NovelToon NovelToon
Suami Tampanku Yang Sederhana

Suami Tampanku Yang Sederhana

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat
Popularitas:218.4k
Nilai: 5
Nama Author: M.eliane

Di saat seorang pria tampan yang sedang tulus mencintai seseorang,tapi tiba-tiba saja pria tersebut di campakkan dan juga di hina oleh sang kekasih karena dirinya yang hidup serba kekurangan.

Dari situlah,dirinya memutuskan untuk tidak akan mau mencintai wanita lagi dan menutup hatinya untuk wanita manapun.Tapi belum sempat luka di hatinya sepenuhnya pulih,di saat itu juga,seorang wanita yang derajatnya sangat berbeda jauh dari dirinya yang jauh dari kata mewah,malah selalu terlibat di dalam kehidupannya dan perlahan-lahan berhasil membuka hatinya kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M.eliane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.14

"Ceklek" baru saja Ayah dan ibu ingin berbicara kembali,terdengar suara pintu kamar Sebastian yang kembali terbuka.

"Apa kamu baik-baik saja nak?" tanya Ibu dengan wajah khawatirnya dan tatapan menuntut jawaban ke arah putra mereka yang baru saja selesai menutup pintu kamarnya.

"Baik Bu...Jangan khawatir bu,semuanya baik -baik saja.Aku hanya sedang lelah saja" jawab Sebastian dengan wajah yang tersenyum paksa,karena ia tidak mau membuat keluarganya merasa khawatir terutama Ibunya.

"Aku mau mandi dulu ya Bu,Yah" lanjut Sebastian lagi,sambil menatap ke arah wajah penasaran yang bercampur khawatirnya adik,Ibu dan terakhir Ayahnya.

Dan kedua orang tuanya dan adiknya hanya diam saja,hingga mampu membuat Sebastian langsung menghela napas dengan berat.

"Aku benar baik-baik saja.Kalian tidak perlu khawatir,karena aku masih bisa mengatasinya.Percayalah padaku" lanjut Sebastian lagi,dengan wajah yakinnya sambil menatap wajah khawatir Ibunya yang masih belum mengurang sedikitpun.

"Baiklah.Tapi ingat,apapun yang terjadi,kami selalu ada untukmu.Jika kamu tidak sanggup mengatasinya,datanglah pada kami dan ceritakan pada kami.Kami pasti akan membantumu" peringat Ibu dengan wajah seriusnya,sambil menelisik celana,kemeja dan Jas putranya yang terlihat sedikit kusut dan juga kotor.

"Baik Bu,aku akan mengingatnya" jawab Sebastian dengan wajah yang tersenyum bahagia.Kali ini,ia benar-benar tersenyum bahagia karena ia masih memiliki keluarga yang sangat menyayangi dirinya dan ia juga sangat menyayangi mereka semua.

Walaupun kisah cintanya tidak sesuai dengan harapannya,tapi ia merasa sangat bersyukur karena masih bisa bersama dengan kedua orang tuanya dan juga adiknya.

Tapi kalau mau bicara jujur,tidak ada siapapun yang bisa membantunya kalau sudah menyangkut tentang percintaannya saat ini.Karena dirinya sendiri yang terlalu bodoh,dan hanya dirinya sendiri yang mampu mengatasi semua perasaan kecewa,sakit dan sedihnya saat ini.

Hanya saja,setidaknya perhatian dan rasa sayang dari kedua orang tua dan adiknya mampu membuat dirinya untuk bisa lebih bersemangat lagi dalam menjalani hidupnya yang selanjutnya lagi.

Ibupun langsung tersenyum senang,saat ia melihat wajah tersenyumnya Sebastian yang lebih terlihat nyata dari pada yang pertama tadi,dan itu mampu membuat rasa khawatirnya menjadi sedikit berkurang.

