NovelToon NovelToon
Aku Di Sini Istriku

Aku Di Sini Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / CEO / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nadya

Demi menjalankan wasiat dari almarhum Om nya Kean rela menikahi Tasila yang merupakan istri dari sang om yang ditinggal meninggal. Kean rela menikahinya secara diam-diam demi bisa merawat dan menjaganya karena sejak ditinggal meninggal oleh sang Om Tasila menderita obsessive compulsive disorder.
Dengan sabar dan ikhlas Kean berusaha mempertahankan pernikahannya walaupun beberapa kali ia merasakan sakitnya tak dianggap. Namun, Kean tak menyerah! Demi mendapatkan hati istrinya Kean rela melakukan apapun bahkan hal-hal konyol yang sebenarnya bukanlah ciri khasnya sebagai seorang CEO muda yang cool.
____
Mampukah Kean mendapatkan hati Tasila seiring berjalannya waktu? Dan mampukah ia membuat sang istri benar-benar sembuh dari penyakitnya?
•••••••
(SEQUEL The Waits Gets Duda Elegan-Bisa dibaca terpisah)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penghuni Paviliun

Aktivitas Kean hari ini Ia hanya ingin memotret beberapa sudut kota kelahirannya. Karena keasikan memotret tak terasa sudah hampir 1km Ia berjalan menelusuri pertengahan kota yang asri itu.

Tak sadar langkahnya sudah sampai disebuah jembatan kayu penghubung pantai yang dahulu sempat menjadi tempat favoritnya bersama sang mantan kekasihnya.

Kean pun lanjut memotret keindahan air laut didepannya tanpa memikirkan masa lalu. Toh Ia sudah move on dari jauh-jauh hari.

"Kean." Kean mengalihkan kameranya mendengar suara yang cukup familiar di telinganya.

"Rey? Astaga bro." Kean langsung memeluk laki-laki itu.

"Apa kabar? Udah lama gak pulang ke Sydney. Tumben lo betah di Jakarta." Rey terkekeh.

"Gue baik kok. Ya... Gue abis nyelesain sedikit problem lah. Lo sendiri belum mau balik ke Jakarta? Udah selesai, kan S2 lo di sini?"

"Entah lah Ke, gue masih bingung sama keputusan gue. Gue belum siap ketemu masa lalu gue di sana."

Kean merangkul pundak sohibnya itu dengan sesekali menepuk.

"Kalau dasarnya emang bukan jodoh pasti ada hari di mana lo ngerasa hambar dan udah gak ada artinya lagi perempuan itu buat lo. Saran gue, lo coba buka hati buat perempuan lain insyaallah allah bakalan ngasih jalan kalo lo punya niat baik untuk memperbaiki masa depan lo."

"Gitu ya.... Eh, tunggu." Rey yang semula manggut-manggut saja tiba-tiba syok.

Rey menatap Kean dengan tatapan tajam menelisik.

"Gue gak salah nyamperin orang, kan? Lo bener Kean, kan temen kuliah gue?" Rey memegang pelipis Kean untuk memastikan.

"Apaan si lo." Kean menyingkirkan tangan Rey.

"Enggak, maksud gue ini kuping gue yang kebanyakan kotorannya atau lo yang emang tadi ngomong insyaallah?"

"Gue yang tadi ngomong insyaallah." Santai Kean.

"Sejak kapan lo punya sifat toleransi sama gue?"

"Siapa yang toleransi sama lo? Gue cuma nyebut nama tuhan gue." Kean menjelaskan sambil memotret.

"Tuhan lo? Sejak kapan?" Rey semakin shock mengetahui hal ini.

"Kurang lebih 5 bulan yang lalu gue ngucap syahadat."

"Masyaallah Ke, gak nyangka gue. Kesambet apa lo bisa tiba-tiba login gini?"

Rey benar-benar merasa tidak percaya dengan pengakuan temannya itu. Kean yang Ia kenal adalah laki-laki yang keras kepala dan selalu menentang adanya tuhan. Dia dahulu pemegang aliran atheisme akut seperti orang-orang kebanyakan di kota ini.

Walaupun Kean berdarah Indonesia dan lancar berbahasa Indonesia juga namun, laki-laki itu lebih lama menghabiskan waktunya di Sydney daripada di negara mayoritas muslim itu.

Jadi wajar saja jika Kean sempat terpengaruh cukup lama bahkan hampir mendarah daging jika saja waktu itu Allah tidak mengirimkan Tasila sebagai perantara hidayah untuknya.

"Sembarangan lo. Gue masuk islam karena hidayah bukan karena yang lain." Rey mengangguk-angguk mendengar penjelasan Kean.

"Pantes hawa dan aura lo lebih adem sekarang. Gak urakan kaya dulu lagi yang dikit-dikit ke bar, dikit-dikit main cewek, dikit-dikit check in, dikit-dikit maksiat."

"Berisik lo ah!" Kean memutar bola matanya malas.

"Tapi demi Allah Ke, gue seneng banget denger lo login. Semoga lo lempeng terus ya, awas aja gue liat lo ke bar lagi."

