Lensi Deva Gumilang. Seorang anak kandung yang tersisih. Anak pengusaha ternama, namun lebih bahagia hidup di dunia hitam. Siapa sangka pergaulannya di dunia itu, menjadikan dirinya dijuluki sebagai Dewi judi.
Lensi seorang gadis lulusan design. Menjadi seorang model busana muslim. Prkerjaan sampingan yang tidak seorangpun tahu, kecuali sahabat setianya. Perjodohan bisnis yang dilakukan ayahnya membuat dirinya kabur dari rumah, dan mengikuti perjudian kelas kakap. Lensi memenangkan hasil perjudian 300 milyar dan dikejar oleh bandar judi. Hingga dirinya masuk kedalam kawasan terlarang dari dunianya, dan bertemu seseorang yang mampu menggetarkan hatinya.
Akankah Lensi selamat? apakah Lensi mampu menundukkan hati pria pujaannya?
Yuk kepoin kisahnya🙈🙈🙈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neti Jalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Konde Keramat
"Ini kemana sih si Riko sama yang lain? kok lama?"
Lensi terlihat mondar-mandir menunggu kedatangan Riko dan kawan-kawan.
"Jangan-jangan mereka tertangkap?" ucap Okta.
Lensi langsung berhenti mondar mandir seketika. Dia jadi sedikit cemas, terlebih nomor Riko tiba-tiba tidak bisa dihubungi.
"Coba hubungi pak Karman atau Mawan," ucap Okta.
Baru saja Lensi ingin menghubungi Karman dan Mawan, merekapun tiba dikediaman Okta. Saat melihat penampilan Karman dan Mawan, sontak Lensi tertawa sangat keras, hingga matanya mengeluarkan air.
"Konde keramat siapa yang kalian pakai? ya Tuhan...apa tidak ada yang lebih besar lagi kondenya?" tanya Lensi menahan tawanya.
"Ya katamu harus nyamar jadi ibu-ibu yang pergi kondangan." Jawab Karman.
"Ya tapi kondenya nggak sebesar itu juga pak. Dari jauh aku lihat sudah mirip kepala king kobra. Bahkan king kobra aja kalah," ujar Lensi.
"Ya mau bagaimana lagi. Namanya juga nggak ngerti. Yang penting misi sukses. Tanggung jawab pokoknya. Gara-Gara misi ini, jenggot dan kumisku jadi korban," ujar Karman.
"Iya. Makanya ini sudah kami buatkan hidangan segar untuk merayakan keberhasilan kita," ujar Lensi.
Karman, Riko, dan Mawan melirik gorengan yang ada diatas meja.
"Yang elit dikit nggak ade ye? bosan saban hari makan gorengan muluk," ucap Karman.
"Ho'oh Dew. Pengen nyicip makanan orang-orang kaya yang biasa loe makan dirumah," timpal Mawan.
"Emang apaan makanan orang kaya? daging? ayam? ikan atau apaan?" tanya Lensi.
"Noh kayak iklan di tv. Hamburger, spagetti, pizza, sama ayam KFC," ujar Karman.
"Ya elah, gue jamin loe nggak bakalan suka deh. Masih enakkan singkong rebus nyak Rogaya," ucap Lensi.
"Jadi loe mau bilang kalau lidah kita nggak cocok makan yang begituan ya Dew? cocoknya cuma makan singkong doang?" tanya Mawan.
"Eh? bu-bukan gitu. Ah...ya udah deh, gue pesanin sebanyak yang kalian mau. Tapi awas aja kalau sampai nggak dimakan. Pokoknya hari ini gue traktir sepuasnya," ujar Lensi.
"Yeyyy...."
Karman dan kawan-kawan bersorak gembira. Lensi kemudian memesan makanan sesuai yang teman-temannya mau. Setelah menunggu hampir 30 menit, semua pesananpun sampai. Karman dan teman-teman sampai melongo, saat melihat jumlah pesanan yang Lensi beli.
"Dew. Loe marah ya sama kita?" tanya Riko.
"Kok marah? ya nggak lah." Jawab Lensi.
"Ini loe beli serba lima begini. Ayam 5 ember, pizza jumbo 5 kotak, spagetti, sama burger," ujar Riko.
"Gue nggak marah, ini wujud dari rasa terima kasih gue karena kalian sudah bantuin gue." Jawab Lensi.
"Kalian makanlah sepuasnya. Nanti kalau kurang gue beliin lagi," sambung Lensi.
Karman dan teman-teman mulai memakan apa yang dibeli Lensi.
"Ya elah...emang dasar lidah kampung. Benar kata si Dewi, lidah gue kagak cocok makan ginian," ujar Karman.
"Bawain buat Djalu di rumah. Anak-Anak pasti suka," ucap Lensi.
"Iya. Mubazir kalau nggak dibawa. Lagian loe pesan juga kagak kira-kira Dew," ujar Karman.
