NovelToon NovelToon
Sweet Scandal

Sweet Scandal

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Patahhati
Popularitas:394.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Fhatt Trah

Karya orisinil.
Dilarang keras PLAGIAT!
18+

Skandal yang berbuah manis.

"Tidak ada cara lain lagi, kalian harus menikah."

"Apa?" Pekik keduanya berbarengan.

Berawal dari kesalahpahaman hingga berujung pada skandal yang menjungkirbalikkan kehidupannya secara mendadak.

Irene, gadis manis berusia 22 tahun. Yatim piatu, tinggal di sebuah panti asuhan. Pertemuannya dengan Axelle, seorang aktor ternama, membawanya pada sebuah skenario terburuk dalam hidupannya. Demi menutupi skandal yang tanpa disengaja, sebuah sandiwara pernikahan pun dilakukan.

Namun, siapa sangka pernikahan itu justru menguak fakta baru tentang jati dirinya yang sebenarnya. Lalu, siapakah Irene? Mampukah ia bertahan dalam sebuah rumah tangga yang penuh kepalsuan? Akankah pernikahan itu berakhir, atau justru menumbuhkan perasaan yang tak seharusnya ada diantara mereka?

ig@fhatt87

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 13

Mentari pagi perlahan mulai merangkak naik. Sesosok jelita masih saja terlelap. Entah sebab terlalu nyaman dengan suhu ruangan kamar hotel itu, atau memang Irene yang kelelahan. Hingga pagi ini ia terlambat bangun.

Irene mengerjap. Mengucek mata berkali-kali. Lalu menyapukan pandangan, memindai setiap sudut ruangan.

"Astaga. Sudah jam berapa ini?" Desisnya sembari bangun dari sofa. Menyambar cepat ponsel yang tergeletak di meja. Kembali ia menyapukan pandangan. Mencari sosok lain dalam kamar itu. Namun pandangannya, tak menemukan sosok yang ia cari.

Saat Irene terbangun, ia tak mendapati keberadaan Axelle di kamar itu.

"Syukurlah jika dia keluar dari kamar ini." Pikirnya. Sembari meletakkan kembali ponsel di meja. Kemudian beranjak ke kamar mandi.

Sembari menguap dan meregangkan otot-otot tubuh. Irene lalu mendorong pintu kamar mandi. Membuka daun pintu itu lebar-lebar. Lalu membawa langkahnya masuk kamar mandi. Akan tetapi, tiba-tiba saja ...

"Kyaaaaaaaa ..." Teriakan kencang Irene mengagetkan seseorang yang sedang berdiri di bawah guyuran air shower dalam keadaan bugil.

Sontak Irene menutup matanya dan berbalik. Dengan cepat ambil langkah seribu. Lalu membanting kasar pintu kamar mandi.

Sementara Axelle, yang dibuat kaget setengah mati, dengan cepat menutup kerannya. Menyambar handuk dari gantungan, dan melilitkannya di pinggang. Lalu keluar dari kamar mandi dengan hati kesal.

Irene masih berdiri di depan kamar mandi saat Axelle keluar. Dan mendapati gadis itu tengah menutup matanya dengan kedua tangannya, sambil menggerutu.

"Ya ampuuuuun ... Iiiiiikh ... Amit-amit jabang bayi. Apa yang aku lihat tadi? Kenapa orang itu sama sekali tidak punya malu. Belalainya saja sampai kelihatan." Kesal Irene menggerutu. Bayangan Axelle dalam keadaan bugil masih menghantuinya. Sedikit merusak otaknya.

Dan apa yang dikatakan Irene tadi?

Belalai?

Belalai apa itu?

"Apa katamu? Aku tidak punya malu?" Axelle pun tak kalah kesalnya.

Irene terkesiap. Mematung di tempatnya. Tak berani membalikkan badannya ataupun sekedar menoleh.

Oh astaga!

Irene tertangkap basah. Dengan lancang mengatai Axelle tak punya malu.