"Sudah,cepatlah pergi mandi.Mungkin kamu memang sedang butuh istirahat saat ini" ucap Ayah dengan wajah seriusnya,karena ia bisa melihat dengan jelas wajah lelahnya Sebastian.

"Baik Yah" jawab Sebastian dengan nada sopannya,lalu ia segera pergi dari hadapan keluarganya dan berjalan ke arah kamar mandi karena perkataan Ayahnya barusan memang benar.Mungkin ia akan tidur sebentar setelah sudah selesai mandi nanti,untuk menghilangkan rasa lelahnya karena sibuk mencari cincinnya selama beberapa jam tadi.

"Ibu,Ayah,apakah yang sedang kalian pikirkan saat ini sama dengan apa yang sedang aku pikirkan?" tanya Stella dengan nada pelannya sambil menatap punggung kakaknya yang sudah mulai menjauh dari pandangannya, karena ia takut kalau akan kedengaran oleh kakaknya.

"Auchk,Ayah,apa yang Ayah lakukan pada keningku?" tanya Stella dengan nada kesalnya dan pekikan tertahan,sambil mengelus elus keningnya yang terasa sakit karena di sentil oleh Ayahnya.

"Ibu lihatlah,kenapa dengan Ayah dan kakak.Tidak Ayah,tidak kakak,pasti selalu menyentil keningku ini..." lanjut Stella dengan wajah yang memberengut kesal tanpa melepaskan elusannya,sambil menatap kesal ke arah Ayahnya.

"Memangnya apa yang sedang di pikirkan oleh anak kecil seusiamu?" tanya Ayah dengan wajah malasnya,sambil bersedekap dada ke arah putri mereka itu.

Sedangkan Ibu,ia hanya tersenyum lucu saat melihat wajah memberengut putri mereka itu.

"Ayah,sudah berapa puluh kali aku katakan.Aku bukan anak kecil lagi,Ayah dan kakak sama saja,sama-sama menyebalkan" jawab Stella dengan wajah yang semakin memberengut kesal.

"Dan tentu saja apa yang aku pikirkan ini pasti benar,karena orang lain yang nelihat wajah kusutnya kakak tadipun,mungkin mereka semua juga berpikiran sama denganku" lanjut Stella lagi,dengan wajah yakinnya.

"Memangnya apa yang sedang kamu pikirkan,sayang?" tanya Ibu dengan wajah penasarannya.

"Ayah,Ibu,aku bisa melihat dengan jelas kalau di dalam kedua mata kakaknya itu tersimpan luka yang tidak terlihat.Dan lihatlah,kakak yang biasanya menyukai kebersihan dan kerapian,tapi penampakan tadi itu tidak seperti dirinya.Jadi aku bisa menebak dengan benar,kalau kakak pasti terluka karena kekasihnya itu dan mungkin saja tadi kakak sedang di campakkan oleh wanita tidak tahu malu itu" jawab stella dengan panjang lebar dan wajah seriusnya,padahal ia hanya ingin menjawab ringkas saja tapi ntah dari mana ia mendapatkan kata-kata yang secara reflek keluar dari mulutnya begitu saja.

Sedangkan Ayah dan Ibu,mereka berdua hanya mampu menggeleng-gelengkan kepala mereka dengan pelan sambil tersenyum lucu.Putri mereka itu terlalu menghayati ekspresi wajahnya Sebastian,sampai menjawab dengan panjang lebar.

Walaupun perkataannya Stella memang sama dengan apa yang mereka pikirkan dan ada benarnya juga,tapi mereka tidak suka ikut campur dalam urusan putra mereka itu,sebelum Sebastian sendiri yang memintanya.

Tapi ada sedikit rasa lega dan juga senang di hati mereka ber 2,saat mereka sedang memikirkan kalau hal yang mereka ber 3 pikirkan tadi memang benar adanya.Mereka juga berharap kalau putra mereka tidak akan terpuruk,jika hal itu benar-benar terjadi.

