Clarissa gadis gendut yang baik hati dan berkeluarga konglomerat. Nasib nya malang harus menikah dengan Kendrick Emilio Raymond karna terpaksa sebab kesalah pahaman. Mereka sama-sama dari keluarga kaya dan terpandang. Setelah pernikahan itu Kendrick bersikap dingin dan cuek, tak menganggap Clarissa sama sekali.
Bagaimana cerita mereka selanjutnya? Apakah Clarissa bisa bertahan atau akan menyerah?
Cus langsung meluncur ke cerita mereka yuk🤭 Jangan lupa LIKE, VOTE, BERI RATING TERBAIK, SHARE, AND KOMENAN Kalian author tunggu 😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IMEILDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14 #Luka Hati
Eveline berada dikamarnya. Ia sedang menunggu seseorang untuk datang. Orang ini sangat spesial buat Eveline.
Eveline sudah menunggu kedatangannya sejak lama dan kemarin dia menghubunginya. Sontak Eveline merasa senang. Ia sedang berdandan dikamarnya agar seseorang itu datang Eveline sudah nampak cantik.
Ting...
Pesan singkat masuk ke ponsel Eveline.
📲 "Aku sudah dekat dengan rumah, lima menit lagi sampai"
Isi pesan yang dikirimkan kepada Eveline.
Eveline melonjak turun ke bawah. Ia memberi tau kedua orang tuanya, setelah itu dia pergi ke depan untuk menyambut kedatangan orang istimewa tersebut.
Tin.....Tin....
Suara klakson mobil memasuki halaman rumahnya. Eveline langsung berlari dan saat orang itu keluar dia langsung memeluknya dengan erat.
"Cantik sekali.....kau memang pintar berdandan dan tak ada tandingannya deh" puji lelaki tampan yang baru turun dari mobil.
Sementara Faero dia sudah ada diluar gerbang rumah Eveline. Namun pemandangan yang menyakiti hatinya terjadi di depan matanya. Ia melihat saat Eveline berlari memeluk seorang lelaki.
Faero beranggapan kalau itu adalah lelaki yang diceritakan oleh Eveline. Memang benar dia tampan dan gagah. Raut wajah Eveline memancarkan kesenangan yang amat senang. Itu sangat melukai hati Faero.
Dia pun pergi dari sana membawa luka dihatinya. Ia sudah tidak mau lagi berharap terhadap Eveline. Biarkan rasa cintanya menjadi kenangan tersendiri untuk Faero.
Ia frustasi sampai memukul setir mobil. Hatinya begitu sakit saat melihat hal tersebut apalagi di depan matanya. Faero akan berusaha melupakan rasa cintanya itu terhadap sang pujaan hati.
*****
"Aku senang deh akhirnya kak Yogi mau pulang. Udah lama kakak gak pulang." gerutu Eveline kepada Yogi.
Mereka mengobrol di ruang tamu bersama kedua orang tua Eveline.
"Maaf dek, sulit buat kakak untuk melupakan semuanya. Tapi sekarang kakak janji gak akan pergi-pergi lagi, paling juga kamu yang sering ninggalin kakak. Hmm......kamu kan terkenal dimana-mana." titah Yogi.
"Heheh....ya kadang sih" jawab Eveline nyengir.
"Yogi juga minta maaf sama papa dan mama, sudah lama Yogi diluar negri. Terima kasih sudah merawat dan membesarkan Yogi"
Yogi Pranata sebenarnya adalah sepupu Eveline. Namun disaat usianya 15 tahun, kedua orang tuanya mengalami kecelakaan yang membuat keduanya tidak dapat tertolong. Disitu Yogi sangat terpuruk, benar-benar terpuruk sampai beberapa kali masuk rumah sakit karna jarang makan dan sering mengurung diri.
Sebelum ibunya meninggal, dia memberi pesan kepada orang tua Eveline agar merawat Yogi seperti anak kandungnya sendiri. Karna tidak ada keluarga lagi selain orang tua Eveline. Tuan Ferry dan Garcia menyetujui permintaan ibu Yogi.
Setelah kepergiannya, Yogi dirawat begitu tulus oleh kedua orang tua Eveline. Setahun mereka tinggal bersama namun setelah itu Yogi meminta agar tinggal diluar negri sambil sekolah disana. Awalnya tidak disetujui oleh tuan Ferry namun Yogi memaksa karna ingin menenangkan diri dan melupakan kejadian sepeninggal orang tuanya.
Akhirnya tuan Ferry dan Garcia melepas Yogi pergi untuk tinggal diluar negri sampai dia beranjak dewasa hingga saat ini. Eveline pergi ke London waktu itu juga untuk menemui kakaknya. Eveline sudah menganggap Yogi adalah kakak kandungnya sendiri dan sebaliknya.
"Itu sudah kewajiban kami nak, sekarang tinggal lah disini. Ini adalah rumahmu, Eveline selalu kesepian kalau tidak ada kamu" titah Ferry.
"Terima kasih pa.....mulai sekarang aku akan tinggal disini bersama papa, mama, dan Eveline" jawab Yogi.
Eveline langsung melonjak senang dan memeluk Yogi seperti anak kecil.
