NovelToon NovelToon
Hijrah di Jalan Allah

Hijrah di Jalan Allah

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintapertama / Patahhati / Berbaikan / Romansa-Percintaan bebas / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:203.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: WidiaWati

"Punya mata nggak?" mengabaikan permintaan maafnya, orang itu malah membentak. Ia menatap Rahma benci. "Kalo punya tuh dipake baik-baik, jangan asal nabrak aja." Pemuda berwajah rupawan itu mendengkus keras, kesal tentunya. "Dasar aneh," ucapnya lagi.



Ridho Ahmad Wibowo dari awal sekolah sangat tidak suka dengan gadis bernama Rahma. Bahkan tak segan-segan membully walaupun gadis itu tidak salah apa-apa.



Namun, takdir berkata lain dimasa depan ia malah menikahi gadis itu dengan perjuangan yang tak mudah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WidiaWati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecelakaan Ridho

Ke esokan harinya dengan hati yang sangat gembira Ridho berangkat ke sekolah dengan mobil mewah berwarna merah.

Sebelum ke sekolah Ridho mampir ke rumah Rahma. Hari ini nggak seperti biasanya Ridho berangkat pagi-pagi sekali.Sesampai di rumah gadis itu, ia mengetok pintu rumah Rahma sembari mengucap salam.

Tok..tok..tok

"Assalamu'alaikum." Ridho mengucap salam.

"Wa'alaikum salam," sahut seseorang dari dalam.

Tak lama pintu pun di buka. "Eh Nak Ridho, ada apa pagi-pagi kesini?" tanya seorang wanita paruh baya yang membuka pintu.

"Saya mau jemput Rahma Bu buat ke sekolah bareng. Rahma nya ada?"

"Tunggu sebentar ibu panggilkan dulu Rahmanya." Wanita paruh baya itu masuk ke dalam kembali seraya memanggil anaknya.

"Rahma.."

"Iya bu ada apa?" sahut Rahma

"Itu teman kamu di luar, katanya mau jemput kamu," ucap bu Fatimah

Rahma mengerutkan keningnya. "Siapa?"

"Nak Ridho yang jemput. Samperin gih ke luar," ujar bu Fatimah yang di jawab anggukan oleh gadis itu.

"Ridho..."

"Rahma, Gue ke sini sengaja mau jemput lo. Biar kita ke sekolah bareng, lo mau ya," seru Ridho dengan memohon.

"Yaudah tunggu bentar ya. Aku mau pamit sama ibu dulu." Gadis itu masuk lagi ke dalam untuk berpamitan sama ibunya. "Bu Rahma berangkat sekolah dulu ya bu, assalamu'alaikum." Rahma menyalami tangan ibunya dan berpamitan.

"Wa'alaikum salam, hati-hati," ucap bu Fatimah.

Di mobil

Di jalan menuju ke sekolah tak ada percakapan diantara Ridho dan Rahma. Suasana pun mulai canggung dan akhirnya Ridho pun memulai percakapan.

"Rahma.."

"Iya ada apa?" tanya gadis itu.

"Lo pernah punya pacar nggak?" tanya pemuda di samping Rahma itu.

"Pacar?" Gadis itu sedikit kaget. "Aku nggak pernah pacaran," Sambung gadis itu.

"Oh nggak pernah ya. Kalo misalnya ada yang mau ngajak lo pacaran. Lo terima nggak?" Ridho melontarkan pertanyaan yang selama ini ada di Pikirannya.

"Ya... Aku bakalan tolak orang itu."

"Kenapa?"

"Ya karna aku nggak mau pacaran," jawab Rahma sambil memperhatikan jalan dan akhirnya mereka pun sampai di sekolah.

Ridho memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. Pagi itu sekolah masih terlihat sepi karna mereka berangkat sekolah terlalu pagi.

Jam istirahat pun telah tiba, murid-murid berhamburan keluar kelas.

Indra dan Ridho menghapiri Rahma." Rahma gue minta maaf ya soal waktu itu," ucap Indra seraya melirik ke Ridho yang ada di samping nya. "Lo mau maafin gue kan? Gue janji nggak bakalan ulangin lagi suwer deh." Indra mengangkat tangannya menekuk 3 jari selain jari telunjuk dan jari tengah.

Rahma pun terdiam sejenak, ia pun mengingat kembali apa yang dilakukan Indra dan teman-temannya sebenarnya sulit dimaafkan apalagi saat Indra menarik kerudungnya rasanya ia sangat malu sekali saat itu. Tapi tidak baik juga dendam pikirnya dan akhirnya ia pun memaafkannya.

"Iya aku maafkan," ucap Rahma sedikit berat.

"Serius lo mau maafin gue," ujar Indra antusias.

Gadis itu menganggukan kepalanya.

"Makasih banyak ya.. Karna lo udah maafin gue, gue nggak jadi di bunuh deh sama nih orang." Indra melirikan matanya ke arah Ridho yang di plototan oleh sahabatnya itu.

