Siapa yang menyangka seorang Gus cucu dari pemimpin pesantren bisa melakukan kesalahan yang terbilang fatal.
Zayn tak sengaja meniduri seorang gadis yang merupakan teman adiknya. gadis yang kerap kali Zayn anggap sebagai musuhnya karna perilaku dan tindakan gadis itu.
Zayn terus memaksa akan bertanggung jawab meskipun gadis itu selalu menolaknya. rasa bersalahnya tak hilang begitu saja meski gadis itu tak mempersalahkan apa yang mereka lalu.
Lantas apakah mereka akan tetap diam atas dosa yang pernah mereka lakukan tanpa sengaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dalam pengaruh obat
Zayn bertanya-tanya siapakah gerangan yang akan menjadi jodohnya. Begitu kuatkah do'a orang itu sehingga hati Zayn tidak memiliki perasaan kepada siapapun?
Malam ini Zayn ada acara, lebih tepatnya ada acara perjumpaan donatur juga pengurus, di panti asuhan yang di bangun Mamanya. Tapi Zayn harus mengantarkan Lula dan adiknya pulang lebih dulu setelah sebelumnya mereka makan malam bersama. Mama Lexi dan Papa Kahfa di rumah sedari tadi, rencananya orang tua Zayn yang akan pergi menghadiri acara itu, tapi Kahfa yang mendadak tak enak badan akhirnya menyuruh Zayn untuk mewakili ketidak hadiran mereka.
Zayn sempat mengatakan mungkin malam ini ia tak pulang ke rumah. Hari ini Zayn sangat lelah, sehingga ia berencana jika acaranya sudah selesai Zayn akan menginap di hotel saja. Jika saja bukan Mamanya yang meminta Zayn, mungkin sudah menolak untuk mengikuti acara itu.
Di perjalan menuju tempat acara, Zayn mendengar dering ponsel, tapi bukan berasal dari ponsel miliknya, melainkan deringan yang berasal dari ponsel adiknya. Sepertinya ponsel Alexa memang ketinggalan di mobilnya.
Tertera nomor telepon di sana dengan bertuliskan 'No rumah Alexa.'
Zayn mengerutkan kening, ada hal apa gerangan sehingga Alexa menghubungi melalui telepon rumah bukan ponselnya.
Tak ingin terlalu lama di buat penasaran Zayn segera meminggirkan mobilnya dan segera, mengangkat panggilan di ponsel adiknya.
"Hallo, non Hanna. Tolong Non! Non Alexa bersikap aneh, sejak tadi Non Alexa berenang dan tanpa membuka pakaiannya. Non Alexa seperti bukan dirinya." Zayn dapat mendengar suara panik itu, Zayn yakin suara yang berasal dari ponsel adiknya adalah bibi yang bekerja di rumah Alexa.
"Sejak kapan Alexa seperti itu?" Zayn bertanya. Ia khawatir Alexa melakukan hal nekad karna cintanya yang kandas beberapa waktu lalu.
"Sejak setengah jam yang lalu. Den, saat Non Alexa pulang dari luar." Bibi itu heran mengapa yang mengangkat teleponnya adalah seorang pria.
"Terus awasi Alexa Bi, aku akan segera datang." Zayn menutup panggilan, ia memutar balik kendaraannya menuju rumah Alexa. Meski Zayn sudah hampir sampai ke tempat acara, tapi ia tak bisa membiarkan Alexa dalam kesulitan, nuraninya sebagai sesama manusia tergerak ingin membantu musuhnya itu.
Sekitar 40 menit Zayn baru sampai di halaman rumah Alexa. Zayn memarkir asal mobilnya dan langsung memasuki rumah Alexa yang tak terkunci.
Bibi langsung menghampiri Zayn. Dan mengatakan situasi yang terjadi. Alexa masih berendam di kolam renang dengan pakaian sudah Alexa lepas dengan sengaja, menyisakan sepasang da laman berenda berwarna hitam yang ia kenakan.
"Den, Non Alexa mengeluh panas sedari tadi. Bibi bingung, bibi juga sudah menghubungi Den Adam. Tapi Den Adam selalu menolak panggilan bibi. Tolong Non Alexa Den." ujar bibi panik.
"Bibi lebih baik istrirahat ini sudah hampir pukul sebelas malam. Aku yang bertanggung jawab pada Alexa." Zayn meminta bibi itu untuk istirahat.
Setelah kepergian bibi, Zayn secara terburu-buru mendekat ke arah kolam renang, ia dapat melihat kepala Alexa di permukaan air lalu sesaat kemudian Alexa menenggelamkan kepalanya, kemudian memunculkannya lagi, Alexa melakukan itu berulang kali.
"Alexa." Zayn memanggil Alexa namun gadis itu tak merespon.
Takut terjadi hal yang tak di inginkan Zayn membuka sepatunya dan ikut menceburkan diri ke dalam kolam.
Zayn raih tubuh yang sudah mendingin itu. Bibir Alexa juga bahkan sudah membiru, juga dengan telapak tangannya yang sudah mengerut dan mengeriput. Zayn membawa Alexa ketepian.
Zayn menyadari Alexa dalam keadaan hampir telan jang saat ia membawanya ketepian.
Ada yang aneh Alexa malah memeluk erat tubuh Zayn dan tak melepaskannya. Alexa bahkan mengecup dada bidang Zayn yang masih terbungkus pakaian.
"Alexa."
"Hmm, ada apa?"