"Iya,iya,anggap saja kamu benar.Sekarang,ayo kita menonton bersama saja" ajak Ibu sambil merangkul pundak putrinya dengan pelan.Jika ia tidak segera mengajak putrinya menonton atau yang lainnya,putrinya itu pasti akan membahas tentang kakaknya tanpa henti.

"Tapi aku kan memang berkata benar,Bu" ucap Stella,dengan nada kesalnya sambil terus mengikuti langkah Ibunya.

"Iya,iya.Jika kamu masih berbicara,Ayah tidak akan membeli HP baru untukmu lagi..." ucap Ayah dengan nada ancamannya,sambil terus mengikuti langkah kaki istrinya.

"Baik,baik,Yah.Aku akan diam" jawab Stella dengan wajah yang tersenyum cenges-ngesan,saat ia mendengar kata HP yang keluar dari mulut Ayahnya barusan.

Karena selama ini,ia hanya memakai HP biasa saja.Dan Ayahnya sudah berjanji akan membelikan HP android untuknya pada tahun ini,dan ia tidak akan membiarkan Ayahnya sampai benar-benar seriusnya dengan ancamannya barusan.

***

Beberapa minggu kemudian...

"Bro,bagaimana menurutmu tentang bunga-bunga yang sudah aku tata ini?" tanya Erik dengan wajah yang tersenyum senang sambil menatap bunga-bunga yang sudah ia tata rapi di sisi kanan dalamnya Restoran tersebut.

"Biasa saja" jawab Sebastian dengan wajah datarnya tanpa menatap ke arah Erik,sambil terus memeriksa tataan dekorasinya para karyawan yang lainnya.

Hari ini Restoran tempat ia berkerja itu sengaja ia tutup karena sudah di sewa oleh orang kaya yang ingin merayakan hari ulang tahun putri mereka, mereka semua juga sekalian ingin memperbaiki dan melanjutkan dekorasi mereka yang sudah selesai 95 persen itu.

"Belakangan ini,kamu hanya kebanyakan diam saja.Tapi sekali kamu bicara,kata-kata yang keluar dari mulut kamu itu malah mampu langsung menyakiti hatiku" ucap Erik dengan nada candanya dan pura-pura kesal,sambil melanjutkan tataannya tadi yang hanya tinggal sedikit saja.

Sedangkan Sebastian,ia hanya diam saja dengan terus menampilkan wajah datarnya.Sedangkan Erik,ia sudah terbiasa dan juga sudah bisa memaklumi perubahan sikap berserta wajah sahabatnya itu,begitu juga dengan Elvan dan Elisa.Karena mereka ber 3 sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hari itu.

Walaupun sejak hari itu,Sebastian mulai berubah tapi Sebastian tetap peduli dan melakukan tugasnya dengan baik,hanya saja sahabatnya itu menjadi jarang tersenyum dan sangat irit bicara.

"Sudah selesai" lanjut Erik lagi,dengan wajah yang tersenyum senang sambil menatap ke sampingnya,karena tataan bunganya benar-benar sudah selesai.

"Dasar,pria tidak tahu terima kasih.Padahal selama beberapa minggu ini, aku sudah sangat banyak membantu perkerjaannya" gerutu Erik dengan wajah yang benar-benar kesal,sambil menatap punggung lebarnya Sebastian yang ternyata sudah berjalan pergi menjauh dari sampingnya tadi.

Tapi memang benar,karena selama beberapa minggu ini banyak yang menyewa Restoran tersebut untuk berbagai acara.Awalnya hanya ada 3 acara,sekarang sudah menjadi 8 acara di dalam sebulan ini.

Kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah kekasihnya yang sedang membantu karyawan lainnya,ia langsung tersenyum saat ia melihat senyuman yang di lemparkan oleh kekasihnya padanya.

Lalu iapun segera berjalan dengan langkah lebarnya untuk menghampiri kekasihnya,dan melupakan rasa kesalnya tadi begitu saja.