Iiiih ... Irene harus bagaimana sekarang? Lagian Axelle sih ... Kenapa juga pintu kamar mandinya tidak dikunci. Alhasil, mata Irene jadi berdosa kan gara-gara tanpa sengaja menyaksikan pemandangan yang tak biasa. Dan benar-benar asing di matanya.

"Makanya, kalau mandi pintunya dikunci. Memangnya kamu pikir, kamu tinggal di hutan, apa?" Irene masih tak berani berbalik ataupun memalingkan wajahnya.

Sementara Axelle, masih berdiri di belakangnya. Dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

"Lain kali, ketuk pintu dulu. Bukannya malah main masuk sembarangan. Ternyata selain penipu, kamu ini tidak punya sopan santun ya?" Kesal Axelle.

"Enak saja. Salah sendiri pintunya tidak dikunci. Mana aku tahu kalau kamu sedang mandi. Bukan salahku jika aku melihat belalaimu."

"Apa? Belalai?"

Irene makin terkesiap. "Upsss!" Irene salah bicara. Dua tangannya langsung menyumpal mulutnya.

'Duuuh ... Gimana nih?' Desisnya membatin. Keadaan gawat darurat begini, kenapa Irene harus salah bicara. Sekarang, apa yang ada dalam benak pria itu? Apa dia akan salah mengartikan ucapan Irene?

Belalai? Akh ... Ya ampuuun ... Belalai apaan sih?

Irene hanya bisa merutuki kebodohannya. Seharusnya ia keluar saja dari kamar itu tadi. Setidaknya, menunggu sampai Axelle selesai dengan urusannya.

"Apa katamu tadi?" Kini Axelle berpindah ke hadapan Irene.

Irene pun kembali menutup matanya dengan kedua tangannya. Panik, takut, cemas, semua berbaur menjadi satu. Sungguh ini situasi menegangkan diluar dugaannya.

"Ternyata kamu tidak sepolos itu." Axelle menyeringai tipis. Sembari membawa langkahnya lebih dekat.

Axelle sedikit membungkuk, mendekatkan wajahnya. Menatap usil wajah yang tersembunyi dibalik tangan yang menutupinya. Ucapan Irene sedikit menggodanya untuk mengerjai gadis itu.

"Kamu sengaja kan masuk ke kamar mandi. Karena kamu tahu aku sedang mandi." Goda Axelle untuk memancing amarah gadis itu. Yang menurutnya, justru kadang terasa lucu.

"Enak saja." Umpat Irene.

"Kamu mau mengintipku kan?"

"Jangan sembarangan kamu ya?" Irene masih belum berani membuka matanya.

"Ayolah ... Mengaku saja. Aku ini artis terkenal. Banyak wanita yang sering berpura-pura hanya untuk mendapatkan perhatianku. Tidak terkecuali kamu."

"Memangnya ka__" Akhirnya Irene menurunkan tangannya, lalu membuka matanya. Namun kalimatnya terputus, sebab wajah Axelle yang begitu dekat dengan wajahnya, membuatnya terkesiap. Terpaku di tempatnya. Menatapnya lurus, tanpa berkedip.

Deg Deg Deg

Ah ya ampun. Kenapa dadanya mendadak kacau begini? Detak jantungnya terasa makin gaduh di dalam sana. Menatap Axelle dalam jarak dekat seperti ini, membuat debar jantungnya tak terkontrol. Kini, ia bisa melihat dengan jelas paras yang digilai oleh banyak wanita itu. Bahkan dalam jarak yang teramat dekat. Dengan rambut basah dan sedikit berantakan.

Tampan!

Hati kecil Irene berbisik.

Dan kini, wajah tampan itu tersenyum tipis. Membuatnya semakin berdebar aneh. Bahkan terasa semakin kesulitan bernapas. Dan hanya bisa menelan salivanya kasar.

