Ini adalah novel romansa. Yang menceritakan karier dan cinta. Mengisahkan cinta yang bahagia tentang meraka yang jatuh, gagal, bangkit lagi, dan tumbuh bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bellaetrix, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penasaran
Cahyaka sudah berada di kereta saat askara datang ke rumah nya dan bertanya tentang diri nya. Saat dalam perjalanan cahyaka menerima sebuah telpon dari seseorang.
"Hallo"
" Syukurlah kamu sudah bisa di hubungi kembali ay"
Terdengar suara lega dari seseorang di sebrang itu
"Aku pikir kamu kenapa kenapa sampai sampai gak bisa di hubungi beberapa hari ini"
"Maaf ponsel ku mati, aku pikir cuma rusak biasa ternyata emang udah bener bener gak bisa di perbaiki sama sekali, selama di Bangka juga aku lupa gak bawa kartu ATM karena aku pikir pakai m-banking saja udah cukup ternyata malah gini, uang cash juga pas pasan selama di sana"
"Tapi kamu gak apa apa kan?"
"Enggak aku baik baik aja kok"
"Aku khawatir banget sama kamu, tapi setelah denger kalau kamu baik baik aja aku udah lega banget "
"Makasih udah khawatir sama aku"
"Kamu lagi ada di mana ini?"
"Aku lagi di kereta ini mau balik ke Jakarta "
"Loh kok pakai kereta ay, bukan pesawat?"
" Iya aku dari Bangka langsung ke Bandung, maka nya bisa beli ponsel baru ini"
"Kamu baru naik atau udah dari tadi di kereta?"
"Aku baru naik sih"
" Aku jemput ya pas di stasiun nanti"
" Ehh, ngak perlu Ar, aku bisa pakai taksi atau grab nanti, kamu gak perlu repot-repot jemput aku di stasiun"
" Udah gak apa apa biar aku jemput nanti, kalau udah di rasa kamu hampir sampai aku berangkat dari sini biar kamu gak nunggu lama, nanti aku tunggu di peron"
" Padahal gak perlu repot-repot ar"
" Enggak lah, aku juga lagi gak ada kerjaan ini"
" Ya udah kalau gitu terserah kamu"
" Oke aku tunggu di peron ya?"
"Baiklah,Ya udah aku tutup dulu telpon nya "
" Oke, take care "
Arya memang sangat baik pada nya. Mungkin karena mereka teman semasa SMA atau mungkin karena ada sesuatu yang membuat nya sangat baik pada cahyaka. Cahyaka tidak terlalu memikirkan hal itu. Ia hanya tidak ingin bersikap canggung pada teman lama meskipun sebelum nya ia tidak akrab dengan Arya. Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama akhir nya cahyaka tiba di stasiun ia keluar dari gerbong sambil membawa koper milik nya. Rupa nya laki laki ini benar benar menjemput nya dan menunggu kedatangannya di peron. Cahyaka melangkahkan kaki nya menuju ke arah laki laki yang tengah berdiri dan tersenyum padanya.
"Makasih udah mau jemput aku di sini"
"Sama sama ay, sini biar aku bantu bawa barang barang kamu"
"Cuma ini doang biar aku bawa sendiri aja"
"Udah gak apa apa biar aku bantu"
Akhirnya ia menyerahkan barang barang bawaan milik nya pada laki laki tersebut. Ia hanya membawa sebuah tas tangan miliknya. Ia mengikuti langkah kaki laki laki tersebut menuju ke mobil milik laki laki ini. Barang barang nya di letakkan di dalam bagasi. Ia dan Arya masuk ke dalam mobil dan berangkat ke kostan miliknya.
"Aku kira kamu kemana sampai sampai gak bisa aku hubungi sama sekali, cuma pesan ku saja yang terkadang kamu baca tapi gak pernah di bales di telpon juga gak bisa"
"Handphone ku bener bener udah gak bisa di perbaiki, jadi mau gak mau harus di ganti"
"Kamu dari Bangka langsung ke Bandung?"