"Kau bukan bocah lagi Veline sebentar lagi usiamu bertambah, seorang model papan atas tapi sifatnya seperti anak kecil" omel Yogi sambil tertawa.
"Eits gak apa lah kan dirumah......kalau diluar ya harus profesional dong, heheh aku senang nanti diulang tahunku bisa ngerayain bareng" tanggapnya sumringah.
Yogi hanya tersenyum menanggapi sifat Eveline yang dari dulu tidak pernah berubah kepadanya. Selalu manja dan nempel padanya. Dan ya alasan dia pulang juga salah satunya karna sebentar lagi hati ulang tajun Eveline.
"Setelah ini bantu papa mengurus perusahaan......karna tidak selamanya papa akan bekerja, papa juga ingin menikmati masa-masa tua"
"Tapi pa......itu hak Eveline bukan aku" jawab Yogi sopan.
"Enggak!! Aku akan meneruskan cita-citaku didunia model dan gak akan sempat mengurus begituan. Lebih baik kakak saja yang bantu papa, kasihan selama ini kan papa mengurus sendiri." Yogi berpikir keras.
"Baiklah pa, aku akan membantu papa disini" ucap Yogi kemudian.
Ferry bernafas lega dan tanggung jawabnya akan berkurang.
🌺🌺🌺
Kendrick membuka layar ponselnya dan membuka bagian album. Ia mencari foto dari diary book Clarissa. Kemarin dia tidak sempat membacanya.
Kendrick berada diruang kerjanya seorang diri. Ia membuka dan membacanya, tapi sekelebatan bayangan Clarissa saat dikantor tadi bergelayut dibenaknya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran tentang kejadian tadi.
Dear Diary.
“Masa-masa indah dalam kehidupanku, telah aku berikan padanya. Waktu luang aku sisipkan untuknya. Perhatian aku tumpahkan kepadanya. Namun tak sedikit pun semua itu terbalas, walau hanya sekedar perhatian saja. Tapi gak pa-pa karna aku hadir dalam hidupnya bukan keinginan dirinya tapi kehendak takdir.
Lalu apa yang bisa aku lakukan selain menerima dengan ikhlas?. Aku sudah tak asing dengan sikap seperti itu bahkan dikehidupanku sebelum bertemu dengannya lebih menyakitkan. Karna orang yang tau tentangku selalu membanding-banding semua itu mengenai fisik, talenta, prestasi dengan kakakku. Apakah aku marah? Tidak...
Sebab buatku ucapan mereka hanya karna rasa iri. Nyatanya kedua orang tuaku tak pernah membanding-bandingkan aku dengan Kak Faero.
Buku ini menjadi teman dikala sepinya hati ini. Coretan pena menjadi kebiasaan tersendiri untukku. Kertas putih bersih akan tertoreh curahan dalam hatiku.......”
^^^Clarissa......^^^
Kendrick menggeser layar ponselnya. Ia kembali membaca halaman berikutnya dari diary book Clarissa. Torehan yang terakhir ini membuat hati Ken bergetar. Ia seolah bisa merasakan kepedihan yang dirasakan oleh Clarissa selama ini. Hatinya tersentuh dan merasa kasihan dengan Clarissa.
Dear Diary.
“Mas Ken.......Apakah tidak ada sedikit pun kamu menganggapku istrimu? Apakah aku seburuk itu dimatamu? Apakah tak bisa aku mendapat perhatian darimu walau hanya sedikit saja?. Ah tidak mungkin.....semua itu hanya mimpi dan terus akan menjadi mimpi. Mana mau seorang CEO Kendrick Emilio Raymond mau dengan aku yang jelek ini. Semua itu hanya akan tersimpan dalam diriku dan tidak akan pernah terjadi.
Sejauh ini aku akan bertahan. Entah rasa apa yang ada dalam diriku padanya, rasa nyaman dan tenang selalu ada disaat aku dekat dengannya. Seolah hatiku tidak ingin lepas darinya. Jika nanti aku lelah dan sudah tidak sanggup lagi, maka ku paksakan hati dan jiwa ini untuk pergi. Apakah aku mencintai suamiku? Entahlah hanya Allah yang tau, kalau pun iya biarkan saja terpendam dalam hatiku sampai nanti cinta itu memudar sendiri.”
^^^Clarissa.....^^^
Kendrick terdiam sejenak setelah membaca isi diary Clarissa. Rasa penasarannya membawa dia menjadi berpikir dan tau kepribadian lain dari Clarissa. Dibalik wajah polosnya Clarissa mempunyai banyak luka yang terpendam dalam hatinya dan banyak pula potensi kelebihan yang dimilikinya.
Kendrick juga tak menyangka, Clarissa yang selalu tersenyum padanya itu hanya untuk menutupi rasa pedih dan luka dalam hatinya. Selama ini Clarissa sudah merasa terbebani namun Ken menambah beban itu semakin berat.
Ia membuka layar laptopnya. Ken berniat menyimpan foto diary book Clarissa ke laptopnya. Setelah sudah, ia pergi keluar dari ruang kerjanya.
KLO BISA BUAT JUGA TUH KISAH NYA CHERA SPUPU CLARISSA