Rahma hanya tersenyum mendengar penuturan pemuda itu.

"Oh ya Rahma kita ke kantin Mpok Nani yuk!!." ajak Ridho dan gadis itu mengiyakannya.

Mereka berdua pergi ke kantin dan meninggalkan Indra di kelas sendirian.

"Eh main tinggal aja, tunggu woy. Gue juga mau ikut." Indra mengejar Ridho dan Rahma.

"Ngapain lo ikut?" cetus Ridho.

"Ya gue kan mau ke kantin juga, laper nih gue." Indra memegangi perutnya seraya tersenyum kecut kearah Ridho.

Di kantin

"Lo mau pesen apa?" tanya Ridho pada Rahma.

"Gue mau pesen soto ayam aja deh," jawab Indra sambil cengengesan.

"Bukan lo yang gue tanya tapi Rahma," ujar Ridho sedikit memasang wajah kesalnya terhadap Indra.

"Yaelah sama temen gitu amat, sekali-kali kek lo tanyain gue," sahut Indra yang mukanya berubah jadi masam.

"Rahma lo mau pesen apa?" tanya Ridho mengulang lagi kata-katanya.

"Bubur ayam aja deh," sahut Rahma sambil tersenyum.

"Mpok bubur ayam satu terus bakso satu sama... Minumnya apa?" Ridho bertanya lagi pada Rahma.

"Es teh manis aja," sahut Rahma lagi.

"Sama es teh manis dua ya mpok," lanjutnya.

"Saya soto ayam sama jus jeruk satu Mpok." Indra memesan sendiri makanannya dan di iyakan oleh Mpok Nani.

Sehabis makan Ridho pun membayar bakso sama bubur ayam tadi pada Mpok Nani.

"Nggak usah di bayarin biar aku aja yang bayar sendiri." Rahma membayar makanannya tadi pada Mpok Nani.

"Biar gue aja yang bayar," ujar Ridho seraya mengembalikan uang di tangan Mpok Nani ke gadis itu.

"Kalo Rahma nggak mau dibayarin jangan di paksa, mending lo bayarin makanan gue aja deh," sahut Indra yang memperhatikan dari tadi tingkah dua orang itu.

"Ogah gue bayarin lo." Ridho memberikan uang yang di tangan nya sama Mpok Nani lalu pergi dari kantin.

"Yaelah punya teman pelit amat sih sama temannya sendiri, sekali-sekali gitu bayarin gue. Meskipun biasanya sering hehe," umpat Indra sambil cengengesan setelah itu.

Beberapa hari kemudian... Hari yang di tunggu-tunggu oleh Ridho dan anak geng nya pun telah tiba.

Saat ini Ridho dan teman-temannya berada di arena balap liar.

Ridho bertanding melawan ketua geng Ranjes.

Ketua geng Ranjes itu bernama Doni yang merupakan musuh dari Ridho dan gennya.

"Ingat apa kata gue waktu itu Bro lo harus hati-hati sama tuh orang, dia itu kalo main suka curang," kata Fiko memperingatkan Ridho untuk kedua kalinya seraya melirik Doni ketua geng Ranjes itu.

"Lo tenang aja, nggak usah takut, nggak bakalan terjadi apa-apa kok sama gue," ucap Ridho meyakinkan temannya itu.

Balapan pun akan segera di mulai dengan peserta dua orang Ridho VS Doni.

Kini Ridho dan Doni sudah berada di motor balapnya masing-masing.Seraya menunggu aba-aba untuk memulai balapan.

Tiga dua satu

Ridho dan Doni menggas motornya sehingga motor itu melaju cepat.

Di perjalanan Doni menendang motor Ridho dengan sangat kuat dan akhirnya Ridho kehilangan keseimbangan dan menabrak mobil di depannya.

BRAAKKK

Kecelakaan pun terjadi dan Ridho pun dibawa ke rumah sakit.

"Dok gimana gimana keadaan teman saya Dok?" tanya Indra yang terlihat panik kepada dokter laki-laki yang baru keluar dari ruangan Ridho.

"Pasien terluka parah dan kehilangan banyak darah kebetulan stok darah yang segolongan dengan pasien sudah tidak ada stok lagi," jelas dokter itu.

"Emangnya golongan darah teman saya apa dok?" tanya Indra lagi.

"Golongan darah pasien O negatif, golongan darah itu sangat langka," ujar sang dokter

"Cek darah kami aja dulu dok siapa tau cocok," sahut Dino yang di setujui oleh yang lain.

"Yasudah ayo silahkan ke ruangan."

Mereka semua pun mengikuti sang dokter untuk melakukan cek golongan darah. Dan ternyata tidak ada satu pun yang memiliki golongan yang sama dengan Ridho.

"Gimana nih tak satu pun dari kita yang golongannya sama Ridho," ujar Fiko dengan ekspresi sedihnya.

