NovelToon NovelToon
MENGEJAR CINTA PAK GURU

MENGEJAR CINTA PAK GURU

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bareta

Arjuna Hartono tiba-tiba mendapat ultimatum bahwa dirinya harus menikahi putri teman papanya yang baru berusia 16 tahun.

“Mana bisa aku menikah sama bocah, Pa. Lagipula Juna sudah punya Luna, wanita yang akan menjadi calon istri Juna.”

“Kalau kamu menolak, berarti kamu sudah siap menerima konsekuensinya. Semua fasilitasmu papa tarik kembali termasuk jabatan CEO di Perusahaan.”

Arjuna, pria berusia 25 tahun itu terdiam. Berpikir matang-matang apakah dia siap menjalani kondisi dari titik nol lagi kalau papa menarik semuanya. Apakah Luna yang sudah menjadi kekasihnya selama 2 tahun sudi menerimanya?

Karena rasa gengsi menerima paksaan papa yang tetap akan menikahkannya dengan atau tanpa persetujuan Arjuna, pria itu memilih melepaskan semua dan meninggalkan kemewahannya.

Dari CEO, Arjuna pun turun pangkat jadi guru matematika sebuah SMA Swasta yang cukup ternama, itupun atas bantuan koneksi temannya.

Ternyata Luna memilih meninggalkannya, membuat hati Arjuna merasa kecewa dan sakit. Belum pulih dari sakit hatinya, Arjuna dipusingkan dengan hubungan menyebalkan dengan salah satu siswi bermasalah di tempatnya mengajar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 Memulai dari Asisten

Setelah 3 hari dipenuhi dengan pelajaran teori, dinhari keempat, Arjuna mulai ikut masuk di kelas Pak Wahyu. Berhubung tugasnya nanti langsung mengajar di kelas 12, Arjuna difokuskan masuk kelas 11 sebagai kesempatan untuk mengenali calon murid-murid kelas 12.

Jam pelajaran pertama adalah jadwal kelas XI IPS-1. Baru saja badannya berdiri di pintu, matanya langsung melihat sosok Cilla duduk di bangkunya.

“Sial, kenapa kelas pertama justru ketemu dengan mahluk aneh ini,” batin Arjuna.

Para siswi langsung heboh saat melihat Arjuna ikut masuk dengan Pak Wahyu, membuat para siswa mencibir kesal.

“Dasar pada keganjenan,” cebik Tio, siswa yang selama ini cukup diincar oleh ciwi-ciwi SMA Guna Bangsa.

“Iya, kayak kekurangan cowok cakep aja,” timpal Aron dengan wajah kesalnya.

Pak Wahyu bersikap biasa saja dan memberi isyarat pada Arjuna untuk duduk di kursi murid paling belakang. Tapi lagi-lagi Arjuna mengumpat dalam hati, dari sekian banyak bangku, kenapa yang kosong justru di sebelah Cilla.

Siswi yang lainnya memandang iri pada Cilla yang bisa duduk bareng dengan guru idola baru mereka. Tapi yang ketimpa rejeki di pagi hari juastru terlihat cuek.

“Permisi,” Arjuna berbasa basi sebelum duduk di sebelah Cilla.

Gadis yang berstatus Teman Makan di handphonenya hanya menoleh sekilas lalu kembali fokus ke papan tulis. Cilla bersikap cuek seakan tidak pernah berbincang dengan Arjuna.

“Sepertinya kita berjodoh, Teman Makan” Cilla menyodorkan selembar kertas secara perlahan ke meja Arjuna.

Merasa ada sesuatu menyentuh sikunya yang ada si atas meja, pria itu melirik dan menggeser sedikit kertas yang tertindih lengannya lalu membaca tulisannya.

Arjuna menoleh dan langsung tersentak kaget saat mendapati wajah Cilla lumayan dekat dengan seringai jahat di bibirnya.

Suara bangku terdorong itu menarik perhatian seisi kelas yang tenang karena sedang fokus menyalin soal yang sedang ditulis Pak Wahyu.

Seperti sedang diadili, semua mata termasuk Cilla memandang Arjuna yang langsung salah tingkah.

Diliriknya Cilla yang sudah merubah ekspresinya dengan wajah polos yang ikut pura-pura bingung seperti teman-temannya.

“Ngantuk, Pak ?” Celetuk Cilla dengan suara yang cukup keras dan pasti terdengar semua penghuni kelas XI IPS-2.

“Siapa bilang ?” Spontan Arjuna menjawab sambil melotot ke arah Cilla.

“Tadi saya lihat Bapak sempat merem melek menahan ngantuk,” sahut Cilla lagi.

Spontan sebagian isi kelas tertawa. Mereka semakin yakin akan ucapan Cilla, saat melihat Arjuna justru salah tingkah dengan wajah memerah.

Pak Wahyu geleng-geleng kepala sambil menahan senyuman. Beliau tahu kalau Arjuna kena dikerjainoleh Cilla, murid yang terkenal pemberani sekaligus iseng.

