"Rasya! Berikan suamimu pada kakakmu, dan ambil bekas suami kakakmu!"
Seperti sebuah sambaran petir yang mampu menghancur leburkan tulang belulangnya. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba sang papa menyuruh menukar suami atas permintaan kakaknya.
..
Tidak tahu mengapa orang tua Rasya selalu memperlakukannya begitu buruk, hanya mendapatkan barang bekas dari kakak kandungnya untuk bertahan hidup. Suatu ketika, Rania meminta papa nya untuk menukar suaminya dengan suami adiknya yang langsung diiyakan oleh papahnya.
Hancur sudah hidup Rasya, sebelum akhirnya dia menyadari satu kebenaran bahwa kakaknya sudah mengambil sang suami yang sudah menjadi barang bekasnya.
Sedangkan suami baru Arasya ternyata belum pernah menyentuh Rania, dan untuk pertama kali dia mendapatkan barang baru.
Bukan hanya itu, fakta lain tentang kehidupan suaminya juga terkuak seiring berjalannya waktu dan yang lebih mengejutkan ternyata Saka adalah seorang crazy rich!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Azzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Skandal Keluarga Bimantara
"Rania, sudah malam, kenapa belum ke kamar? Dimas pasti sudah menunggu mu." Mama Santi mengingatkan Rania yang masih duduk di sofa ruang tamu sedang menikmati serial tv. Tidak biasanya putri nya duduk di sini sendiri sampai jam 9 malam disini.
"Aku masih belum ngantuk, mah. Mama ke kamar dulu, aku masih mau nonton tv." Rania menekan remote tv, pura-pura mencari channel yang dia sukai.
"Ya, sudahlah. Mama ke kamar dulu." Mama Santi bersiap ke kamar, setelah melihat putri nya yang memang sepertinya belum ingin ke kamar.
"Ya, mah. Selamat malam."
Mama Santi ke kamar setelah menjawab sapaan putri nya. Rania mengamati kepergian sang mama, setelah mama nya benar-benar masuk ke kamar, Rania merogoh ponsel dan menelepon seseorang.
"Halo, pah. Papa dimana? kenapa jam segini belum pulang?" Sebenernya Rania kesal sekali dengan tingkah papa nya yang bolos kerja dan lebih memilih pergi bersama wanita selingkuhannya sampai larut malam.
Tadi, setelah dia membuntuti papa nya, Rania menghubungi pihak kantor, dan ternyata pihak kantor mengatakan papa nya sedang izin tidak masuk kerja karena ada urusan pribadi. Kegeraman itu semakin memuncak kala mendengar kebohongan papa nya. Dia tak menyangka orang yang begitu dia bangga-banggakan selama ini ternyata berani bermain api dibelakang mereka.
"Papa sedang ada urusan kantor di luar dan sepertinya papa tidak bisa pulang malam ini."
"Jangan bohong, pa! Tadi pagi papa tidak masuk kerja kan? Dan alasan papa bilang ada urusan pribadi!" Sahut Rania meninggikan suaranya.
"Kenapa kau tahu?" Tanya papa heran namun nada bicaranya tidak menandakan sedang terkejut sedikit pun.
"Aku tahu karena tadi membuntuti papa. Tega-teganya papa berselingkuh! Papa jahat sekali membohongi mama selama ini!"
"Ck, sudahlah! Jangan teriak-teriak. Lagian mama mu juga tahu kalau papa memiliki hubungan dengan wanita lain."
"Apa?!"
"Asal kamu tahu, semua ini papa lakukan demi kehidupan kita agar tetap berjalan baik. Kamu pikir papa dapat uang dari mana selama ini? Papa mendapatkan uang dari selingkuhan papa."
Seketika Rania tak bisa menahan air mata, dia tak menyangka keluarga nya seperti ini. "Ma-maksud papa apa?! Kenapa papa bicaranya ngelantur?!" Rania masih berusaha bersikap seolah tak paham dengan maksud perkataan papa nya.
"Papa bicara sebenarnya, Rania. Semua harta yang kita gunakan sejak dulu adalah uang dari wanita simpanan papa." Nada bicara Teguh terdengar serius, membuat Rania tak mampu membendung air matanya. " Ah, sudahlah. Kalau kau tak percaya, lebih baik kau tanyakan ke mama. Papa sibuk."
Tutt.
"Pa?! Papa?! Halo?!"
"Arrghh! Siall!" Rania membanting ponsel nya ke sudut sofa. Dia tak menyangka jika kehidupan keluarganya seperti ini. Papa selingkuh atas sepengetahuan mama? Jadi selama ini mama tahu kalau papa selingkuh?! Oh astaga ... Apa yang terjadi dengan keluargaku? Kenapa sebuah keluarga ku ternyata seperti ini..? Batin Rania menjerit, tangan nya meremas rambutnya kasar. Dia terduduk ke lantai, pikiran nya benar-benar masih syok dengan fakta yang baru dia ketahui.
