Megan yang belum lama putus dari kekasihnya, dipecat dari tempat kerjanya karena dituduh sebagai selingkuhan atasannya. Sialnya lagi, di tempat kerjanya yang baru Megan mendapat bos yang lebih gila dari sebelumnya, menyebalkan, mesum dan suka gonta-ganti pasangan. Tidak hanya itu, Megan juga bertemu dengan anak kembar yang menginginkannya menjadi ibu mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14: Bagaimana dengan satu ciuman?
Sepertinya Dexter masih enggan untuk bangkit dari kursinya, membuat Megan semakin sesak di bawah meja.
"Ceklek..." pintu terbuka menampilkan sosok wanita cantik dengan body bak gitar spanyol menghampiri Dexter.
"Sayang.... kenapa kamu tidak mengangkat panggilanku, aku sudah menghubungi mu berkali-kali. Untung saja aku hubungi Addison," ucap wanita itu duduk di pangkuan Dexter. Wanita yang merupakan seorang model.
"Kalau tau begini, lebih baik aku tadi tidak menghindari Julian," batin Megan semakin tersiksa.
"Aku sibuk Jenifer," balas Dexter mengecup bibir Jenifer.
"Padahal aku ingin mengajak mu ke mall. Ada koleksi terbaru dari chanel dan limited edition," balas Jenifer mengusap nakal dada bidang Dexter, kembali mencium bibir Dexter. Tak tinggal diam, pria itu membalasnya. Tangannya merayap ke dada Jenifer membuat wanita itu mengerang kenikmatan hingga bibir pria itu bermain di dada besar Jenifer.
"Bisa-bisa aku gila di sini. Bagaimana jika mereka sampai melakukannya di sini? aishhh.... kenapa hariku buruk lagi sih," batin Megan keringat dingin.
"Apa kamu mengoperasinya?" tanya Dexter. Terakhir kali ia menggenggamnya tidak sebesar yang sekarang.
"Iya," ucap wanita itu menahan gelenyar aneh di tubuhnya. Beberapa bagian tubuhnya memang sudah di operasinya.
Sebenarnya ia ingin melanjutkannya, tapi ada satu hal yang membuatnya menghentikan kegiatan itu. Dexter mengeluarkan black card nya.
"Pergilah, belanja sepuas mu. Aku masih banyak pekerjaan," ucap Dexter membuat wanita itu mengangguk dan mengambil black card dari tangan Dexter. Ia tidak bisa memaksa Dexter jika itu sudah berhubungan dengan pekerjaan pria itu. Bisa-bisa mereka akan segera berakhir.
"Bye sayang.." ucap Jenifer mengecup bibir Dexter dan pergi.
"Apa kamu akan di bawah meja terus," ucap Dexter bangkit dari kursinya. Megan terbelalak mendengarnya. Wanita itu mengerjap-erjapkan matanya seakan tidak percaya. Dexter mengetahui keberadaanya. Tentu saja, sebenarnya ia sudah melihat Megan yang masuk ke ruangan dimana mereka berdua sekarang berada. Itu sebabnya ia sengaja masuk dalam ruangan tersebut.
Dengan gugup dan wajah yang sudah seperti kepiting rebus, Megan keluar dari bawah meja.
Bughh...
"Aduhh...," ringis Megan saat kepalanya mengenai langit-langit meja. Dexter menahan tawanya, melihat ekspresi wajah Megan yang sangat lucu baginya.
Megan berdiri dan merapikan pakaiannya untuk mengalihkan pandanganya dari Dexter.
"Sa..saya pergi dulu Pak.." ucap Megan tanpa menatap Dexter. Sungguh ia sangat malu saat ini.
"Mau kemana?" ucap Dexter menahan tangan Megan.
"Oh tidak.. jantung..tolong... jantungku hampir lepas," batin Megan.
"Aku sudah membantumu dengan tidak memberitahu Julian keberadaan mu. Apa kamu pergi begitu saja meninggalkan orang yang membantumu tanpa membalasnya," ucap Dexter membuat Megan mengernyitkan kedua alisnya.
"Hei...pria ini sudah gila. Sejak kapan dia menolong ku. Aku pikir dia malah sengaja masuk ke ruangan ini karena mungkin sudah melihat ku tadi, bahkan dia sengaja berbuat mesum disini" batin Megan.
"Tapi saya merasa anda tidak menolong saya Pak. Maaf saya permisi dulu," pungkas Megan hendak pergi. Dexter menarik tangan Megan hingga wanita itu berbalik dan tidak sengaja menabrak tubuh Dexter. Megan terperanjat, mendongak ke atas, menatap wajah tampan Dexter. Megan akui, Dexter adalah pria sempurna. Megan terpana.
"Ekhmm... mengagumi ketampanan ku heh..." tukas Dexter menaikkan satu alisnya. Tangannya merengkuh pinggang ramping Megan. Megan tersadar, beberapa kali menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Narsis..." cibir Megan.
"Bagaimana dengan satu ciuman sebagai balasannya," tukas Dexter membuat kedua netra Megan membesar.
"Dasar gila, mesum... " pungkas Megan mendorong tubuh Dexter, dengan langkah yang cepat Megan keluar dari ruangan tersebut.
"Menarik..." satu kata itu keluar dari bibirnya. Menatap kepergian Megan.
"Dasar playboy... mesum...." Megan mengoceh berjalan menuju ruangannya.
"Bisa-bisanya dia mengatakan hal itu. Baru saja ia mencium kekasihnya dan ingin mencium wanita lain. Benar-benar tidak bisa percaya. Pantas saja istrinya menceraikannya. Aku tidak tau sudah berapa banyak wanita yang tertipu olehnya," gumam Megan masuk ke dalam ruangannya.
mengalir pokoknya
kukirim vote nya ya kak....
selamat berkarya lagi...