"Hmm Aamiin." Kean hanya bergumam dengan malas.

****

"Memangnya aku seburuk itu ya?" Kean merebahkan tubuhnya dengan perasaan lelah.

Entah kenapa Kean merasa overthinking mendengar ucapan Rey tadi. Ia tau dirinya memang bukan orang baik bahkan sampai saat inipun ia belum tentu sudah baik di mata Allah.

Namun, Kean tidak menyangka jika dirinya dulu sekotor itu. Pergaulan bebas yang ia rasakan di sini sungguh membuatnya hilang arah.

"Astagfirullah hala'dzim." Kean memejamkan matanya ia benar-benar menyesal pernah menjadi manusia yang gemar bermaksiat bahkan yang ia lakukan rata-rata adalah dosa besar.

Kean tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara alarm pengingat di handphonenya. Kean meraih handphonenya dan membaca tulisan yang tertera, yang ternyata pengingat waktu sholat.

Karena di Sydney tidak ada orang adzan tentu saja Kean harus pintar-pintar memanfaatkan handphonenya sebagai alternatif agar Ia tidak lalai dengan kewajibannya.

"Astagfirullah hala'dzim. Kenapa aku jadi overthinking seperti ini? Dosa-dosa masa lalu aku sudah Allah hapus sepenuhnya ketika aku selesai membaca syahadat. Fokusku saat ini seharusnya pada tahap memperbaiki diri sebagai seorang muslim. Astagfirullah hala'dzim." Kean beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi.

****

Pagi-pagi sekali Kean sudah rapih dengan setelan kemeja biru polos dan celana jeans nya. Di tangan kanannya terdapat sebuah koper berukuran sedang.

Yah, hari ini Kean akan kembali ke Indonesia karena tugasnya di kota kelahirannya ini telah selesai.

"Mari Pak mobilnya sudah saya siapkan di bawah." Riko sang asisten membantu membawakan beberapa tas milik Kean.

"Terimakasih." Balas Kean seraya berjalan mengikuti Riko.

Di perjalanan pulang Kean terus-terusan melamun memikirkan nasib Tasila di sana dan cara bagaimana Ia mempertahankan pernikahannya ini. Memang tujuan utamanya adalah menjaga Tasila dan merawatnya hingga sembuh.

Namun, jika pernikahan ini bisa dipertahankan kenapa tidak? Kean juga ingin merasakan happy ending di ranah percintaannya.

Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 9 jam, 7 jam di pesawat dan 2 jam sisanya perjalanan naik mobil. Kean akhirnya sampai juga di mansion nya setelah perjalanan panjang yang cukup melelahkan itu.

"Makasih ya Pak." Kean pun membayar taksi online yang Ia pesan.

"Saya duluan ya, kamu hati-hati." Kean menepuk pundak sang asisten sebelum turun.

"Iya Pak terimakasih atas kepercayaannya." Kean hanya mengangguk seraya menutup pintu.

Kean pun melangkah memasuki gerbang yang nampak sudah di buka oleh penjaga rumahnya.

****

"Aduh." Tasila memegangi kepalanya yang tiba-tiba saja terasa sakit.

"Astagfirullah hala'dzim Nyonya." Bi Siti yang kini sedang menemani Tasila memasak pun seketika langsung mendekat dan menahan tubuh Tasila yang nampak sempoyongan.

"Kalo nyonya sakit kita ke rumah sakit ya."

Tasila menggeleng. "Aku baik-baik aja kok Bi gak usah khawatir."

"Bener?" Tasila tersenyum dan mengangguk.

"Assalamu'alaikum." Keduanya menoleh mendengar suara bariton itu.

"Wa'alaikumsalam." Jawab keduanya serentak.

"Pagi Den Kean." Sapa Bi Siti.

"Pagi Bi."

"Udah selesai kerjaan kamu di Sydney?" Tanya Tasila.

"Udah, saya bawain kamu sama Bi Siti oleh-oleh." Kean meletakkan dua buah Tote bag ke atas meja.

"Masyaallah makasih ya." Tasila pun meraih tote bag tersebut dengan senang hati begitupun dengan Bi Siti.

"Mmm... Sebenarnya saya kesini mau izin juga sama kamu La."

Dahulu waktu Gezze masih hidup memang Kean memanggil Tasila dengan embel-embel tante namun, sejak Gezze meninggal Tasila melarang Kean untuk memanggilnya dengan sebutan tante lagi karena Ia merasa tidak nyaman. Ditambah umur mereka yang tidak terlalu jauh.

Tasila mengernyitkan dahinya bingung. "Izin apa?"

Kean melirik sekilas ke arah Bi Siti.

"Saya mau nempatin paviliun di belakang. Soalnya untuk beberapa bulan ke depan saya harus ngurusin proyek di sekitaran sini yang gak memungkinkan buat saya bolak-balik ke rumah, soalnya... Mmmm..."

