FOLLOW IG AUTHOR: @Thalindalena
“Aku ingin kau menjaga mereka 24 jam!” ucap Ricko dengan nada datar pada babysitter baru kedua anak kembarnya.
“Raisa mempunyai penyakit kelainan genetik, dia membutuhkan donor sumsum tulang belakang dari ibunya, tapi masalahnya aku tidak tahu keberadaan ibunya saat ini. Ibu si kembar adalah ibu pengganti, yang saat ini tidak tahu di mana keberadaannya. Kata dokter, Raisa bertahan hidup sampai 3 bulan lagi, jika aku tidak segera menemukan ibunya, maka nyawa Raisa tidak akan terselamatkan.” Ricko mengatakan itu semua dengan perasaan yang tidak karuan. Sebagai seorang ayah dia merasa sangat terpukul saat melihat kondisi putrinya.
Akankah, Ricko dapat menemukan ibu dari kedua anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tukang gengsi!
Jasmine menyiapkan makan malam untuk kedua anak asuhnya.
“Kak Jas! Cepat sedikit!!!” seru Rayan dan Raisa bersama sambil mengetuk-ngetukkan sendok dan garpu di meja.
“Iya, sabar anak-anak, sayurnya baru selesai di hangatkan,” jawab Jasmine dari dapur sambil menoleh ke belakang menatap dua anak asuhnya yang duduk di ruang makan yang tidak bersekat.
“Kami sudah lapar, Kak!” seru Rayan sambil meletakkan sendok dan garpunya dengan kasar.
“Hei! Kalian ini berisik sekali!” Ricko berseru pada kedua anaknya sambil mendudukkan diri di kursinya. Kulkas lima pintu itu sepertinya baru selesai membersihkan diri, terlihat jelas karena Ricko terlihat segar, tampan, dan wangi.
“Jasmine! Jangan lupa buatkan aku kopi hitam!” seru Ricko pada Jasmine yang masih sibuk di dapur di bantu salah satu pelayan.
“Daddy kenapa sekarang manja sekali dengan Kak Jas?!” Raisa berkomentar sambil menatap ayahnya tidak suka.
“What?! Daddy tidak merasa seperti itu!” Ricko membela diri sambil menatap putrinya yang terlihat sebal kepadanya.
“Daddy ‘kan sudah tua. Dan orang tua harus bisa mandiri. Aku benar ‘kan Rayan?” Raisa menjawab ucapan ayahnya seraya meminta persetujuan dari saudara kembarnya.
“Iya, kamu benar sekali,” jawab Rayan lalu bertos ria dengan saudari kembarnya.
Ricko menipiskan bibirnya sambil berdecih sebal, kenapa kedua anaknya semakin menyebalkan? Pikir Ricko.
Tidak berselang lama, Jasmine meletakkan sup daging di atas meja makan. Kemudian ia segera mengambilkan nasi untuk dua anak asuhnya.
“Kau tidak melihat kalau piringku juga kosong?!” Ricko menatap Jasmine dengan tajam seraya menaikkan salah satu alisnya.
“Biasanya Bapak ambil sendiri,” jawab Jasmine sambil mengambilkan sup daging untuk Rayan dan Raisa. Kedua anak kembar itu langsung makan dengan lahap, mereka sangat cocok dengan masakan Jasmine yang sangat lezat.
“Kedua tanganku sakit!” jawab Ricko ketus sambil memalingkan wajahnya.
Lagi-lagi dia merutuki dirinya sendiri karena memberikan alasan yang tidak masuk akal.
“Oh, benarkah?” tanya Jasmine, sambil menatap kedua tangan Ricko bergantian.
“Tidak! Lupakan saja!” Ricko mendengus lalu segera mengambil nasi untuk dirinya sendiri.
“Kenapa aku seperti orang bodoh?!” umpat Ricko di dalam hati.
“Katanya kedua tangannya sakit?” Jasmine berkata sambil menahan tawanya. Apalagi saat melihat lirikan tajam Ricko membuatnya ingin menyemburkan tawanya, tapi sebisa mungkin dia tetap menahan tawanya agar tidak membuat Ricko murka.
“Diam! Cepat makan, dan jangan lupa berikan obat untuk Rara!” Ricko berkata tegas, sekaligus untuk menutupi rasa malunya.
Jasmine mengangguk patuh, akan tetapi gadis itu malah beranjak dari duduknya, menuju dapur.
“Hei! Aku menyuruhmu untuk makan!” seru Ricko pada Jasmine.
“Daddy berisik!” Rayan dan Raisa protes bersamaan. Makan malam mereka terganggu oleh suara ayah mereka yang sejak tadi terdengar seperti radio rusak, membuat mereka sakit telinga.
“Maaf, Pak. Aku hampir saja lupa membuatkan Anda kopi,” sahut Jasmine.
Selesai membuatkan kopi. Jasmine segera duduk di kursinya dan makan malam. Dia melirik ketiga orang yang ada di meja makan, mereka tampak lahap memakan masakannya.
“Kalian mau tambah lagi?” tanya Jasmine kepada Rayan dan Raisa.
“Mau Kak! Masakan Kak Jas sangat lezat,” jawab Rayan dan Raisa bersamaan. Jasmine tersenyum mendapatkan pujian itu, lalu segera mengambilkan nasi dan sup daging untuk kedua anak asuhnya.
“Bapak mau tambah juga?” tanya Jasmine sambil menatap Ricko yang terlihat lahap makan.
“Tidak! Masakanmu tidak enak!” Ricko menjawab dengan ketus, padahal tanpa sepengetahuan Jasmine, dia sudah tambah nasi sampai dua kali. Perutnya saat ini terasa begah.
Jasmine melihat wadah nasi. Dia tersenyum tipis saat melihat nasi yang ada di dalam wadahnya tersisa sedikit. Kemudian tatapannya beralih pada Ricko yang sedang mengelap bibirnya dengan tisu.
“Dasar tukang gengsi!” batin Jasmine.
“HORKKKK!” Tanpa sadar Ricko bersendawa sangat keras, dengan cepat dia menutup mulutnya dengan salah satu tangannya. Dan segera beranjak dari sana sambil membawa secangkir kopinya.
“Ha ha ha ha.” Jasmine tertawa keras sambil memegang perutnya saat Ricko sudah menuju lantai atas.
Rayan dan Raisa hanya menatap heran pada pengasuhnya itu, tapi hanya sesaat karena mereka kembali fokus pada makan malam mereka yang terlihat lebih menggiurkan dari apa pun.