TERLALU LELAH

Sesuai menuruti rencana Regan. Ayunda, sedikit demi sedikit membangun rumah kecilnya manjadi lebih besar dari yang dulu.

Sudah enam bulan Ayunda, bekerja di perusahaan temannya,ia mampu membuat bu Sari,bersama dengan yang lain menjadi kepanasan.

Dengan gajihnya lumayan besar per-bulan belum di tambah dengan bonus. Bahkan tetangga Ayunda, merasa senang melihat dia semakin sukses namun tetap ramah dengan tetangganya.

"benar juga apa kata Regan, dari pada menghindari lebih baik membuat mereka kepanasan saat melihat ku sukses,". kata Ayunda.

ia menatap bangunan rumahnya hampir selesai, walaupun tak terlalu besar.asalkan lebih bagus dari rumah nya yang dulu.

***

Sore hari.

Bu Sari, mendekati Ayunda,bersama tetangganya yang sedang berkumpul karena acara arisan kecil-kecilan. Banyak cibiran ketika mantan mertua Ayunda, mendekati mereka.

"Aku heran sama kamu yu,baru berapa bulan bekerja sudah bisa membangun rumah,". Ucap bu sari.

"Alhamdulillah,bu. Ayunda,dapat rezeki lebih,". Jawab Ayunda, dengan ramah

"Masa kerja di tempat salon Tika,kamu bisa secepat ini membangun rumah, jangan-jangan kamu jual diri yah,".

Mendengar perkataan mantan mertuanya, Ayunda. Sangat marah karena sudah menjelekkan harga dirinya. "Maaf yah bu,uang yang aku hasil kan untuk membangun rumah ini adalah uang hasil keringatku sendiri.apa yang bu sari, katakan itu sudah salah, bahkan saya tidak terima sudah menjelekkan saya,". Ayunda, langsung emosional.

"Ck,jangan asal bicara bu.itu bisa saja menjadi fitnah sudah mencoreng kan nama baik Ayunda,". Ujar bu wanti. Tetangga Ayunda

"Kami semua tau jika Ayunda, bekerja dimana,tapi sayang sepertinya bu Sari,kurang jauh mainnya,". Kekeh yang lain.

"Maaf yah bu. Ayunda,itu kerjanya di perusahaan yang sama dengan anak saya,bahkan gajih mereka hampir sama,". Sahut salah satu tetangga Ayunda.

"jadi selama ini kamu berbohong kepada kami yu,". Bentak bu Sari.

Ayunda, belum menjawab pertanyaannya namun sudah di sahut bu wanti lagi. "Walaupun Ayunda, berbohong gak masalah lagian kalian bukan siapa-siapanya Ayunda,".

"Hahahah,". Semua orang tertawa lepas. Ayunda,hanya cengengesan.

"Ck,jangan sombong kalian, menantu saya lebih kaya dan banyak uang,". Bela bu Sari

"Yakin bu,setau saya akhir-akhir ini warung makan Siti,sedang sepi. Malah rame di tempat keponakan saya,". Ucap salah satu ibu-ibu di situ.

"Ingat umur,jangan terlalu sombong,yang kayakan Siti,bukan anakmu Sar,kalian itu cuman numpang hidup di rumah Siti.coba aja Siti,gak kaya mana mau kamu mengambil menantu,". Sindir tetangga Ayunda.

Dengan wajah marah bu sari, beranjak pergi meninggalkan kerumunan itu,ada senyuman kecil di sudut bibir Ayunda.

Sudah dua bulan.warung makan Siti, terlihat sepi karena banyak saingan dan ada yang lebih murah.

Dengan hati kesal bu Sari, melangkahkan kaki menuju rumah menantu nya itu.

"Ibu,". Rengek Ambar,dan Neli.

"Kenapa kalian ha,". Tanya Sari,kepada anaknya

"Itu,adik ipar menyuruh kami bekerja di warung makannya,". Rengek Ambar dan Neli

"Biar ibu yang urus,". Dengan langkah cepat bu sari, mendatangi Siti,dan anaknya di ruang tamu.

