanku. Aku senang melihat kamu seperti itu Fitri, tinggal giliran kamu Mas Darius,' batin Amanda.

Ya. Itu semua adalah kerjaannya Amanda. Tadi sore dia tidak sengaja mendengar permintaan Fitri yang meminta kepada pelayan untuk dibuatkan salad.

Dia pun berinisiatif untuk mengerjai wanita itu, setelah pelayan menaruh salad di dalam kulkas Amanda pura-pura mengambil air dingin, padahal di tangannya sudah ada garam dan dia langsung mencampurkannya ke salad tersebut dan mengaduknya.

Wanita itu sangat puas saat melihat ekspresi Fitri yang tidak karuan saat merasakan salad yang bukan hanya manis, namun sangat asin. Karena Amanda memasukkan 5 sendok garam ke dalam salad itu.

'Makan tuh asinnya salad, baru akan aku buat hidupmu menjadi sangat asi. Namun bukan itu saja, tapi akan pahit dan pedas juga!' batin Amanda sambil mengangkat satu alisnya.

Setelah makan malam selesai, Amanda langsung masuk ke dalam kamar. Dia mengecek butiknya, namun sebelum itu dia mengirim pesan kepada Lulu tentang apa yang dia lakukan tadi.

Amanda : (Kamu tahu tidak, Lu? Aku baru saja mengerjai wanita sundal itu).

Lulu : (Oh iya. Memangnya kamu mengerjai apa?)

Amanda : (Aku menaruh 5 sendok garam di dalam salad yang dia pesan kepada pelayan. Ya ... walaupun kasihan juga pelayan itu dimarahi, tapi aku sangat senang melihat ekspresinya).

Lulu : (Hahaha! Kamu serius? Biar saja tuh orang makan salad asin, tapi aku jadi semakin ingin melihat wajahnya menderita. Ya, walaupun dia adikmu, tapi tidak sepantasnya dia melakukan itu kepadamu!)

Amanda : (Iya kamu benar . Dia adik yang kusayangi, tapi tidak kusangka dia menusukku dari belakang).

Lulu : (Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan! Lebih baik kak kita sekarang mikirin rencana untuk selanjutnya. Apa kamu sudah ada rencana lagi untuk membalas suamimu?)

Amanda : (Sudah, dan malam ini akan kujalankan).

Lulu : (Apa itu? Kasih tau aku dong!)

Namun, Amanda tersenyum sebelum membalas pesan tersebut, kemudian dia pun menjelaskan tentang rencananya untuk memberi pelajaran kepada Darius.

Dia mendengar pintu kamar terbuka. 'Yes! Akhirnya dia masuk juga. Pembalasan akan segera dimulai.' batin Manda.

BERSAMBUNG....