Akhirnya kelas bisa tenang kembali setelah Pak Wahyu meminta semua murid kembali menulis soal.

Arjuna menatap Cilla dengan wajah kesal sementara gadis itu menyalin soal sambil senyum-senyum penuh kemenangan.

Dua jam pelajaran akhirnya selesai juga. Gerakan tangan Cilla secepat kilat memasukan sepotong kertas yang terlipat rapi ke dalam saku kemeja Arjuna.

Baru saja Arjuna mau protes, tangan Cilla memberi isyarat supaya Arjuna berkomunikasi lewat handphone saja.

Arjuna melengos kesal. Bisa-bisanya muridnya ini mengatur tindakan Arjuna.

Kelas berikutnya adalah XI IPA-1. Kelas yang oenuh dengan bintang-bintang SMA Guna Bangsa. Dan kembali Arjuna diuji kekuatan mentalnya saat bertemu dengan Sherly, Ita dan Susan.

Arjuna menarik nafas panjang dan berdoa supaya jangan duduk dengan murid perempuan lagi. Berbeda saat duduk dengan Cilla, meskipun anak itu sering menjatuhkan mentalnya, Arjuna merasa biasa-biasa saja. Mungkin karena sudah dua kali duduk dan makan bersama.

Sama seperti kelas sebelumnya, para siswi langsung heboh. Apalagi saat Pak Wahyu kembali meminta Arjuna duduk berbaur dengan murid-murid. Kelas ini lebih agresif. Mereka tidsk segan-segan mengusir teman sebangkunya demi mendapatkan kesempatan duduk dengan Arjuna.

Pengalaman memgajarkan Arjuna untuk berpikir dan memutuskan dengan cepat. ia menarik kursi kosong hingga menempel tembok bagian belakang. Diletakannya kursi di lorong antara 2 barisan meja. Aman, tidak perlu memilih harus duduk dengan siswi yang mana.

Pak Wahyu tersenyum tipis dari depan. Penggantinya ini memang berotak cerdas dan berpikir cepat untuk mendapatkan solusi terhadap masalah yang dihadapinya. Semoga dengan kecerdasannya itu, Arjuna bisa menjadi guru yang baik juga.

“Gimana Bro pengalaman masuk kelas ?” Dono menepuk bahu sahabatnya.

Saat ini mereka sedang duduk di meja masing-masing karena jam istirahat kedua sedang berlangsung.

Hari ini keduanya memilih makan siang di dalam ruang guru daripada menjadi biang huru hara di kantin.

“Aman terkendali,” Arjuna tersenyum sambil menyatukan ujung telunjuk dan ibu jarinya.

“Ada laporan kalau kebagian duduk sama pewaris sekolah nih,” ledek Dono.

“Pak Wahyu ?” Arjuna menatap Dono dengan mata menyipit.

“Bukan,” Dono tertawa. “Heboh tadi di kelasnya Cilla. Gue masuk pas jam pelajaran keempat.”

“Hadeuuhh tuh anak ternyata sok jaim tapi demen pamer,” cibir Arjuna. Tangannya mulai menyendok nasi rames pesanannya.

“Bukan Cilla, Bro. Dia selalu biasa aja malah terkesan galak sama cowok. Dua temannya langsung heboh, kayak wartawan aja.”

“Galak sama cowok ?” Arjuna kembali mengerutkan dahinya.

Sepertinya omongan Dono patut diragukan kebenarannya. Meskipun tidak bergaya layaknya perempuan kecentilan yang malu-malu mencari perhatian pria di depannya, Cilla tidak bersikap galak pada Arjuna.

“Iya Bro.” Dono mengangguk dan menelan habis makanan di mulutnya. “Tuh si Ketos pantang menyerah PDKT sama Cilla, malah denger ceritanya dari masih unyu-unyu. Tapi yang ada Cilla sering nge-judesin Jovan.”

“Biasanya cewek galak begitu pernah patah hati yang sangat menyakitkan, Bro,” ujar Arjuna.

“Beeuuhh yang pengalaman,” cibir Dono.

“Eh, gue pacaran baru sekali aja sama Luna ya. Dulu sukanya sama Luna juga pas SMA tapi ditolak. Untung nembak kedua kali langsung diterima.”

Wajah Arjuna terlihat berbinar mengingat pengalaman keduanya meminta Luna jadi kekasihnya. Bagaikan membeli selembar undian, Arjuna tidak tahu akan ditolak atau diterima.

Waktu SMA, Luna sudah sekali menolaknya dengan alasan kalau Arjuna bukan seleranya.

“Terus sekarang apa kabarnya tuh si Luna ?”

Wajah yang tadi berbinar mendadak berubah sayu. Arjuna jadi teringat telepon dari kekasihnya itu beberapa hari yang lalu.

