BELUM DI REVISI!!!
Fatimah Az-Zahra, seorang wanita yang baru saja merasakan patah hati, tapi siapa sangka kedua orang tuanya merencanakan sesuatu yang mau tak mau harus ia ikuti.
Ia harus menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali terlebih laki-laki itu seorang Gus, anak dari seorang kyai.
Mau tahu kelanjutannya ceritanya mari kita kepoin....
Kalau gak suka skip aja....
Selamat membaca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon limr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
...~ happy reading ~...
Zahra berjalan menuju kamar sang ayah. Sesampainya di kemar sang ayah Zahra langsung mengetuk pintu.
tok tok tok ....
Terlihat laki laki setengah paruh baya membuka pintu.
" Ada apa nak ?"
" Waktu nya sarapan ayah"
" Baiklah, mari kita pergi ke meja makan untuk sarapan."
Mereka berdua mengayunkan kakinya menuju meja makan. tidak ada kata kata yang mereka ucap kan, baik Zahra dan Ahmad. Terlihat di sana sudah ada nenek Ainun, kakek Zaki dan bunda Maryam.
Seperti biasanya, Meraka makan dalam keadaan hening, hanya ada suara deringan sendok dan garpu yang saling beradu dengan piring.
Selsai sarapan Zahra membantu sang bunda untuk membereskan peralatan makan tadi. Sebenernya ada santri yang di tugaskan di dalam ndalem. tapi bunda Maryam ingin mengerjakannya ini sendiri.
Selsai membantu sang bunda Zahra kembali ke kamarnya. ia mengambil ponselnya dan melihat notifikasi di aplikasi wh****** nya.
setalah melihat itu Zahra memutus kan untuk membuka aplikasi ins****** yang satu bulan lebih ini ia gak pernah buka.
Ternyata banyak sekali yang membalas insta story nya satu bulan yang lalu.
Zahra membukanya satu persatu.
*****
Kedatangan keluarga kyai Ibrahim yang di nanti nanti pun akhirnya tiba dengan selamat.
Zahra yang mendengar suara orang yang rame rame di depan keluar dari kamarnya. Dan ternyata bener ada tamu. Zahra tidak ikut bergabung bersama mereka, Karana rasanya tidak sopan bergabung. apa lagi tamu kakeknya juga ada yang laki laki.
" Apa kabar Ibrahim?" tanya ahmad.
" Alhamdulillah baik"
" Dan nak Sayhan bagaimana kabarnya?"
" Alhamdulillah saya juga baik"
" Alhamdulillah"
Beberapa santri membawa minuman dan juga cemilan. Rasanya sudah lama tidak berkumpul seperti ini, karna mereka sibuk dengan urusan mereka masing masing.
Setelah selesai melepas rindu mereka, pembahasan mereka pun tertuju pada perjodohan yang telah di rancang.
" Nak, panggil kan Zahra untuk kesini" Suruh kakek Zaki pada Maryam.
Maryam mengangguk dan berjalan menuju kamar Zahra. Sebelum masuk kamar Maryam tak lupa untuk mengetuk pintu.
tok tok tok .....
" Sebentar" ucap Zahra dari dalam. terlihat pintu kamarnya sudah di buka.
" Ada apa bun?" tanya Zahra.
" Kakek memanggil mu nak, ayok " ajak Maryam.
Sesampainya di ruang tamu, terlihat dua wanita ini menjadi pusat perhatian para tamu. terutama Gus Sayhan.
" Masya Allah" gumam Gus Sayhan Tampa sadar dan langsung menundukkan pandangan.
" Nak sini" Ujar kakek Zaki dan Zahra hanya menurut saja.
" Nak perkenalkan ini kyai Ibrahim dan istrinya, dan juga anak ya, yaitu Gus Sayhan orang yang kami jodohkan dengan mu. "
Deg....
Jantung Zahra berdetak lebih cepat dari biasanya. Zahra mencoba untuk mengangkat kepalanya dan melihat para tamu kakeknya.
Tatapan Zahra berhenti di pemuda yang memiliki kulit putih dan mengunakan kopiah dengan warna senada dengan bajunya, warna putih. ia menatap seperti mengamati penampilan pemuda itu dari atas sampai bawah.
Ehm...
Dereman itu membuat Zahra langsung menunduk, Apa aku pantas menjadi istrinya? Dia sepertinya sangat dekat dengan mu ya Rabb. batinnya.
Zahra lah Zahra, sulit untuk menerima orang baru di dalam hidupnya. apa ia bisa menerima Gus Sayhan? entahlah hanya dia dan Allah yang tahu.
" Nak rencana pernikahan akan kami percepatan"
Memang bener keluarganya suka sekali mengambil keputusan tanpa persetujuan dari dirinya. egois!!..
Deg....
Di percepat tapi mengapa?. Bukan kah ayah Ahmad mengatakan pernikahan akan di langsungkan Minggu depan, tapi apa sekarang? dipercepat?. ini sangat membuatnya senam jantung.
" Bukan kah kata ayah Minggu depan?" Zahra memberanikan dirinya untuk bertanya.
" Iya, Karena ada satu dan lain lah, jadi pernikahan ini harus segera di laksanakan"
Zahra terdiam. bagaimana bisa ayah mempercepat pernikahan ini? jujur saja ia tidak sanggup dengan ini.
Zahra mencoba menahan air matanya Agar tidak jatuh. ia berusaha tegar dan tidak lemah di hadapan keluarganya. tangannya meremas bajunya.
Ingin sekali ia mengatakan sesuatu agar pernikahan ini tidak terjadi. tapi ia melihat keluarganya sangat bahagia mendengar pernikahannya di percepat.
" Boleh kah aku menolak ke ingin keluarga ku ini ya rabb.
Tak ada lagi celah untuk Zahra menolak semua ini. tidak mau senyum itu hilang dari bibir keluarga. ia ingin Keluarganya selalu bahagia walaupun ia sendiri mengorbankan kebahagiaannya.
...🍒🍒...
Haii🖤
Happy reading guys 🖤
Jangan lupa like, vote and comment:V🖤
🍒 terimakasih sudah mampir 🤍