SEKUEL DARI : Penyesalan Suami : Dikhianati Karena Tak Kunjung Hamil.
Zahira dan Shaka berteman sejak kecil bahkan orang tua mereka berencana menjodohkan keduanya. Namun, ternyata Shaka telah melabuhkan hatinya kepada wanita lain. Melihat kenyataan itu, hati Zahira hancur berkeping-keping karena tanpa diketahui oleh siapa pun rupanya dia mencintai Shaka sejak masih duduk di bangku SMP.
Lantas, apa yang membuat Zahira bersedia menjadi pengantin pengganti untuk Shaka? Lalu, bagaimana lika liku kehidupan rumah tangga mereka? Akankah berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setelah Ijab Qabul
Embusan angin di malam hari menjadi sambutan pertama bagi seorang gadis berusia dua puluh empat tahun saat pertama kali tiba di depan rumah mewah dua lantai bergaya Timur Tengah modern. Rumah ini sudah sangat mencolok dari bagian luar, dimulai dari desain pintu masuk yang ada di bagian utama. Di bagian sisi rumah pun memiliki banyak tiang dengan bagian atas khas lambang bulan. Sebuah jendela tinggi dipasang pada bagian samping rumah yang biasanya hanya untuk sirkulasi udara saja.
"Untuk sementara waktu kita akan tinggal dulu di rumah Mama. Besok atau lusa barulah kita pindah dari sini. Kebetulan, aku sudah membeli apartemen yang cukup luas untuk ditinggali bersama. Akan tetapi, tidak semewah dan semegah rumah orang tua kita. Meskipun begitu, aku harap kamu merasa nyaman tinggal di sana saat kita sudah pindah nanti," kata Shaka ketika ia dan sang istri berdiri di depan pintu utama.
Zahira terpana mendengar ucapan suaminya. Ia mendongakan kepala dan menatap Shaka dengan sorot mata penuh kekaguman dan memuja. Tak menduga kalau sikap pria itu akan tetap lembut sama seperti dulu meski kini hubungan mereka bukan hanya sebatas sahabat melainkan juga sebagai pasangan suami istri.
"Kamu tenang saja. Aku pasti akan merasa nyaman walau tempat itu baru bagiku." Mengulum senyum manis di sudut bibir. "Terima kasih, Shaka."
"Sudah malam. Sebaiknya kita masuk ke dalam. Kamu pasti lelah setelah hampir seharian berdiri menyalami para tamu undangan." Zahira mengangguk dan mengikuti langkah suaminya.
Sepanjang jalan tak ada percakapan mengiringi langkah mereka menuju sebuah kamar yang akan ditempati oleh sepasang pengantin baru. Suasana masih terasa canggung sebab Shaka maupun Zahira masih mengira kalau semua ini hanyalah mimpi.
Langkah kaki terhenti ketika mereka tiba di depan pintu kamar berwarna coklat muda. Masih membekas di memori ingatan Zahira akan ruangan yang berada di paling ujung bangunan tersebut. Dulu, di dalam ruangan itu dia serta kedua saudara kembarnya sering menghabiskan waktu bersama Shaka untuk mengerjakan tugas sekolah hingga tanpa terasa sinar matahari telah kembali ke peraduannya.
"Ehm ... kamu pasti tidak merasa asing lagi dengan ruangan ini, 'kan?" tanya Shaka. "Ruangan ini tak ada yang berubah sedikit pun, masih sama seperti dulu saat terakhir kali kamu berkunjung ke rumah orang tuaku."
"Ayo, masuk!" ajak Shaka kepada Zahira.
Baru memasuki kamar itu, aroma laki-laki pun menyeruak. Harum parfum woody yang memberikan kesan maskulin dan lembut, seketika menggelitik indera penciuman Zahira. Senyuman tipis tersungging di bibirnya yang ranum karena merasa bahagia sebab kali ini kedatangannya ke kamar itu bukan sebagai sahabat melainkan sebagai istri dari lelaki yang berdiri di depan sana. Akan tetapi, senyuman itu segera memudar kala bola matanya menatap lurus. Tiba-tiba tubuh gadis itu membeku saat sebuah bingkai foto berukuran besar menggantung di dinding bagian atas tempat tidur.
Waktu terasa berhenti berputar saat itu juga. Tubuh Zahira membeku dengan irama jantung yang memompa lebih cepat dari biasanya.
"Zahira, ayo masuk! Kenapa diam saja di situ!" tegur Shaka saat menyadari bahwa Zahira masih berdiri di ambang pintu. "Rara, kamu kenapa?"
"Aku tidak apa-apa, Ka," jawab Zahira sambil terus memandangi foto di depan sana. Menggigit bibir bawah mencoba menguasai diri agar gemuruh dalam hati tidak didengar oleh siapa pun.