"Ada perbaikan jalan, kan Den Kean? Nanti macet kalo Den Kean pulang pergi terlalu jauh." Timpal Bi Siti membantu Kean merangkai alasan.

"Iya. Bener kata Bi Siti. Kalo kamu mau saya bayar, gak papa kok nanti tiap bulan saya bakalan bayar uang kamar ke kamu."

Tasila mengernyitkan dahinya sejenak sebelum akhirnya tertawa mendengar ucapan Kean.

"Kamu ini kaya sama siapa aja. Kamu boleh kok nempatin paviliun belakang se-lama yang kamu mau. Tapi kalo suatu saat saya butuh bantuan tenaga laki-laki kamu bisakan bantuin saya?"

"Bisa, bisa banget." Kean antusias.

"Yes." Karena terlalu senang Kean refleks melompat hingga hal itu membuat Tasila merasa aneh.

"Yaudah sana bawa barang-barang kamu ke belakang. Kalo paviliunnya berantakan minta tolong art buat bersihin." Perintah Tasila.

"Iya iya makasih."

Saat Tasila sedang tidak memperhatikan, Kean pun mengacungkan ibu jarinya ke arah Bi Siti. Bi Siti membalas dengan senyuman simpul dan anggukan pelan.

***

Kean merebahkan tubuhnya ke atas kasur dengan senyuman yang tak kunjung pudar. Setelah sekian lama (sekian lama untuk Kean) (3 hari untuk reader's) akhirnya Ia dapat berjumpa dengan perempuan cantik yang telah mengisi kekosongan hatinya itu lagi.

Kini posisi Kean sudah semakin dekat. Berarti tinggal pendekatan ke2 sampai ke100 lagi saja yang harus Ia lakukan.

"Hufh... Selanjutkan aku harus apa? Rasanya benar-benar bingung. Dulu cuma bermodalkan tampang dan uang yang aku punya perempuan-perempuan udah langsung nemplok. Tapi, aku gak pernah dapetin perempuan alim kaya Tasila jadi, bisa dibilang aku ini masih basic dalam percintaan yang sebenarnya."

"Kasih bunga gak mungkin, kasih cokelat bukan ABG, kasih uang dia udah kaya, kasih barang branded pasti dia bingung. Apa gak ada cara lain apa selain ngasih-ngasasih?" Kean berusaha berpikir keras.

"Andai aku bisa deket sama dia kaya waktu dia masih jadi asisten aku."

Waktu Gezze masih hidup Tasila memang sempat melamar di kantor milik Arin Mamah Kean dalam wujud penyamaran. Dan Ia pun diterima di posisi asisten. Sebenarnya Tasila waktu itu adalah asistennya Arin namun, karena Kean menggantikan posisi sang Mamah untuk sementara akhirat Tasila pun mau tidak mau menurut untuk menjadi asisten Kean juga.

Tasila melakukan penyamaran dan mengambil pekerjaan sebagai asisten pribadi tak lebih hanya untuk membantu masalah suaminya. Ia ingin mencari bukti kejahatan Kakak iparnya alias suami Arin, yang saat itu masih menjadi CEO di kantor Arin sebelum akhirnya masuk jeruji besi.

Di situ lah awal mula Kean jatuh hati kepada sosok Tasila yang waktu itu tersembunyi pada sosok bernama Nata yang diambil dari nama depannya NATAsila.

Nata adalah perempuan berkulit hitam, berkacama bulat, namun memiliki pemahaman yang tidak bisa diragukan yang tentu saja membuat Kean merasa takjub.

Karena penjelasan Tasila juga Kean akhirnya dapat mempercayai akan adanya tuhan yaitu Allah SWT. Kean merasa penjelasan Tasila lebih masuk akal dari orang-orang kebanyakan.

Walaupun pada saat itu Tasila menyamar sebagai perempuan yang buruk rupa namun, hal itu tidak menghalanginya untuk mengagumi perempuan itu secara diam-diam. Tanpa tau jika asistennya yang buruk rupa tersebut adalah istri dari Om nya sendiri.

Namun, setelah tau Tasila adalah istri dari Om nya pun nampaknya tidak membuat perasaan Kean untuk Tasila berubah sedikitpun yang tentu saja membuatnya bingung dan frustasi.

Hingga akhirnya hari ini Ia paham apa maksud dan tujuan Allah merangkai perasaannya. Sebuah perasaan yang Ia kira sangat mustahil dan akan menjadi penyakit namun ternyata mengandung hikmah yang cukup besar tanpa ia tau sebelum-sebelumnya.

"Ah, itu dia." Kean tersenyum saat satu ide terlintas di benaknya.

1
Marya Dina
cie ciee tasila seneng kan.
mooga bisa nerima kean.. sila..
Marya Dina
yes . akhirnya biar tasila tau...
mau liat bucin nya mereka lgi.
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Marya Dina
sy udh baca sampe 7bab. tapi kyak nya d baru y thor kemren d hapus
larasatiayu: bc pnyaku jg dong
Marya Dina: eh iya yak q baca sampe rasa syukur..🤭
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!