My Husband, I Love You

Setelah menaruh makanan diatas meja, Kalila berbalik berniat keluar, namun tiba-tiba saja ada yang menarik tangannya, ia kelabakan dalam pelukan paksa seseorang.

Reflek tangan yang satunya menekan tombol lampu. Seketika ruangan menjadi terang, ia menoleh kearah orang yang memeluknya, matanya membulat sempurna saat melihat siapa orang yang tengah memejamkan mata didepannya.

Dia bukanlah seorang wanita paruh baya, melainkan seorang pria bertubuh kekar yang sangat ia kenal wajahnya, bahkan wajah itu sering datang dalam mimpinya.

Keenan, bagaimana mungkin pria itu ada dikamar ini sedangkan seharusnya ini adalah kamar seorang wanita paruh baya.

Rasa-rasanya tak mungkin kalau Keenan sampai masuk kekamar wanita paruh baya. Lagipula, kamar ini terlihat sangat mewah dan lebih privat, rasanya tidak salah kalau Keenan berada disini. Mengingat pria itu adalah pemilik hotel.

Lalu, jika bukan Keenan yang salah, maka artinya dialah yang salah.

Mungkinkah ia...salah kamar!!!! Kalila terkejut bukan main atas pemikirannya sendiri. Tunggu!!! Ia baru teringat nomor yang diucapkan nona tadi, 2-0-1 bukan 2-1-1.

Ya Tuhan, kenapa ia bisa seceroboh ini? Dan parahnya, jika sampai pria didepannya ini bangun, apa yang harus ia lakukan.

Otaknya terus memikirkan segala macam kemungkinan, tubuhnya sudah gugup tak karuan berada dalam jarak sedekat ini dengan seorang pria. Apalagi pria yang ada dalam hatinya.

Keringat membanjiri pelipis, dan kedua tangannya yang meremas bajunya, ia benar-benar gugup sekaligus takut. Apalagi jika mengingat pria ini sudah memiliki pasangan, bahkan baru saja tunangan, dan tinggal selangkah menuju pelaminan. Dia tidak mau dicap sebagai pelakor.

Ia takut terjadi kesalahpahaman yang besar. Dengan sisa tenaga dan keberanian dalam dirinya, Kalila berusaha mengangkat tangan kekar Keenan di pinggangnya.

Namun bukannya lepas, pelukan itu justru semakin erat. Bau alkohol menusuk hidungnya, ia baru menyadari jika Keenan tidur dalam keadaan mabuk.

' Pantas saja tidurnya tak terganggu sama sekali, ternyata dia mabuk. Tapi kenapa dia mabuk disaat acara seperti ini, apa nona Alin tidak mencarinya?.'

Kalila terus berusaha lepas dari pelukan erat Keenan. Berbagai cara dia lakukan, tapi karena pria yang memeluknya dalam keadaan mabuk, semua usahanya tak membuahkan hasil sedikitpun. Entah mengapa pria itu seperti menganggapnya guling saja.

Berbagai usaha telah Kalila lakukan, sampai saat hampir saja lepas dari cengkraman Keenan, justru pria itu menariknya lebih keras dan tanpa sadar malah menindih tubuhnya.

Kalila terus berusaha memberontak, namun apalah daya, kekuatannya tak sebanding dengan Keenan. Dirinya juga sudah lelah meronta dari tadi.

' Sampai kapan aku harus tahan dalam posisi seperti ini.'

Dan tepat saat posisi mereka seperti itu, tiba-tiba pintu terbuka. Ada beberapa orang disana, namun semuanya menatap dengan satu ekspresi yang sama, terkejut.

" Apa yang kalian lakukan.!!!" Teriakan tuan Haris terdengar menggelegar. Suaranya benar-benar keras, hingga Keenan yang dalam keadaan tidurpun terbangun, padahal sedari tadi ia tidak terusik oleh Kalila

Tuan Haris tak habis pikir dengan perbuatan putranya, tadinya ia dan istrinya berniat melihat keadaan Keenan karena Alin takut jika Keenan sedang sakit karena tak muncul-muncul di aula.

Tapi yang mereka lihat justru hal yang sangat memalukan. Keenan tengah tertidur pulas bersama seorang wanita, dalam keadaan telanjang.

" Papa? Kenapa Papa berteriak teriak seperti itu? Aku hanya istirahat sebentar. Dan kenapa kalian semua berkumpul disini?." Tanya Keenan sembari bangkit dari posisi berbaringnya dengan memegangi kepalanya yang terasa pusing.

