Kembalinya Perempuan Buangan
Kamar dengan lampu bercahaya remang-remang, seorang pria yang tengah diberi obat berbaring gelisah di atas tempat tidur dengan nafas tersengal.
Lalu di pintu kamar itu, seorang perempuan mendorong perempuan lainnya ke dalam kamar itu.
"Istirahatlah di sini." Kata gadis yang mendorong.
Laila yang berpakaian putih memiliki kepercayaan besar pada Anita yang mendorongnya, jadi dia segera masuk ke kamar itu dan dan melemparkan dirinya ke atas tempat tidur.
Tapi, dalam kesadarannya yang samar-samar, seseorang malah menindihnya dan mengunci tubuhnya dengan kuat.
Sesuatu yang buruk!!!
Laila memberontak karena tak suka dengan pemaksaan, tapi apa daya, tubuh kecilnya yang lemah tak cukup kuat menahan bahaya.
....
Laila berdiri gemetaran dengan airmata menghiasi pipi mulusnya.
Ia ada di depan rumahnya dengan satu tangan menggenggam erat sebuah koper ukuran sedang yang ia letakkan di depannya.
Sementara tangan yang lainnya memegangi perutnya yang sudah membesar karena sebuah nyawa didalamnya.
Di depannya, orang tuanya sedang bertengkar tentang siapa yang akan membawa Putri perempuan mereka yang tengah hamil 8 bulan.
"Pokoknya aku tidak mau membawanya! Kau sudah tahu ‘kan, aku akan menikah dengan keluarga konglomerat!
Bagaimana bisa aku membawa seorang putri yang yang sedang mengandung tanpa seorang suami?
Dia akan mempermalukanku kalau semua keluarga calon suamiku tahu anakku yang baru berumur 14 tahun sudah hamil diluar nikah!" Ucap Irmawati sambil memandang jijik pada Laila.
"Lalu, kau pikir aku mau membawa anak perempuanmu itu?!
Tidak! Aku juga akan menikah dengan seorang perempuan yang yang merupakan pengusaha!
Dia sudah memiliki 2 orang anak, jadi aku tidak mungkin membawa dua orang tambahan lagi yang akan menjadi beban!" Jawab Wijaya tak kalah marahnya!
"Anak perempuanmu?! Lalu kau pikir Laila ini bukan anakmu?!
Pokoknya, kau sebagai kepala keluarga harus bertanggung jawab penuh padanya!" Teriak Irmawati dengan urat-urat lehernya sampai muncul ke permukaan saking marahnya perempuan itu.
"Kau!! Masih berani tidak mengakui kalau dia bukanlah anakku?!
Lihat sekarang ‘kan?!
Kau yang hamil oleh laki-laki lain kini diturunkan pada anak perempuanmu yang hamil oleh laki-laki yang tidak diketahui identitasnya!
Sampai mengandung seperti ini dan membuat aku harus kehilangan rumah warisan keluargaku!
Pokoknya! Urus! Dia! Aku! Pergi!" Wijaya masih melemparkan tatapan tajam pada Laila sebelum menarik kopernya lalu memasuki mobil dan meninggalkan kedua perempuan yang sudah tinggal bersamanya selama belasan tahun.
Irmawati tertegun melihat kepergian pria itu!
Detik berikutnya ia memandang marah pada Laila yang masih berdiri diam dengan tubuh gemetaran.
"Anak sialan! Lihat sekarang! Aku mendapat penghinaan dari pria sialan itu karena ulahmu!
Beraninya kau mempermalukanku dengan hamil di luar nikah pada umur 14 tahun?!
Mulai sekarang, Jangan panggil aku ibu dan jangan pernah berniat untuk menemuiku!
Aku tidak pernah punya Putri memalukan sepertimu!" Bentak Irmawati sebelum perempuan itu meraih kopernya lalu pergi juga meninggalkan Laila sambil menyeret kopernya.
"Hiks,, hiks,," setelah kepergian ibunya, Laila kemudian runtuh di tanah sambil menangis dengan keras.
Ia memukul keras perutnya yang sudah membesar.
"Sialan!! Anak sialan!! Mengapa kau harus muncul di dalam perutku?!
Apa salahku hingga kau datang mengacaukan kehidupanku?!
Hiks,, hiks,, sekarang semua orang meninggalkanku dan memandangku dengan hina!
Itu! Semua! Karena! Kau! Bayi! Sialan!" Teriak Laila terus memukuli perutnya.
"Hei! Perempuan hina!" Tiba-tiba suara gadis remaja membuat Laila berhenti memukul dirinya sendiri dan memandang dengan mata merahnya pada sosok bergaun merah maroon yang berdiri menatapnya dengan cemooh.
"Kau! Gadis sialan!!" Laila langsung berdiri dan menyerang perempuan itu.
Tinju dan tendangan yang lemah, makian serta cakaran mendarat sempurna pada seluruh tubuh perempuan berumur 15 tahun itu.
Anita membiarkan Laila melakukannya, karena dia sedang menunggu seseorang yang akan datang menyelamatkannya.
"Anita sialan!! Karena kau, aku diusir dari rumah dan ditinggalkan oleh ayah dan ibuku!
Kau membuatku memiliki anak sialan di dalam perutku dan membuatku harus hidup di jalanan!!"
Laila masih terus memukuli Anita sampai seorang pria datang dan memisahkan mereka berdua.
"Kak Rama!" Anita langsung bangkit dan memeluk Rama dengan erat.
Tubuh Anita bergetar hebat dan tak berani menatap pada Laila yang masih memandanginya dengan kemarahan.
"Kalian!!" Laila menggertakkan giginya.
"Apa yang baru saja kau lakukan?! Mengapa menyerang Anita?!
Lihat! Dia sampai gemetaran seperti ini!" Ucap Rama dengan tatapan dipenuhi ketidaksukaan pada Laila.
"Kak Rama?! Mengapa kau malah membela gadis itu?!" Tanya Laila tak percaya.
"Aku hanya melindungi pihak yang menurutku benar." Jawab Rama sembari memperbaiki rambut Anita yang berantakan.
"Hahaha... Bagus sekali! Kak Rama sedang membela pihak yang benar?
Pilihan yang sangat tepat!" Tawa Laila sambil menangis seperti orang gila.
Benar, dialah yang salah karena tidak bisa melindungi diri hingga dijebak oleh Anita!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Fajar Ayu Kurniawati
.
2024-10-26
0
ARA
Jadi langganan baca novel To Raja 😄
2022-12-20
0
Hasnah Siti
awalan storynya bagusss!!!! aku suka...love sekebun buat kakak author yg jauh disana❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤🥰moga semangat terus untuk berkarya
2022-11-29
0