"Tidak apa, sekali-sekali," ucap Lensi.
"Selanjutnya loe mau bagaimana? pasti setelah ini loe bakalan dicari ama bokap loe," tanya Riko.
"Iya kalau dicari. Kalian akan tahu beritanya sebentar lagi di tv." Jawab Lensi.
"Jadi loe mau bagaimana? loe mau tinggal dimana?" tanya Mawan.
"Nggak usah khawatirin gue. Duit gue masih cukup buat beli rumah satu." Jawab Lensi.
"Orang kaya mah bebas," timpal Karman.
Sementara itu di tempat berbeda, rombongan mempelai pria baru tiba di kediaman Surya Gemilang. Tanpa mereka tahu, sudah terjadi kehebohan karena orang suruhan Marini sudah melapor bahwa Lensi sudah kabur melalui tembok samping rumah.
Surya diliputi rasa cemas saat ini. Terlebih saat keluarga mempelai pria sudah tiba dan memasukki rumahnya. Surya bergegas mendekati Subrata dan Alex, untuk menyampaikan berita yang kurang mengenakkan itu.
"Pak. Sebelumnya kami sekeluarga mau meminta maaf, karena sepertinya pernikahan antara Alex dan Lensi harus dibatalkan," ucap Surga dengan gugup.
"Apa maksud anda? anda ingin bermain-main dengan keluarga Subrata?" Subrata terlihat sudah tersulut emosi.
"Bu-Bukan begitu pak.Tapi Lensi putri kami sudah kabur dari rumah tadi pagi." Jawab Surya.
Alex terkejut mendengar ucapan Surya. Semua orang seolah menatap kasihan kearahnya. Dan Alex sangat membenci hal itu.
"Kabur apa maksudmu?" tanya Subrata.
"Maafkan kami pak. Ini semua diluar kendali saya. Lensi memang punya tabiat yang kurang baik, jika dibandingkan dengan Vega adiknya," ucap Surya.
"Sudah tahu tidak baik, kenapa sejak awal ingin menjodohkan anak itu dengan putraku?" tanya Subrata.
"Apa maksudnya Surya bilang Lensi tidak baik? aku rasa masalah ini tidak sesederhana itu. Meski dia terlihat cuek, tapi aku pastikan dia bukan tipe wanita penggoda. Jadi apa masalah sebenarnya?" batin Alex.
"Bagaimana kalau nak Alex kita nikahkan saja dengan Vega? Undangan sudah terlanjur tersebar. Resepsi malam nanti pasti akan ramai yang datang. Terus terang saya pribadi tidak bisa menanggung malu sebesar ini," ucap Surya.
"Apa ini tujuan Surya sebenarnya? atau jangan-jangan Lensi ada disuatu tempat, dan itu disengaja. Sehingga dia ingin aku dan Vega yang merupakan anak dari hasil perselingkuhannya menikah?"
Subrata kemudian menoleh kearah Alex. Karena walau bagaimanapun yang akan menjalani adalah anaknya. Dia tidak perduli dengan uang yang dia keluarkan ataupun rasa malu yang Surya bicarakan.
Alex melirik kearah Vega yang tersenyum malu-malu kearahnya. Bukannya senang, Alex malah tersenyum sinis.
"Sudah kuduga. Ini seperti direncanakan. Lalu dimana Lensi? bagaimana kalau terjadi sesuatu dengannya? pantas saja ada perubahan yang mencolok pada gadis itu, ternyata memang ada masalah. Lensi, kenapa kamu tidak terus terang padaku? jika memang kamu kabur, kenapa tidak kamu bicarakan dulu denganku?" batin Alex.
"Maaf pak Surya. Saya tidak suka jodoh saya hasil dari sedekah. Saya bisa mencari jodoh saya sendiri. Tidak mesti harus dengan Lensi ataupun Vega. Dan saya juga tidak perduli dengan uang yang sudah kami keluarkan. Aku juga tidak perduli dengan rasa malu yang bapak bicarakan," ujar Alex.
"Betul itu. Soal undangan kami bisa menghandlenya lewat media hari ini. Kami akan umumkan tentang pembatalan pernikahan ini," timpal Subrata.
"Tapi pak...."
Kata-Kata Surya terhenti, saat Subrata dan rombongan pergi begitu saja dari hadapan Surya. Sementara itu Vega cukup tercengang, karena Alex menolaknya mentah-mentah. Dia tidak menyangka Alex lebih memilih rasa malu, ketimbang menikahi dirinya.
"Ini benar-benar penghinaan buatku. Apa bagusnya Lensi dari diriku? gadis itu bahkan tidak pernah berpakaian sexy sekalipun. Jadi darimananya dia bisa tertarik dengan gadis yang baru dia temui satu kali itu?" batin Vega.
Vega benar-benar tidak terima dengan perlakuan Alex padanya. Dia berniat akan mendapatkan Alex bagaimanapun caranya.