Tanpa basa basi menanyakan kabar Arjuna yang sudah lama tidak bertemu, Luna malah marah-marah karena merasa dirinya dipermalukan saat berbelanja di mal. Kartu kredit pemberian Arjuna ditolak. Akhirnya Luna harus keluar toko dan membatalkan belanjaannya dengan perasaan malu bukan main.

“Jun,” Dono mengibaskan tangan di depan wajah Arjuna yang melamun. “Cepat habisin makanan elo, sebentar lagi jam istirahat berakhir.”

Arjuna mengangguk lesu dan kehilangan nafsu makannya, tapi perlahan dihabiskannya juga. Repot kalau perut lapar, bisa otak mudah emosi.

Saat sedang merapikan bekas makannya. Arjuna teringat akan kertas yang tadi diselipkan Cilla di saku kemejanya.

Arjuna cepat-cepat membuang kertas pembungkus makanan dan meletakan peralatan makan bekas pakainya di meja yang sudah disiapkan.

Sambil meneguk minuman. Arjuna mengeluarkan kertas itu dan membuka lipatannya.

Saya mendoakan Bapak diterima jadi guru supaya menjadi lawan saya yang seimbang. Jangan jadi guru cupu, apalagi cowok cupu…. Hahahahaha

Di luar sekolah kita tetap Teman Makan, kapan Bapak perlu teman untuk makan bareng, wa saya aja, tapi jangan dadakan soalnya saya juga orang sibuk.

Jadi jangan lupa Pak Arjuna Hartono yang terhormat, di sekolah anda adalah lawan saya, di luar sekolah kamu teman saya !!!!

What ? Arjuna membelalakan matanya membaca tulisan Cilla. Sejak kapan ia menerima tantangan Cilla menjadi lawan debatnya.

Lagipula apa iya, Arjuna diterima mengajar di SMA

Guna Bangsa karena doa mujarab-nya Cilla ?

Atau jangan-jangan gadis itu memaksa orangtuanya untuk menerima Arjuna sebagai guru untuk mengolok-oloknya di sekolah sebagai lawan anak itu ?

Arjuna geleng-geleng kepala. Pusing. Semoga bukan karena kedua alasan itu. Arjuna diterima sebagai calon guru pengganti hanya dalam waktu 1 minggu !

1
Naja Naja nurdin
ih si Juna keseringan nyebur
Naja Naja nurdin
mas bro sudah hafal wejangannya bro dono
Andriyani “Ijjet famous” Nisa
Luar biasa
antha mom
orang tua yang tegas dalam mendidik anak 👍👍
mimi_esterina
oke , kita lanjut baca. seru kek nya
Maydina Ihda Savira
Lumayan
iinparwati seviarny
keren
Baretta: Terima kasih Kak 🙏🙏😊
total 1 replies
Qaisaa Nazarudin
Lho lho kok End sih thor,ntuh Amanda sama Jovan apa kabarnya?? huaaaa....
Qaisaa Nazarudin
Amanda terlalu Egois,maunya di mengerti tapi tdk mau mengerti posisi Jovan,Harusnya Manda sadar dengan posisi Jovan sebagai dokter,jangan sampai nyesel nantinya,Udah untung Jovan itu tipe cowok yg setia..
Qaisaa Nazarudin
Hadeeuuh pak Juna posesifnya gak pernah berubah,Udah punya dua anak juga...🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Alhamdulillah akhirnya Luna bisa berubah, Ingat umur ya Luna,kita bukan makin muda,Jadi terima lah kenyataan..
Qaisaa Nazarudin
Bagus Arjuna,Kamu harus bersikap Tegas,Baru juga selesai masalah Glen,Jangan pernah mengundang masalah lagi,Kalo emang dia hamil harusnya mintak tanggungjawab bapak tuh anak,Ngapain nyariin kamu lagi,Gak punya urat malu banget..
Qaisaa Nazarudin
Kurangnya komunikasi antara keluarga bisa mengakibatkan salah paham,Dan berakhir dendam yg salah alamat,Dan akhirnya menghancurkan hidup sendiri..
Qaisaa Nazarudin
Cilla di culik..
Qaisaa Nazarudin
Kamu itu dendam salah alamat Glen,Malah Arjuna gak tau apa2 tentang adek.mu..Adek mu aja yg otaknya dangkal,Katak gak ada cowok lain aja,Di tolak aja langsung bunuh diri,gila gak tuh...
Qaisaa Nazarudin
SKAKMATT buat Glen..🤣🤣🤣😜😜
rista_su
cakep. setuja ak
rista_su
ooo kurang ajar ikan pesut
rista_su
tau ga cil. anak gue nyemplung got aja bajunya gue buang. bocahnya gue mandiin 3 kali sabunin sampoin sikatin. kebayang juna direndem detergen cair 3botol apa cukup 🤣🤣🤣
Baretta
Terima kasih sudah mampir di novel saya Kak 😊😊 Terima kasih juga sudah memberikan dukungannya 🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!