Terjebak Pernikahan Rahasia Di Hari Wisuda

Naya langsung diperbolehkan pulang oleh Dokter. Tubuhnya yang lemas sudah lumayan pulih. Alfath membantu Naya berjalan menuju kamarnya.

“Pa, kenapa mereka tiba-tiba seperti sudah sangat akrab ya... Padahal tadi Mama lihat sendiri loh saat di rumah sakit, Mereka berdua itu kaya tom and Jerry lo pa. ” Mama Naya dan Papanya merasa heran dengan pemandangan yang tiba-tiba terjadi begitu aneh.

“Ya bagus dong kalau gitu. Belum ada sehari aja udah ada perubahan dalam hubungan Mereka. Seharusnya Mama seneng dong lihatnya. ”

“Justru Mama itu ngerasa aneh deh Pa sama Mereka. Kira-kira apa yang di lakuin Alfath ke Naya sampai segitu nurutnya Naya. Jangan-jangan__” Mama Naya menutup mulutnya sendiri.

“Hus... Mama jangan yang aneh-aneh deh kalau mikir. ”

...****************...

Flashback di rumah sakit

“Hey__”

“Mau apa Sayang_? ”

“Diem Kamu. Sini__.” Naya memanggil Alfath yang duduk tidak jauh darinya.

“Mau minta tolong__”

“Iya apa Sayang? ”

“Jangan panggil Aku Sayang...! ” Nada bicara Naya mulai meninggi.

“Oke...Sebenarnya juga ogah sih . Tanpa basa basi sekarang apa yang Kamu mau...? ”

“Oke fine. Seorang Naya Almeera yang tidak pernah suka basi cuma mau minta tolong. Kamu harus berpura-pura baik sama Aku di hadapan Papa Mama. Oke... ”

“Minta tolong__? ” Alfath terkekeh setelah mendengar permintaan Naya. “Sudah kuduga__”

“Bagus dong kalau udah paham maksudnya. ”

“Tapi tidak semudah itu ferguso. Enak aja__”

“Mau kamu apa. Hah...?”

“Kamu harus menurut denganku. Semua yang Aku perintah Kamu harus menurut. ”

“Sialan. Kalau nggak mampu cari asisten bilang boss. ”

“Nggak lucu. Kalau nggak mau ya udah. Berarti kan nggak jadi dong. Gitu aja kok repot. ”

“Oke, Oke. Aku akan turuti perintah kamu tuan muda Alfath. Tapi hanya dua kali. Untuk selebihnya TIDAK... ”

“Ya udah berarti Aku aktingnya juga dua kali aja. Beres kan. ”

Naya mulai kesal dengan Alfath yang memanfaatkan situasi seperti ini.

“Aduh sabar Nay, sabar... ” Hatinya menyuruh untuk sabar menghadapi makhluk seperti Alfath.

“____”

...****************...

“Pelan-pelan Nay... ”

“Cukup. Kita hanya perlu sandiwara di depan Mama Papa saja. Mengerti? ”

“Istri macam mana yang bertindak seperti menggurui suaminya. ”

“Cuma disini. Akibat di jebak dalam pernikahan rahasia. Entah motif apa yang menyebabkan ini semua terjadi. Huft__”

Alfath mengabaikan Naya. Dia langsung menyambar handuk. Badannya sudah sangat lengket. Naya membaringkan badannya untuk beristirahat.

“Sial... Sial... ” Alfath mengutuk dirinya sendiri.

“Ini tidak bisa dibiarkan... Aku nggak bisa kalau lama-lama seperti ini. ”

Tok... tok... tok... Naya mengetuk pintu kamar mandi.

“Cepetan woyyy... Ngapain aja sih di dalem. ”

Alfath lupa jika dirinya sudah cukup lama di dalam kamar mandi. Dia bergegas memakai handuk lalu keluar.

“Aaaaa...”

Naya berteriak saat melihat Alfath yang hanya memakai handuk saja. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangan.

“Alay... ”

Alfath sengaja menghadang di depan pintu kamar mandi. Dan__

Brugh...

“Aw... Apaan sih Kamu pake disini segala. Awas minggir... !! ” Naya hanya mengintip Alfath dari balik tangannya.

“Gimana mau lewat kalau matanya di tutup. ”

Perlahan-lahan Naya menurunkan tangannya.

“Nah gitu baru bisa lewat... ”

Naya salah tingkah sendiri saat melihat tubuh Alfath yang terpampang hanya mengenakan handuk saja.

“Awas... minggir...!!! ”

Tanpa berkata-kata Alfath menyelonong pergi begitu saja. Mencari kaos santai dan celana pendek.

“Woyyy... ”

Alfath mengabaikan Naya yang berteriak dari dalam kamar mandi.

“Woyy... manusia... tolongin dong... ”

“Biarin aja. ”