"Belalai? Apa itu belalai?" Axelle makin usil menggoda Irene. Hingga membuat wajah putih Irene merona jadinya. Irene benar-benar malu ditatap Axelle seperti itu.

Dan untuk pertanyaan Axelle, Irene harus menjawab apa? Kalau ia jujur, sudah pasti pria itu akan menertawainya. Masa iya, Irene harus blak-blakan memberitahu Axelle, bahwa belalai yang ia maksud itu adalah ANU nya. Mau ditaruh di mana mukanya nanti.

Duuuh ... Benar-benar memalukan. Akhirnya, untuk menghindari tatapan Axelle yang membuat hatinya berdebar tak karuan, Irene memilih meninggalkan Axelle.

Namun, baru beberapa langkah saja, tiba-tiba tangan kekar Axelle menarik kuat pergelangan tangannya. Alhasil, tubuhnya pun oleng. Dan Axelle berusaha menolongnya agar tak terjatuh. Tetapi usahanya gagal. Hingga akhirnya keduanya terjatuh dengan posisi tubuh Irene terlentang dibawah kungkungan Axelle.

"Aw!" Pekik Irene. Sebab merasakan sakit di punggungnya yang menyentuh lantai. Namun sakit itu seakan sirna dalam sekejap. Kala sepasang mata indahnya menatap sorot mata Axelle yang menatapnya lekat. Dalam jarak yang begitu dekat. Bahkan sapuan napas hangat Axelle terasa menyentuh permukaan kulitnya.

Irene menahan napas. Detak jantungnya semakin berpacu. Kala tatapan Axelle semakin menelisik parasnya.

Sementara Axelle, menatap Irene dalam jarak dekat seperti ini membuatnya justru merasa damai. Sorot mata Irene seakan memberikan kenyamanan dihatinya. Rasa nyaman yang belum pernah ia rasakan. Meski tiga tahun lamanya ia bersama Clarissa. Kenyamanan itu seakan tak pernah ada. Clarissa selalu memberikan sentuhan hangatnya. Akan tetapi, entah mengapa, ia justru merasa seperti ada yang kurang dalam hubungannya.

Ia tak tahu. Bahkan tak memahami. Clarissa telah mengisi hatinya. Namun ia justru merasa kosong.

Tok Tok Tok

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Disusul suara gemulai seorang pria memanggil.

"Bos Axe. Ini eike datang membawakan pesanan Bos Axe." Siapa lagi kalau bukan Boni. Si makhluk gemulai setengah matang. Suaranya otomatis membuyarkan keadaan.

Buru-buru Axelle bangun dari posisinya. Namun hal yang tak terduga justru terjadi di saat-saat yang tak diinginkan. Entah kesialan apa yang menimpanya, hingga handuk yang melilit di pinggangnya tiba-tiba saja melorot. Alhasil ...

Oh wow! Irene bahkan sampai memekik kencang saking terkejutnya kembali menyaksikan pemandangan yang tak biasa tersaji cuma-cuma di depan matanya. Kali ini, terpampang dengan sangat jelas.

"Kyaaa ... Dasar mesum. Tidak punya sopan santun." Sembari cepat membawa kedua tangannya menutup matanya.

"Kamu yang tidak punya sopan santun. Makanya jangan di lihat." Sembari memungut handuknya dan melilitkannya kembali di pinggangnya.

"Apa tidak bisa kamu mengajari belalaimu sopan santun?"

"Enak saja kalau ngomong. Ayo cepat sana. Buka pintunya."

"Belalainya dan tuannya sama saja. Sama-sama tidak punya sopan santun." Meski dengan mata tertutup, Irene berusaha bangkit. Lalu dengan cepat berbalik. Dan mengambil langkah seribu ke arah pintu.

Axelle kembali masuk kamar mandi untuk menyelesaikan kegiatannya yang sempat tertunda.

Cklek

Irene membuka pintu. Tampak wajah Boni dengan senyum terkembang. Seakan tengah menggoda Irene.