"Iya"
"Berapa hari di Bandung?"
"Gak nyampe 2 hari tapi kalau bermalam nya 2 hari di sana"
"Kamu ada ketemu ska gak selama ada di sana?"
"Enggak, dia mungkin sibuk hanymoon bareng sama istrinya "
"Loh, kamu belum tau ?"
"Tau apa sih ar?"
"Wahh parah nih beneran gak tau rupanya "
Cahyaka tampak kebingungan dengan apa yang di katakan oleh Arya pada nya
"Emang ada apa sih ar? Kok aku penasaran banget "
"Kamu beneran gak tau ini?"
"Kalau aku tau gak mungkin aku nanya sama kamu, gak mungkin juga aku sepenasar ini juga"
"Askara batal nikah"
Cahyaka mengerutkan kedua alisnya dan tampak kaget
"serius dong ar"
"aku serius lah"
"Emang ada apa kok bisa batal gitu aja?"
" Aku gak begitu tau pastinya sih, cuma denger denger kalau calon pengantin wanita nya selingkuh sama laki laki lain dan kronologi pastinya aku gak tau kenapa bisa langsung di batalkan pernikahan nya, aku juga gak enak hati mau nanya langsung sama ska takut dia masih sakit dan trauma"
"Tapi selama di Bandung kemarin aku bener bener gak denger apapun tentang ska"
"Mungkin lain kali dia bisa cerita kenapa pernikahan dia bisa di batalkan, kalau sekarang dia lagi nyembuhin lukanya menurut ku sih gitu"
"Aku cuma gak habis pikir kenapa bisa gitu, semoga dia baik baik aja "
" Aku ngerti perasaan kamu, mengingat dia teman dari kecil udah kayak saudara sendiri buat kamu kan"
Cahyaka hanya menganggukkan kepalanya dan berkata dengan sangat pelan
" Apa yang sebenarnya terjadi ska? Semoga kamu baik baik aja "
Meskipun suaranya nyaris tidak terdengar tapi Arya mendengar apa yang di ucapkan oleh cahyaka. Tiba tiba ponsel Arya berdering
"Aku angkat telpon dulu ya"
" Iya"
Arya mengambil sebuah AirPods dan menjawab telpon milik nya. Cahyaka tidak tahu apa yang sedang di bicarakan hanya terdengar bahwa Arya mengatakan
*baiklah setelah ini aku langsung ke sana*
dan tidak ada lagi yang ia dengar. Mungkin Arya sedang ada sesuatu yang mendesak sampai sampai di hubungi.
Mobil miliknya sudah masuk ke halaman kostan cahyaka. Arya membantu menurunkan barang barang milik cahyaka.
"Makasih ar udah repot repot nganterin aku sampai kostan sampai sampai nungguin aku segala di peron tadi"
"Sama sama ay, aku minta maaf ya gak bisa bantu bawa barang sampai ke atas, aku ada kerjaan mendesak ini"
"Gak mampir dulu nih?"
"Gampang lah kapan kapan aku mampir kok, aku pergi dulu ya ay"
"Sekali lagi makasih ar"
"Sama sama ay sama sama"
Arya pergi dari kostan cahyaka menaiki mobilnya. Setelah mobil milik Arya benar benar sudah tak terlihat cahaya menaiki tangga menuju kamar kostnya. Sampai di depan pintu ia merogoh kunci kamarnya dan membuka pintu kamarnya. Masuk ke dalam kamar kostan masih harum setelah sekitar satu Minggu ini tidak ia tempati. Cahyaka menuju ke ranjang miliknya dan merebahkan tubuhnya.
"akhirnya sampai di kostan juga, enak sekali rasanya setelah berbaring rasanya ingin ku pejamkan mata ku ini"
Cahyaka menutup ke dua matanya dan perlahan lahan benar benar terlelap. Cahyaka benar benar sudah berpindah ke alam mimpi.