"Ada apa ini,dan kamu Siti,untuk apa menyuruh kakak iparmu bekerja ha". Tanya sang mertua kepada menantunya.

"Bu, warung makan ku sedang sepi akhir-akhir ini,dari pada mereka minta uang terus lebih baik bekerja di tempat ku karena karyawan di sana sudah aku pecat karena sepi juga,". Jawab Siti

Sial, ternyata benar kalau Siti, hampir bangkrut,batin Sari

"Enak saja, mereka itu anakku sedangkan kamu hanya adik ipar. Jadi benar apa kata orang-orang kamu sudah bangkrut,". Tanya sang mertua kepada Siti

Membuat Siti,jadi salah tingkah mendengar ucapan Mertuanya.

"mas,kok kamu diam aja sih aku di marahin ibumu,". Rengek Siti,kepada suaminya

"Apa yang di katakan ibu,emang benar sit,mana mau aku punya istri miskin.malu-maluin,". Ujar Hendri,ia tak membela istrinya sama sekali.

"Jangan harap kamu dapat bela dari adikku Siti,". Sahit Ambar.

"Kalian,saat aku di ambang kebangkrutan malah memarahi ku tapi saat aku kaya kalian sok-sokan baik,dasar perasit kalian,". Bentak Siti

Plakk,

Hendri,geram kepada istrinya karena berani-beraninya memarahi keluarga tercinta. "Istri durhaka kamu Siti,mulutmu lancang sudah berani kepada kakak-kakakku ha,". Teriak Hendri

"Mas,kamu menampar ku,". Isak tangis Siti

ia juga memegang pipi kanannya terasa perih karena sang suami baru menamparnya

"rasakan itu,jadi istri nurut,". decak sang mertua yang mulai geram kepasa Siti,karena tak sekaya dulu.

"Dari pada kamu diam,sana urus rumah makan biar kita dapat uang,jangan malas. Aku tidak suka istri pemalas,". Ucap Hendri.

"Ingat yah sit,kamu itu hanya sebatang kara, rumah ini dan rumah makan semuanya milik kami,bukan lagi milik mu,". Kata Ambar,kakak iparnya

Dengan iming-iming rayuan dari Hendri untuk Siti,ia berani mengalihkan semua hartanya kepada sang suami. "Aku begitu bodoh karena cinta,". Gumam Siti

****

Esok pagi, Ayunda.saat berangkat kerja,namun di cegat oleh mantan suaminya.

"Mau kerja Yu,aku dengar kamu kerja kantoran, pantesan bisa bikin rumah,". Kata Hendri.

"Minggir,aku mau kerja,".

Pagi yang sial, pagi-pagi udah liat muka mantan suami,batin Ayunda

"Bentar lah yu,aku mau bicara dulu,". Tolak Hendri

"Ini udah mau siang,nanti aku telat lo,". Bentak Ayunda

"Terobos aja Yu, tabrak sekalian,". Ujar tetangga Ayunda.

"Kalau gak minggir aku tabrak kamu,". Mata Ayunda,tengah melotot menatap tajam kearah Hendri.

Mau tak mau Hendri, melangkah mundur. Melihat tatapan tajam Ayunda.

Hendri,masih menatap kepergian Ayunda. "Apa aku rujuk saja dengan Ayunda,aku yakin dia pasti mau,". Gumam Hendri.

Dengan langkah santai Hendri,tak sabar untuk rujuk,ia juga membayangi banyak uang,dan bisa membeli barang-barang yang bagus-bagus.

di sepanjang jalan, Ayunda.tengah menggerutu dirinya sendiri. "heran aku,sudah jadi mantan masih aja ganggu gak tenang banget hidupku, kenapa juga aku dulu mau nikah sama Hendri, ahhh.dimana otakmu yu,".