"Pagi Nyonya Axelle ..." Goda Boni sembari melangkah masuk.

Irene menutup kembali pintu kamarnya.

"Oh ya, ini pesanannya Bos Axe. Di pakai. Setelah itu, eike yang akan mendandani kamu." Boni menyodorkan paper bag di tangannya pada Irene.

"Memangnya bisa?" Irene malah menantang si makhluk setengah matang. Sembari menyambar paper bag itu dari tangan Boni.

"Bisa dong. Gini-gini, eike juga ngerti soal dandan. Eike sudah sering melihat Nona Clarissa dandan. Jadi eike dapat pengalaman dari Nona Clarissa. Dia itu model profesional. Cantik luar biasa. Modis dan elegan. Jadi, soal dandan, eike belajar dari dia." Terang Boni panjang lebar. Hingga membuat Irene mengernyit.

"Clarissa?"

"Iya. Dia itu pacarnya Bos Axe. Mereka berdua saling mencintai. Dan kamu, jangan berharap kalau Bos Axe akan menyukaimu."

"Idih. Siapa juga yang berharap. Amit-amit."

"Eits! Jangan sembarangan bilang amit-amit. Pamali." Lagak Boni membuat Irene tertawa geli.

"Jaman begini, masih saja percaya takhayul. Meski di dunia ini hanya dia pria yang tersisa, aku tidak akan pernah menyukainya. Amit-amit deh. Pria yang tidak punya sopan santun begitu, apa menariknya?" Desis Irene sembari berjalan menjauhi Boni dan mengambil duduk di sofa.

Di saat yang sama, Axelle keluar dari kamar mandi. Masih dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

Kini giliran Irene untuk membersihkan diri. Sambil memalingkan wajahnya, dengan mata sedikit terpejam. Namun masih menyisakan cela untuknya sekedar mengintip. Ia melangkah menuju kamar mandi. Sejujurnya, ia kesulitan berjalan dengan mata setengah menutup. Tapi mau bagaimana lagi. Axelle benar-benar tidak punya malu. Bagaimana bisa dia sesantai itu dalam situasi seperti ini. Apa pria itu sudah terbiasa bersama wanita asing dalam satu ruangan?

Ah ya ampun. Irene sungguh kesal dengan perangai pria itu. Apa semua artis seperti Axelle. Tidak punya malu dan tidak tahu sopan santun? Apa ia bisa betah tinggal bersama pria itu?

Oh god!

Ini bahkan baru awalnya. Bagaimana seterusnya nanti? Sudah bisa dipastikan, hari-harinya pasti akan terasa sulit.

"Bos Axe." Panggil Boni sembari melangkah menghampiri.

"Boni, apa kamu mau melihatku ganti baju?"

"Sorry Bos." Boni berbalik membelakangi Axelle yang mulai mengenakan pakaiannya yang sudah ia siapkan sebelumnya.

"Semalam Nona Clarissa menghubungi eike, Bos. Dia terus menanyakan tentang Bos. Eike bilang saja kalau Bos sangat sibuk." Ujar Boni.

"Baguslah kalau kamu mengerti." Sambil menautkan kancing kemejanya. Dan membiarkan dua kancing teratas terbuka. Lalu menggulung lengannya hingga batas siku.

"Bos." Kini Boni kembali menghadap Axelle yang kini tengah mengelap kaca mata hitamnya. Aksesori yang tak boleh terlewatkan dari seorang Axelle.

"Hm?" Gumam Axelle menyahuti Boni.

"Kenapa handphonenya nonaktif semalam? Apa semalam Bos Axe dan gadis itu ..."

"Jangan berpikiran yang bukan-bukan. Tidak terjadi apa-apa semalam. Sekali lagi kamu berpikiran seperti itu, akan aku pecahkan kepalamu nanti. Paham?"