"Si Doni itu udah keterlaluan.. Dia udah buat Si Ridho kayak gini, gue harus samperin dia sekarang." Tito tampak emosi atas apa yang terjadi pada teman nya itu dan hendak beranjak dari situ dan ditahan oleh Fiko.

"Eh mau kemana lo.. Lo jangan ke gabah kita jangan pikirin soal itu dulu. Sekarang kita harus fokus mencari golongan darah yang cocok buat Ridho dulu. Nanti kalo Ridho udah sembuh baru kita samperin si Doni," ujar Fiko sambil menahan lengan Tito.

"Bener tuh Tito, kita harus pikirin bagaimana caranya buat selamatin Ridho dulu," sahut Dino membenarkan ucapan Fito.

"Yaudah kalo gitu." Tito akhirnya menuruti teman-temannya.

"Sekarang kalian buat berita di sosmed kalian masing-masing, sebarin berita siapa yang punya golongan yang sama dengan Ridho dan mau mendonorkan darahnya kita kasih imbalan 100 juta," perintah Indra pada semua teman gengnya itu.

"Gila lo 100 juta, kita mana ada uang segitu," seru Fiko.

"Tenang aja papanya Ridho kan kaya, pasti ada lah dia uang segitu. Oh iya gue hubungi papa Ridho dulu." Indra merogoh saku jeans nya dan mengeluarkan ponselnya di sana.

Indra menelpon papanya Ridho yang berada di luar kota dan panggilan pun tersambung.

"Hallo," sahut Hermana.

"Hallo Pak, saya mau mengabarkan kalo Ridho kecelakaan Pak," ujar Indra.

"Kecelakaan!" seru papa Ridho di seberang.

"Iya Pak dan dia kehilangan banyak darah, stok darah rumah sakit pun sudah habis. Bisakah bapak mengirimkan uang 100 juta buat mencari pendonor untuk Ridho?"

"Baiklah nanti saya akan transfer," ucap papa Ridho dan mematikan telponnya.

"Ahh anak itu dari dulu sampai sekarang menyusahkan saja," ujar papa Ridho yang sekarang berada di luar kota.

"Gimana ndra?" tanya Dino.

"Nanti papa Ridho akan transfer uangnya," ucap Indra seraya memasukan ponselnya ke dalam saku kembali.

"Papanya Ridho nggak ke sini?" tanya Tito.

"Mungkin nggak kali. Tau aja lah lo papanya Ridho kayak gimana? Dia lebih mentingin kerjaannya dari pada anaknya sendiri," gumam Indra merasa iba terhadap sahabatnya itu yang kurang kasih sayang dari papanya.

"Kasian juga ya ketua kita dapat orang tua kayak gitu." Dino pun ikut merasa iba dan begitu juga dengan teman-teman yang lainnya.

"Soal beritanya gimana? Kalian udah posting?" Indra bertanya pada teman gengnya yang 48 orang itu.

"Udah nih." Fiko memperagakan postingan di ponselnya dan di ikuti oleh yang lain nya.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys!!

Nantikan kelanjutan ceritanya ya..

Maaf kalo banyak kesalahan.

Semoga yang baca selalu dalam lindungan allah.

Amiin...

Assalamu'alaikum.

1
Surya Hermawan
Luar biasa
Surya Hermawan
Lumayan
ahmad fauzi
Luar biasa
Kota bengkulu
kok ibu asuh mengatakan Sama anak asuhnya manggil yang lebih tua dengan langsung nama ya ...
Kota bengkulu
kalau melihat visualnya kok cantikan Sinta daripada Rahma , apalagi sinta di pasangi jilbab, Rahma itu kaya terlalu gembul pipinya heee
Yulay Yuli
Emang Toiletnya ga dipake??? muso sampe malem 🙈
Yulay Yuli
Jakarta Utara hadir😄
Kota bengkulu
memang ada ya wanita lebih cantik dari pada gak pake jilbab perasan kalau pake jilbab malah lebih cantik
ahmad fauzi
super 👍
Lepasin Aja
dh mulai insaf kali
Lepasin Aja
bagus
Susi Susilawati
Luar biasa
idaman
awal yang bagus...lanjut dulu ya
karenina
kurang suka sama sifatnya Rahma..
sujinah
jangan lama2 up nya thor
sujinah
jangan lama2 upnya ya thor
sujinah
dikitnyaa
kosongsatu30
Iya kak, insya allah aku usahain
Terimakasih telah membaca😇
sujinah
paling tidak seminggu 2 kali lah up,jangan terlalu lama thor.aku selalu menanti up selanjutnya
AU CHANN ᵗⁱᵉᶜᵏ ( ͡° ͜ʖ ͡°)❣︎
Semangat ya kak! Aku pgn banget buat novel tpi gk punya smangat :( Hehe.. Lanjutt
AwanMendung26: Halo, kak. Mampir di cerita aku juga, yuk! Barangkali kakak suka. Judulnya Wafa dan Hijabnya. 🌻🌻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!