"Lihatlah,suasana hatinya memang sangat mudah berubah-ubah kalau sudah melihat wajah kekasihnya" ucap Elvan dengan nada herannya,sambil mendekati Sebastian yang masih sibuk memeriksa hasil kerja keras karyawan-karyawan yang lainnya.

Sebastian menoleh sebentar ke arah punggungnya Erik yang sudah hampir sampai di dekatnya Elisa,tapi hanya beberapa detik saja.Lalu ia segera menolehkan kembali kepalanya ke depan dan melanjutkan kegiatannya kembali.

"Padahal mereka mulai berpacaran dari masuk sekolah menengah pertama dulu,mungkin sudah hampir 10 tahun.Tapi mereka berdua tetap seperti itu,selalu setia,selalu mesra,dan selalu saling mengerti,dan hubungan mereka berdua juga tidak pernah tergoyahkan dengan badai apapun yang sedang menerpa mereka selama 10 tahun ini.Mungkin jika ada lagi wanita yang seperti Elisa,aku akan menjadi pria pertama yang maju duluan" lanjut Elvan lagi,dengan wajah yang di penuhi ekspresi kagum,sambil membayangkan wajah cantik wanita yang mereka temui di Butik hari itu.

"Jangan terlalu mendalami hubungan 10 tahun mereka itu.Karena hubungan lama itu juga tidak akan menjamin kalau hubungan itu akan bertahan hingga akhir" ucap Sebastian dengan tiba-tiba,tanpa menghentikan kegiatannya.

Karena ia memang sudah sering mendengar kalau orang-orang yang berpacaran lama,tapi banyak yang tidak berakhir di pernikahan dan putus begitu saja.

"Kalau kamu iri bilang saja...Dan apa kamu sedang mendoakan hubungan mereka tidak bisa bertahan lama?" tanya Elvan dengan nada candanya dan wajah tersenyumnya,sambil terus menatap ke arah Erik dan Elisa yang baru saja berpelukan.

"Auchk...Bas,apa yang kamu lakukan.Sakit tahu..." terdengar pekikan sakit dan gerutuan kesal dari mulutnya Elvan sambil mengelus-elus pucuk kepalanya,saat ia merasakan sakit di pucuk kepalanya karena di pukul kuat oleh Sebastian dengan menggunakan buku tebal yang memang dia bawa kemana-mana dari tadi.Buku yang berisi daftar hasil perkerjaan mereka semua dan juga bagian mana saja yang masih belum di selesaikan oleh mereka semua.

"Aku tidak pernah berkata seperti itu...Aku hanya mengatakan kalau kamu jangan terlalu mendalami hubungan mereka yang lama itu.Dan kamu sembarangan saja, aku sama sekali tidak iri sedikitpun" ucap Sebastian dengan wajah kesalnya tanpa menjawab pertanyaannya Elvan barusan.

"Kalau begitu,kamu kan hanya perlu mengatakannya saja padaku.Kenapa kamu harus memukulku? Mana pukulannya kuat lagi" ucap Elvan dengan wajah kesalnya dan bernada pelan di akhir kalimatnya,sambil terus mengelus-elus pucuk kepalanya.

Padahal tadinya ia hanya ingin membuat Sebastian lebih banyak bicara saja karena ia sudah mulai bosan dengan irit bicaranya Sebastian.Dan ia memang berhasil membuat Sebastian bicara panjang lebar tadi,tapi kepalanya harus menjadi korban pemukulan oleh Sebastian terlebih dahulu.

Sebastian yang malas mau melanjutkan perdebatan mereka itupun langsung berbalik badan dan berjalan ke sisi Restoran yang lainnya lagi.

Sedangkan Elvan,ia langsung mendengkus kesal saat ia melihat Sebastian yang langsung meninggalkannya begitu saja.

Beda dengan 2 koki dan para karyawan yang sedang tersenyum dan pura-pura tidak melihat apa-apa,termasuk Erik dan juga Elisa.