"Sorry Bos. Eike cuma kasihan saja pada Nona Clarissa. Dia terus menanyakan Bos Axe. Tapi ... Apa memang betul tidak terjadi apa-apa semalam?"

"Boni, kamu_" tangan Axelle sudah bersiap menjitak kepala Boni.

"Ampun Bos. Eike cuma bercanda kok." Boni mengatupkan kedua tangannya memohon ampun. Sambil wajahnya meringis. Axelle pun menurunkan kembali tangannya.

Tidak terjadi apa-apa semalam?

Namun kenyataannya tidak seperti ucapannya. Axelle justru kesulitan memejamkan matanya. Irene yang tanpa sadar merubah posisi tidurnya membuatnya susah tidur. Semalaman ia memandangi Irene dari kejauhan. Menatap paras cantiknya dalam cahaya temaram.

Entah kenapa, gadis itu seakan memiliki daya tariknya sendiri. Penampilannya yang sederhana, dengan wajah nyaris tanpa polesan. Tetapi justru itulah yang membuat Axelle seakan tak bosan menatapnya. Hingga pagi menjelang, ia baru menyadari. Entah sudah berapa lama ia memandangi gadis itu.

"Bos. Nona Clarissa menelpon." Seru Boni sembari menyodorkan ponselnya.

Axelle pun terhenyak. Lalu menyambar ponsel dari tangan Boni.

"Hai Honey ... I miss you so much (Hai sayang ... Aku sangat merindukanmu)."

TBC

1
Tamima
terpesona akhirnya 🤭🤭🤭
Sugi Arso
lanjut
Sugi Arso
kasian
Arenna Dorenna
kenapa sy x like lbh awaal seperti selalu sbb sy mo melihat keseluruhan jln ceritnya baru la akn komen...cerita yg bagus..d dasari permulaan yg cantik...bahkan setiap bab sy enjoy menghayati setiap watak yg d suguhkan...welldone author...anda hebat...
🌺Fhatt Trah🌺: ☺️☺️ Terima kasih kk udah mampir di cerita receh author abal² ini🙏
total 1 replies
Youleannaa
bagus ceritanya,, 😘
Muniroh Mumun
extra part mana thorrrr .....iren blm hamil lg loh ....masak Olivia yg hamil lagi 😂😂😂😂😂
🌺Fhatt Trah🌺: 🤭🤭🤭🤭🤣ampun ngkk aku
total 1 replies
Muniroh Mumun
Zaky ...yg gentle dong jd org .......g kasihan sama iren .....nasib anaknya ada di tanganmu loh .....
Muniroh Mumun
iren anakny Olivia .....Axelle anakny Ranti ......wooww ......amazing
Ria An
dilarang keras plagiat
seperti novel bagus ajah wkwkkwwk
We💜💙
wah.. kereen ni ceritanya. gak bertele-tele. sat set sat set terungkap semua. drama misteri romantis action gak lebay kayak sinetron. syukaak 💜
🌺Fhatt Trah🌺: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Fafaaa
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
lovely
lah kurang 🔥🔥🥵
lovely
gimna mau bosan s exel ma s Risa 3 taun sudah tau luar dlm namanya laki² tau yg masih segelan pasti akan berpaling 😜🥵
lovely
dih s axel main sosor aja g dimana² 🥴
lovely
OMG main sosor aja s exell ky bebek 😜
lovely
gak apa² lah toh dah halal 🥴
lovely
bagus ceritanya cm terlalu banyak narasinya jadi ngos²an bacanya 🥴
lovely
good job Irene cewek yang jual mahal SM cowok sombong macam exel
ainatul hasanah
iyalah... tunjukkan saja buku nikah mereka berdua, gigit jari entar Clarissa.
sportif sajalah bang Zaky... entar ada pasangan terbaik untukmu, bukan Irene.karena Irene milik bang Aldo.
ainatul hasanah
tuh kan beneran.... jadi yang disembunyikan Zaky itu buku nikah Irene sama Axell .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!