"Aku harus tanya ke mama. Jangan-jangan papa hanya bicara asal untuk membohongi ku. Mana mungkin mama mengizinkan papa selingkuh? Heh! Itu konyol sekali!" Gumamnya. Dia mulai bangkit dari duduk nya dan mengambil ponsel yang baru saja dia banting. Untung saja ponselnya tidak rusak, kalau saja sampai rusak pasti harus menunggu Dimas gajian bulan depan untuk membeli ponsel mahalnya.
.
.
.
Tengah malam, Rania merasa tenggorokannya kering. Dia meraba-raba meja disampingnya namun tak menemukan apa yang dia cari. Mau tak mau harus membuka mata untuk pergi ke dapur mengambil air.
Sebenernya dia tak terbiasa ke dapur sendiri saat malam, namun saat melihat Dimas terlelap begitu nyenyak nya juga membuat Rania mau tak mau keluar sendiri.
Dia berjalan perlahan menuruni tangga, saat di pertengahan tangga, dia seperti mendengar suara rintihan seseorang yang jelas-jelas sangat mengenal suara itu.
"Mama? Mama kenapa?" Batin nya. Hatinya tergugah untuk mendekati kamar mama nya.
"Kenapa pintu tidak di tutup?" Rania yang melihat dari kejauhan kalau pintu kamarnya tidak tertutup segera ke sana berniat untuk menutup pintu kamar orang tuanya. Namun saat sudah di dekat kamar, alangkah terkejutnya saat Rania mendengar suara mama nya bersama seorang pria. Dan dari suaranya, kentara sekali mereka sedang melakukan hubungan. Rania bahkan membekap mulutnya tak percaya dengan apa yang didengarnya. Dia memberanikan diri untuk mendekati pintu, dan melihat apa yang terjadi di sana. Dan alangkah terkejutnya saat melihat mama nya sedang berada di atas tubuh Hendra, supir pribadi mama nya.
"MAMA!" Teriak Rania keras membuat mama nya yang sedang bergerak di atas tubuh pria itu pun menoleh. Dia orang itu pun langsung bangkit dari posisinya dengan tergesa-gesa khas orang tertangkap basah.
"Apa yang mama lakukan?!!" Tanya Rania menatap tak percaya dua orang itu seraya menggeleng-gelengkan kepala.
"Rania! Kenapa kau kesini?!" Bukannya menjawab pertanyaan Rania, mama Santi yang sibuk membungkus tubuh nya menggunakan selimut, justru bertanya seraya menatap tajam putri nya yang sedang berada di depan pintu.
"Harusnya aku yang bertanya, ma! Apa yang mama lakukan bersama Hendra?! Oh ya ampun..! Kenapa mama tega mengkhianati papa?!"
Mendengar perkataan putri nya, mama Santi justru tertawa sumbang. "Kau berkata apa? Mama tega mengkhianati papa?! Apa kau tahu kalau papa juga memiliki selingkuhan, hah?!!"
Mata Rania terbelalak mendengar nya. "Maksud mama apa? Rania tidak mengerti."
"Ck, jangan pura-pura tidak mengerti! Papa sudah menceritakan ke mama kalau kamu memergoki papa bersama wanita selingkuhannya."
"J-jadi, maksud mama, mama sudah tahu kalau papa selingkuh?!"
Mama Santi menghela nafasnya. "Ya, mama sudah tahu sejak awal." Tatapan mama Santi beralih kearah Hendra yang sudah menggunakan celananya. "Hendra, kau keluar dulu, kita lanjutkan nanti."
"Ma-"Baru saja Rania ingin mengutuk perkataan mama nya, namun perkataan nya lebih dulu dipotong sang mama.
"Sudahlah, Rania. Kamu tidak perlu mengurusi urusan mama dan papa mu."
"Ma, jelaskan yang tadi. Apa benar mama sudah tahu kalau papa selingkuh?" Tanya Rania tak ingin mama nya melupakan pertanyaan itu.
"Ya, sejak awal mama sudah mengizinkan, karena bagaimanapun, wanita yang menjadi selingkuhan papa adalah sumber keuangan kita." Rania menggelengkan kepalanya dengan air mata yang terus mengalir di pipi.
"Meski begitu, mama juga seorang wanita yang tak ingin suaminya dibagi dengan wanita lain. Dan untuk menghilangkan sakit hati mama, mama mulai mencari pria untuk menuntaskan hasrat mama. Juga untuk menyembuhkan luka mama." Sahutnya lagi seraya meneteskan air mata yang entah itu hanya air mata buaya atau asli. Rania yang tak tega melihat mama nya menangis langsung berlari kearahnya.
"Ma, tapi bukan begini caranya!"
"Lalu mama harus bagaimana?! Jawab mama, Rania!" Mama Santi memegang bahu putri nya. "Mama juga seorang wanita, mama merasa kesepian setiap kali papa mu tidak disini, dan mama selalu terbayang-bayang dengan apa yang sedang papa mu lakukan bersama wanita itu. Untuk itu mama mencari pria yang bisa membuat mama melupakan skandal papa mu."
Rania tak bisa berkata-kata lagi, entah perkataan apa yang harus dia berikan pada mama nya, karena dia pun tak tahu mama nya ini sudah bersikap benar atau salah saat berhubungan dengan pria lain untuk menghilangkan rasa sakitnya.
.