Bukan Kamu

Dalam perjalanan pulang Ahdi merasa ada yang dia lupakan.

"Pah sepatu teman Ahdi? " Tanya Ahdi.

"Sepertinya tertinggal di mobil Pak Bian besok kamu minta tolong Rezza bawakan ya"

Ahdi sempat khawatir jika besok Yumi tidak memakai sepatu.

"aduh.. bagaimana jika perempuan itu meninggalkan sepatuku tetap di rak? ah masa iya dia pulang tanpa alas kaki? mengingat kejadian tadi di sekolah sepertinya itu tidak mungkin. Dia kan anaknya tidak mau rugi! " batin Ahdi

Anggi tidak menghiraukan obrolan anak dan suaminya, dia fokus dengan ponselnya. Beberapa kali dia tampak tersenyum bahkan tertawa melihat foto yang dia ambil bersama teman-temannya di acara tadi.

Hari ini Yumi berangkat cukup pagi karena ingin memesan Cimol di kantin untuk Rara. Karena Rara bilang sering habis di pagi hari, jadi Yumi memutuskan untuk berangkat lebih awal. Anak-anak sering memesan sebelum istirahat jadi ketika istirahat tinggal mengambilnya tanpa perlu mengantri.

Yumi sudah sampai di sekolah, tampak sekolah ini masih sepi hanya beberapa siswa yang sudah berangkat. Kebanyakan siswa datang menggunakan Bus yang sudah disiapkan oleh perusahaan. Yumi menaruh tas dikelas kemudian bergegas pergi ke kantin.

"Bu cimol nya ada? "

"Ada tapi belum datang, bentar lagi juga datang." Yumi bingung harus bagaimana masa iya dia harus menunggu sampai cimol itu datang sedangkan para siswa sudah mulai banyak yang berangkat.

"Eee.. Jadi gini bu saya kan murid baru nah ada yang bilang cimol di kantin ini enak jadi saya penasaran mau beli. Bisa nggak ibu simpan buat saya nanti? " Tanya Yumi dengan nada merayu.

"Gak bisa kak! " menjawab dengan cepat.

Yumi membulatkan matanya tidak percaya. Sia-sia Yumi berangkat sangat pagi untuk mendapatkan Cimol.

"Karena saya tidak hafal nama anak disini dan saya juga pelupa. Jadi semua yang pesan Cimol setiap hari harus menuliskan namanya dibuku ini supaya ketika cimol datang plastiknya saya namakan"

Penjelasan Ibu kantin membuat Yumi lega, Akhirnya perjuangan nya tak sia-sia. Yumi menulis namanya dia memesan 6 bungkus 3 pedas dan 3 asin.

"Sekalian tulis namaku, Aku juga mau 2"

"Ok namamu siapa? " Yumi masih belum melihat siapa yang berbicara.

"Tulis Ahdi pesan 2 asin dan pedas" Yumi mendongakkan kepalanya dia tidak mau menulis nama Ahdi.

"Kalau kamu tulis sendiri saja" Jawaban Yumi dengan ketus.

"Kamu kan sedang pegang pulpen sekalian saja tuliskan".

" Yumi gak mau nulis nama Ahdi"

"Sini biar gue nulis sendiri" Mengambil buku dan pulpennya.

"Kembalikan sepatu Yumi! "

Ahdi sedang menulis malah mendapat pertanyaan tentang sepatu. Ahdi jadi bingung mau menjawab apa. Hari ini Ahdi menggunakan sepatu lain miliknya. Ahdi lupa meninggalkan Sepatu Yumi di mobil ayahnya Rezza.

"Eee.. Itu sudah ku buang "

"Hah? Kenapa dibuang? " Nada marah Yumi.

"Eh..? Tinggi sekali nadaku, sabar... "

Seperti orang yang berbeda, Yumi berusaha bersabar menghembus nafasnya dengan perlahan.

"Kalian kalau mau bertengkar jangan disini deh coba lihat dibelakang juga sudah ada siswa lain yang hendak pesan"

"Oh ya bu maaf permisi" Ahdi pergi meninggalkan kantin. Yumi masih mengekor dibelakang Ahdi meminta penjelasannya.

" Ahdi kenapa buang sepatu Yumi? " berjalan mengikuti langkah besar Ahdi.

"Habis kekecilan sih buat apa di rumah? nggk bisa di pake juga" Ahdi menjawabnya tanpa rasa bersalah.

"Ya... tapi kan.. bisa.. " menahan amarah.