Kembalinya Perempuan Buangan

Setelah makan malam, Kendra langsung mengikuti kakaknya ke atas kamar pria itu karena rasa penasaran yang membebani pundaknya.

Setelah mengunci pintu kamar dengan rapat, pria itu langsung mendekati Samudra.

"Kak, siapa perempuan itu? Apa benar dia hanya pelayan di rumah ini?

Bagaimana caranya ia dekat dengan keponakan imutku?

Bahkan dia juga merebut perhatianmu yang sudah jelas hanya boleh diberikan padaku!" Tanya Kendra disertai perasaan kesal dan iri pada Laila.

Samudra duduk di sofa tunggal yang ada di kamarnya dan menatap langit di balik jendela kamarnya.

"Perempuan itu, dia perempuan yang selama ini kita cari." Jawab Samudra mengagetkan Kendra.

"Apa?! Perempuan,, perempuan,, ibunya Andra?!" Tanya Kendra tak percaya.

"Ya,, aku sudah memastikan DNA-nya. Perempuan itu adalah perempuan yang sama." Jawab Samudra dengan wajah dipenuhi kekelaman.

"Jadi,, jadi dia kakak iparku?! Maksudku, calon kakak ipar?!" Kendra tak percaya.

"Tunggu, bagaimana kakak bisa menduga kalau dia adalah perempuan yang sama hingga Kakak melakukan tes DNA?" Tanya Kendr sangat penasaran.

"Karena dia orang asing pertama yang bertemu denganku dan langsung menarik perhatianku.

Saat melihatnya aku merasa sesuatu yang lama hilang sudah kembali dalam hatiku." Jawab Samudra hampir saja membuat Kendra pingsan karena hanya lewat pertemuan pertama lelaki itu sudah bisa mengenali perempuan yang pernah tidur dengannya!

Sungguh bakat langkah!

Bahkan dirinya yang selalu bersama perempuan tidak mungkin bisa merasakan hal yang terjadi pada kakaknya!

Lalu, bagaimana caranya hingga dia bisa bersembunyi selama ini?" Tanya Kendra sangat penasaran.

Mereka sudah melakukan berbagai cara untuk mencari Laila sejak perempuan itu melahirkan Andra.

Tapi bagaimanapun mereka melakukannya dan sekeras apapun usaha mereka selama 5 tahun terakhir, tak pernah ada setitik pun jejak yang ditinggalkan Laila.

"Aku belum mengetahuinya." Jawab Samudra.

"Belum? Apakah Kaka sudah melacaknya?" Tanya Ke dra lagi.

"Sudah, tapi tidak ada jejak." Jawab Samudra masih dengan tatapan seolah menerawang langit malam yang ada di depannya.

Kendra mengusap dagunya sambil memikirkan Laila.

Kalau kakaknya saja tidak dapat melacak tempat persembunyian Laila selama 5 tahun terakhir, maka bagaimana bisa ia melakukannya?

Jelas kemampuannya masih berada di bawah kakaknya.

"Kalau begitu, mungkinkah Laila mengenal seseorang yang sangat kuat hingga bisa bersembunyi dengan sangat rapi?" Tanya Kendra menduga.

"Mungkin saja, profil yang diberikan pada penyedia jasa asisten rumah tangga benar-benar rapi.

Dia tinggal di luar negeri, Kota FF, kota besar yang sudah kita selidiki." Jawab Samudra.

"FF? Itu tidak mungkin! Aku sudah membolak-balikkan kota itu!

Bahkan orang-orang kita bertebaran di sana untuk mencarinya!

Bagaimana bisa kita melewatkannya?!" Ucap Kendra tak percaya.

"Profil itu palsu. Seseorang mengarangnya dengan rapi." Jawab Samudra.

"Oh, astaga,, Apakah selama ini Laila dilindungi oleh seorang yang berkuasa? Bahkan kekuasaannya bisa dikatakan setara dengan kakak?" Kendra menebak.

"Itu kemungkinan terbesarnya." Jawab Samudra.

"Lalu Kak, apa rencana Kakak selanjutnya? Apakah kau akan menceraikan Selin dan menikah dengan Layla?" Tanya Kendra dijawab tatapan tajam kakaknya.

"Ahh, baiklah, jelas itu yang akan Kakak lakukan, aku sudah melihat bagaimana tatapan Kakak pada perempuan itu.

Tapi,, aku melihat kalau Laila sama sekali tidak tertarik dengan kakak.

Bahkan, sepertinya dia memiliki kemampuan untuk menyembunyikan emosinya dengan sangat rapi." Ucap Kendra saat mengingat bagaimana mata bengkak perempuan itu tapi di wajahnya masih terpancar kebahagiaan dan ketenangan yang tidak dapat ditembus.

"Kau pikir aku tidak bisa?" Tanya Samudra yang tidak mau diremehkan oleh adiknya.

"Baiklah Kak, kalau begitu sebagai adik yang baik dan berbakti aku akan membantu Kakak menyelesaikan masalah pendekatan pada calon kakak iparku!

Materinya mungkin cukup banyak, tapi aku akan mempersingkat nya dan memberikan garis besarnya sekarang pada kakak.

Pertama, hubungan lelaki dengan perempuan tidak selamanya berakhir baik.

Bahkan beberapa akan menyakiti pihak yang menyukai, karena cinta yang bertepuk sebelah tangan bisa mem-"

"Cukup! Apa Kau pikir aku terlalu bodoh hingga perlu digurui?!" Tanya Samudra yang tidak senang dengan adiknya yang ingin menggurui nya tentang cara mendekati perempuan.

Mendengar kakaknya berkata begitu, Kendra hanya bisa menghela nafas dan menelan air liur.

'Bahkan kakak tidak pernah dekat dengan perempuan, bagaimana bisa ia menaklukkan Laila?

Perempuan yang bisa diibaratkan sebagai air tenang menghanyutkan.' gumam Kendra merasa tidak yakin.

Setelah berbicara dengan kakaknya Kemdra meninggalkan kamar kakaknya.

Tapi baru beberapa menit pria itu pergi saat Kendra kembali lagi menemui kakaknya.

"Apa lagi?" Tanya Samudra.

"Ayah dan ibu tidak jadi datang kemari, besannya tiba-tiba datang bertamu." Ucap pria itu sebelum kembali meninggalkan kamar Samudra.

Samudra terus duduk termenung menatap langit malam, sampai akhirnya di tengah malam ia merasa bosan dan keluar dari kamar.

Dengan kunci serep yang ia punya, pria itu langsung pergi ke kamar Laila dan mendapati perempuan itu sedang tidur dengan wajah mengeryit.

Tak berapa lama, keringat sudah membanjiri kening Laila, bahkan tangan perempuan itu mencengkram kuat seprei tempat tidur.

'Apa yang dia impikan?' gumam Samudra mendekati Laila dan memegang tangan perempuan itu.

Dalam sekejap, Laila membalas pegangan tangan Samudra dengan mengeratkan tangannya pada pria itu lalu kembali relaks dalam tidurnya.

'Matanya bengkak.' Samudra mengulurkan tangannya yang bebas dan mengelus mata Laila.

'Dia menangis, ada apa?' gumamnya merasakan gejolak dalam hatinya.

Tak tahan melihat penderitaan perempuan itu, gejolak dalam hati Samudra menguasainya hingga membuatnya menundukkan kepala untuk memberi kekuatan pada Laila lewat ciuman.

"Selamat tidur, mimpi yang indah." katanya kemudian memeluk Laila dengan erat.