Ia belum menyadari siapa yang berada disampingnya dengan hati dan pikiran yang sudah tak karuan karena ketakutan.

" Tadinya kami datang kemari ingin melihat keadaanmu. Kami kira kau sakit karena beristirahat cukup lama, tapi apa nyatanya?!. Kau justru sedang berbuat hal yang tak senonoh.!!" Ucap nyonya Sarah menggebu-gebu.

" Keenan, kenapa kau tega melakukaan ini padaku...? Hiks...hiks...kau benar-benar tega Keenan, hari ini adalah hari pertunangan kita, dan kau malah dikamar bersama wanita lain." Ucap Alin sembari menangis sesenggukkan.

Sarah, Mama Keenan memeluknya erat, memberi calon menantunya itu kekuatan. Rasanya ia benar-benar malu pada Alin atas kelakuan anaknya.

" Apa maksud mu?." Tanya Keenan tak mengerti. Ia sangat kebingungan, dia tertidur karena mabuk, ia mengingatnya. Tapi kenapa saat ia bangun semua kacau begini. Apa yang sebenarnya terjadi?.

" Kau masih bertanya apa maksudnya? Apa kau tak melihat siapa yang berada seranjang denganmu itu?. Kau bahkan bertelanjang dada seperti itu!!!." Teriak tuan Haris dengan napas ngos-ngosan karena amarah.

Keenan yang mendengar perkataan Papanya, sontak melihat jika tubuh atasnya memang tak memakai pakaian, kemudian menoleh, bola matanya membulat sempurna. Ternyata ada orang lain diranjangnya, dan yang lebih parahnya, adalah seorang gadis.

Lebih tepatnya gadis OB yang pernah ditolongnya.

Kenapa gadis itu bisa ada disini? Bukankah seharusnya ia tertidur sendiri?.

" Kau?!Kenapa kau berada disini? Apa yang kau lakukan?." Tanya Keenan tanpa merasa bersalah.

Kalila yang mendapat pertanyaan seperti itu hanya bisa tergugu. Rasanya lidah dan otaknya berhenti bekerja. Ia tak tau harus mengatakan apa. Ia terlalu gugup sekaligus terkejut.

Berhadapan dengan para orang kaya seperti ini adalah hal yang tak pernah terjadi padanya. Apalagi ketakutannya benar, mereka semua tengah salah paham.

Rasanya ia ingin mengatakan segalanya, namun lidah dan bibirnya hanya bergetar. Benar-benar tak bisa diajak kerjasama.

" Hei! Kenapa kau diam saja, cepat katakan bagaimana kau ada disini?." Tanya Keenan tak sabaran, apalagi melihat ekspresi tak bersahabat semua orang.

" Apa kau tidak lihat bagaimana gadis itu ketakutan Keenan?. Bukankah semua itu perbuatanmu, bagaimana bisa kau bertanya seperti itu?." Tanya nyonya Sarah penuh kemarahan.

Belum sempat Keenan mencerna apa maksud perkataan Mamanya, tiba-tiba...

" Aaakkhhh!!!!." Teriak tuan Haris memegangi bagian dadanya, tak lama kemudian ia jatuh tak sadarkan diri.

" Papaa!!!." Teriak Keenan dan nyonya Sarah serentak, Keenan segera bangkit dan mendekati Papanya.

" Papa, Papa bangun Pa...hiks...hiks.." Tangis nyonya Sarah menopang kepala suaminya.

" Ini semua gara-gara kau Keenan. Papamu jadi seperti ini karena dirimu." Ucap nyonya Sarah emosi.

Keenan yang belum mengerti situasi hanya mengernyitkan dahi bingung mendengar ucapan Mamanya.

" Cepat siapkan mobil, kenapa kalian hanya diam saja!!!." Teriak Keenan pada penjaga yang hanya diam aja dari tadi dengan rahangnya yang mengeras marah.

Kemudian dengan cepat ia memakai kemejanya semalam yang tergeletak disofa, meski bau alkohol, setidaknya itu lebih baik dari pada bertelanjang dada.

Mereka segera membawa Papanya kemobil, ia melajukan sendiri mobil menuju rumah sakit dengan cemas. Sedangkan nyonya Sarah memangku suaminya yang pingsan karena serangan jantung itu, ia menyayangkan tindakan putranya yang diluar batas.

***