***

Di kediaman Naava.

"Jennifer,apa kamu sudah siap nak? Bisakah kamu lebih cepat lagi,sekarang sudah hampir jam 7 malam.Kita akan terlambat nanti" tanya Mommynya Jennifer dengan sedikit berteriak dari ruang tamu yang ada di lantai bawah,sambil menatap jam tangannya yang sudah menunjukkan jam 6 malam lewat 10 menit.

"Sayang,duduklah dulu dan bersabarlah sedikit lagi.Mungkin sebentar lagi Jennifer akan segera turun" ucap Daddynya Jennifer yang sedang duduk di ruang tamu tersebut,dengan nada pelannya,sambil menatap ponselnya.Ntah sudah ke berapa kalinya,ia mendengar teriakan dari istrinya itu dan wajah tidak sabarannya itu.

"Sebentarrr Mom" jawab Jennifer dari atas dengan wajah kesalnya dan teriakan yang agak kuat,ia takut kalau Mommynya tidak akan bisa mendengar suaranya nanti.

"Kakak selalu saja begitu....Coba kalau di ajak ke taman atau keliling kota,pasti dia duluan yang sudah bersiap-siap dari pada kita ber 3" ucap adiknya Jennifer yang sedang duduk di samping Daddynya dengan wajah malasnya saat ia mendengar suara teriakan kesal kakaknya barusan,sambil merenggangkan tubuh kakunya ke sandaran sofa karena mereka ber 3 sudah menunggu kakaknya selama 30 menit.

Karena ia tahu betul,kalau kakaknya itu sangat suka mencari angin dengan berkeliling kota atau ke taman anak-anak,dan kakaknya tidak menyukai acara-acara yang seperti ini.

"Iya,kakakmu ini memang sulit di atur.Padahal tadi Mommy sudah katakan kalau acara nya akan di mulai jam 7 malam,sekarang sudah jam 6 lewat Sayang" ucap Mommy dengan wajah kesalnya,sambil bersedekap dada dan menatap malas ke arah suaminya yang terus terlihat santai saja dari tadi.

1
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 Ig@Fanie_liem09
Hai kak gabung yu di Bcm...
kalau tertarik follow me. Thank you
Ray D
bertele2...ceritanya jadi membosankan
Wiwik Indrawati
aku kok jd sebel sendiri y samajesika dan Bastian jg sok jual mahal
Sukeni Warsito
Luar biasa
Sukeni Warsito
ni kaya kurang ya minat bacanya tour jangan berbelit-belit ceritanya biar cepet tamat jelas alur nya saya juga penasaran si dah episode 150 belum selesai
Sukeni Warsito
Sebastian ngeselin jangan panjang cerita singkat aja
Tonny Manurung
bilang aja anda tidak mampu,,lagian cerita nya ga bagus,,
Dedew
emang ada ya Thor,orang yang sempet ngitung benih2 kehidupan itu✌️🤣🤣🤣
Mall FaQoth
apa hanya aku yaa yang dari awal baca pasti ada kata rasa kesal dan santai😁
Anonymous
penasaran euy
Herman Rinaldi
lanjut thor
Anonymous
buat bastian bucin dan posesif thor...
Sunoto
lajut sampai tamat thorrrrrrrrrrrr
M.eliane: Akan author usahakan,😘🙏
total 1 replies
Anonymous
berbelit2 thor
M.eliane: Maaf ya...Kemaren author masuk rumah sakit,jadi skenarionya jadi agak kacau sedikit...🙏
total 1 replies
Sunoto
lanjut thor
Anonymous
tp ok ceritanya thor...up terus....
Anonymous
ini bukan suami sederhana tapi suami pemarah...perasaan kesal dan emosi terus...
Diky Prasetya
lanjuttt thorrr
Diky Prasetya
lanjuttt
Diky Prasetya
lnjuttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!