Merasa ada sesuatu yang aneh menimpa Zahira, Shaka mengikuti ke mana arah pandang gadis itu. Alangkah terkejutnya dia saat mendapati sebuah foto pre wedding yang diambil beberapa hari lalu sebelum insiden naas menimpanya.
Tanpa banyak bicara, Shaka segera mengayunkan kaki kemudian membalik foto tersebut. "Maaf, aku belum sempat meminta asisten rumah tangga untuk menaruh foto ini di gudang. Ehm ... kalau kamu tidak keberatan izinkan aku menggantungnya dulu di sini. Besok pagi baru meminta Pak Herman dan Mang Kosim membawanya ke gudang."
"Ya, tidak masalah," jawab Zahira, tersenyum dipaksakan.
Cemburu? Tentu saja iya! Istri mana yang tak sakit hati melihat kemesraan suaminya dengan wanita lain. Meskipun foto itu diambil sebelum Shaka menghalalkan dirinya di hadapan semua orang tetap saja pemandangan itu menorehkan luka mendalam di hati Zahira. Akan tetapi, dia tak bisa menyalahkan Shaka atas ketidaksengajaan ini karena pria itu pikir kalau Ziva-lah yang menjadi mempelai wanita. Jadi tidak heran jika sampai saat ini foto itu masih dipajang di kamar sang pengacara.
***
Setelah mengambil pakaian miliknya, Zahira bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari peluh serta kotoran yang menempel di tubuh. Selama hampir satu jam lamanya dia menghabiskan waktu di dalam kamar mandi guna melakukan perawatan dengan tujuan agar terlihat cantik, menarik dan tentunya harum saat berada di dekat Shaka.
"Shaka, aku sudah selesai mandi. Kalau kamu mau mandi, mandilah. Air hangatnya sudah kusiapkan." Semburat merah muda terlukis di wajah Zahira tatkala melihat Shaka hanya menggenakan celana training menutupi area pinggang ke bawah sedangkan bagian atas dibiarkan polos begitu saja. Gadis itu menelan saliva susah payah saat netranya tanpa sengaja memandangi keindahan tubuh sang suami. Otot-otot maskulinnya membentuk sempurna. Bulu-bulu halus semakin membuat pria itu terlihat lebih macho.
Shaka yang tengah berselancar di dunia maya mengalihkan pandangan kala mendengar suara merdu Zahira. Seketika dia dibuat terpana akan sosok gadis bermata sipit yang berdiri di ambang pintu kamar mandi. Setelan piyama lengan pendek warna peach motif polkadot putih terlihat kontras dengan kulitnya yang putih bersih bagaikan kapas. Jauh di lubuk hati yang terdalam, Shaka mengagumi kesempurnaan Zahira namun akankah dia mencintai gadis itu sedangkan cinta dan hatinya telah diberikan kepada Ziva seorang? Entahlah, memikirkan itu semua semakin membuat kepalanya terasa pening tujuh keliling.
"Shaka," panggil Zahira seraya melangkah menghampiri sang suami. Tangan kanan membawa handuk bersih yang telah disediakan oleh asisten rumah tangga.
"Ah ... ya. A-aku akan mandi sekarang." Bergegas bangkit, kemudian meraih handuk yang dibawakan Zahira.
Di dalam kamar mandi Shaka terus berperang dengan pikirannya sendiri. Satu sisi pria itu masih mencintai Ziva dan berharap suatu hari sang kekasih kembali seperti kata-kata yang pernah diucapkan beberapa hari lalu. Namun, di lain sisi dia pun tidak mau menyakiti Zahira bila terus menjerat gadis itu dalam sebuah hubungan pernikahan yang di dalamnya tidak ada cinta sama sekali.
"Aku harus melakukan sesuatu sebelum semuanya terlambat. Kuharap Zahira bisa mengerti dan menerima keputusanku. Toh ini semua kulakukan demi kebaikan bersama," putus Shaka setelah menimang-nimang apa yang terbaik bagi dia dan sang istri.
.
.
.
Halo semua, author remahan mau mempromosikan karya temen author nih. Ceritanya bagus dan dijamin bikin ketagihan. Cus langsung kepoin di aplikasi kesayangan kalian semua.
ini Shaka masih labil bikin emosi
laki2 lain "HANYA" menyatakan cinta sama Zahira udah ngamuk.
lah dia sendiri MEMPERBOLEHKAN MANTAN UNTUK MEMELUKNYA
laki2 kyk gini pantas di tinggalin, udah plin plan egois sendiri.
syg nya gak terjadi karena udah baca ini sampai habis dulu JD dah tau.
tapi tetap aja aku pingin mereka cerai dulu.
capek aku lihat Zahira gak tegas, Shaka plin plan.
karena ketahuan selingkuh aja makannya kau mau pertahankan Zahira.
prett
Lagian ziva kok ya makin murahan setelah kena kasus penipuan model internasional
Gimana mau memikat shaka, yg ada makin jijik klo shaka tau 😝