Sesaat kemudian Alexa menyadari tindakannya. Alexa melepas pelukannya dan segera berdiri. "Pulanglah kak, ku mohon pulang jangan di sini." Alexa segera berlari menuju salah satu kamar yang terdekat ia batu sadar jika ia hampir telan jang di hadapan Zayn.
Zayn yang khawatir, membawa tubuhnya yang basah kuyup untuk mengikuti langkah Alexa. Tepat saat Alexa hendak menutup pintu, Zayn berhasil memasuki kamar yang sama dengan Zayn.
"Kak. Kenapa malah mengikutuku?" Sedari tadi Alexa tengah menahan ke inginnya untuk tidak menyentuh Zayn tapi pria itu malah turut memasuki kamarnya.
"Aku khawatir padamu?"
"Kak, kumohon pergilah. Sebelum semuanya tetlambat. Khawatirkan dirimu sendiri." Alexa menggelengkan kepalanya, sesekali ia memukul kepalanya sendiri yang mulai tak normal entah mengapa ia semakin berhasrat saat melihat Zayn di sana.
"Aku tak bisa meninggalkanmu dalam ke adaan seperti ini."
"Panas kak." Alexa mengipas wajahnya sendiri menggunakan kedua telapak tangannya.
Alexa dengan berani menarik Zayn, hingga pria itu terduduk di atas ranjang. Tidak cukup sampai di sana Alexa malah menjatuhkan dirinya kedalam pangkuan Zayn.
Srak ...
Seluruh kancing kemeja yang Zayn kenakan terbuka, bahkan beberapa di antaranya tercecer di atas lantai.
Dengan lancang jemari Alexa menyentuh Dada dan perut kekarnya.
Deg ...
"Tolong aku kak!" Zayn sekarang mengerti apa yang terjadi pada Alexa. Alexa pasti dalam pengaruh obat, Zayn yakin pengaruh obat itu mengambil kewarasan Alexa.
"Astaghfiruloh, astaghfirullah." Azayn berkali-kali beristighfar tapi ia tak dapat menolak apa lagi menghentikan sentuhan tangan Alexa di tubuhnya.
Entahlah Zayn tak mengerti akan reaksi tubuhnya sendiri. Meski ia memahami jika tanda ini adalah menjurus ke sudut perkembang biakan, tapi ia belum pernah merasakan hal ini sebelumnya. Zayn menikmati apa yang di lakukan Alexa padanya.
Matanya bahkan terpejam kala Alexa mulai menautkan bibirnya dengan sangat rakus. Alexa memgambil ciuman pertama Zayn dengan cara yang salah.
Zayn semakin tersesat saat dunia menawarkan surganya. Tidak hanya perlakuan Alexa yang membangkitkan Gairahnya, suara dan deru nafas Alexa membuat Zayn terlena dan terperosok ke jurang dosa. Zayn membiarkan Alexa berbuat sesuka hatinya untuk beberapa waktu.
Zayn kembali sadar dan segera menjauh, tapi Alexa malah semakin merapatkan dirinya pa Zayn.
Alexa mengambil tangan Zayn dan menangkupkannya pada kelembutan yang ia miliki. "Aahhh." satu era ngan lolos begitu saja dari bibirnya. Alexa menikmati sentuhan Zayn.
"Bantu aku kak!"
"Alexa, sadarlah. Ini salah!" Zayn sekuat mungkin menahan hasratnya, ia pria normal yang mana akan sangat bereaksi saat di perlakukan sedemikian rupa.
"Ayolah kak."
Cetak ...
Alexa membuka membuka kaca mata hitam miliknya dan melemparkannya ke sembarang tempat. Tidak cukup sampai di sana, Alexa kini sudah membuka celana da lamnya, sehingga ia mempertontonkan tubuh seksihnya di hadapan Zayn.
Zayn memalingkan wajah, baru kali ini ia melihat seorang gadis tanpa busana secara langsung, dari mulai wajah, leher juga sampai ke telinganganya Zayn merasa panas dan memerah. Miliknya juga terasa sangat sesak. Ini reaksi yang belum pernah Zayn rasakan sebelumnya.
Jika saja Zayn berniat lari, sebenarnya pintu kamar itu tidak terkunci, tapi entahlah Zayn hanya berdiri di tempatnya. Ia menikmati sentuhan Alexa.
Zayn menyadari Alexa dalam pengaruh obat, tapi ia tak memiliki kekuatan untuk menolak. Zayn akan membiarkan apapun yang terjadi malam ini.
Alexa berbuat semakin parah menyentuh tubuh Zayn juga dengan suara-suara anehnya yang mana membuat Zayn semakin terbakar.
"Alexa kau sadar aku siapa?" tanya Zayn.
"Kak Zayn."
"Kita sudah melakukan kesalahan. Pasti kau akan menyesal Alexa."
Alexa hanya diam saja tak menjawab, bibirnya kembali membungkam mulut Zayn, yang sedari tadi memperingati nya.
Zayn yang semula hanya diam kini mulai membalas ciuman Alexa. Ia tau seharusnya ini tidak terjadi, namun hawa nafsunya seketika mengunci pengetahuannya, akal sehatnya tidak ia pergunakan saat ini, yang ada di pikiran Zayn saat ini adalah, bagaimana caranya menuntaskan keinginan juga rasa penasaran di jiwanya.
Yang terpenting sekarang mereka melakukan apapun keinginan mereka, Zayn akan bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat malam ini.
Zayn bahkan melucuti pakaiannya. Siapakah yang patut di salahkan? Seandainya dosa itu benar-benar terjadi.
.
Siapapu asal jangan othor wkwkwk.