Mia,
gadis yatim piatu yang menerima perlakuan tak adil dari keluarga paman apalagi sepupunya. Dia di bully di Kampus dan di rumah.
Mia menyukai salah satu seniornya.. tapi bukan sambutan yang dia terima.
Mia akhirnya memilih menelan semua pahit yang menggerogoti mulutnya. dia bertekat akan kembali nanti membalas semua perlakuan dan hinaan yang datang kepadanya.
apakah nia akan menemukan kebahagiaan?
apakah ada pria yang mampu meluluhkan hatinya yang sempat keras ?
Mampukah seorang CEO dingin memeluk tubuh ringkih si gadis cantik yang menarik hatinya?
Ini karya kedua aku. semoga kalian suka ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsmebet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Milikku
Mia melakukan setiap pelatihannya dengan baik. bahkan bisa di katakan dengan sangat baik. bahkan beberapa kali dia terkena pukulan, dia obati tanpa sepengetahuan keluarganya.. dia tidak mau mereka khawatir.
mia bahkan sudah bertekad, tak akan mengusik keluarga atmaja.. dan dia akan mandiri.. biarkan saja harta atas nama mama nya di ambil, hitung hitung sebagai biaya hidupnya selama di sana.
sekarang tujuan mia adalah menjadi kuat dan punya usaha sendiri. dia ingin mandiri, biarpun papa dan kedua kakaknya menawarkan bantuan.. dia ingin berjuang dulu.
Dia ingin terjun ke dunia bisnis.. dia tidak mengikuti prosesi wisuda.. hanya sampai yudisium saja.. yang penting ijazahnya sudah ada. untuk dia gunakan jika perlu.
"Aku akan kuat.. tidak boleh lagi di injak injak" gumam nya melatih kekuatan fisiknya.
Yang membuat mia begitu sibuk di pelatihan ini bukan hanya latihan fisik.. tetapi, zian kakak nya yang amat jutek di banding kak alex itu, menawarkan pada mia untuk latihan melakukan akses akses komputer dan data data. itu sangat membantu mia.
Di rumah Winata.
"Papa.. mama.."
"Sini sayang, kakak mu masih di kamar." ujar mama membawa putrinya duduk dekat dengan nya.
"Apa kakak baru pulang?" tanya mia
"Huum.. sepertinya dia ada operasi makanya pulang nya malam" jawab mama lembut.
Mereka menonton sambil menunggu alex turun. mereka sudah makan malam.. dan alex juga sudah makan di rumah sakit.
"Kheeem"
"Pasien lagi banyak ya lex?" tanya mama
"Biasa ma.." jawab alex seadanya. dia lelah.
"Apa kakak mau mia buatkan susu jahe?" tawar mia ramah
"Mama sama papa juga, eh mia juga mau" ucapnya lucu.. dia begitu lucu seperti anak anak membuat mereka terkekeh melihatnya.
"Apakah boleh?" tanya alex tak kalah lembut.
"Tentu saja..." jawab mia langsung berdiri dan berlalu ke dapur. cara dia menunjukkan betapa dia berterima kasih dan bersyukur atas kebaikan keluarga barunya ini adalah dengan cara seperti ini. menghabiskan waktu bersama. bercengkrama membagi beban.. dan lain lain.
Sluuurp sluurrrp!
"Waah.. hangat" ucap alex meraba leher sampai ke perutnya.
"Makasih adik kecil"
"Sama sama kak.." jawab dia ikut minum susu jahe buatannya.
"Oiya pa.. ma.. mia mau bilang sesuatu" mereka menoleh pada mia.
"Ada apa nak?"
"Eem.. mia mau membuka usaha.. lebih tepatnya memulai sebuah perusahaan tekstil kecil pa.. bagaimana menurut papa?"
Papa jujur saja kaget. mereka pikir mia akan membuka usaha makanan atau pakaian.. bukan perusahaan.
"Mia dari dulu sangat ingin punya perusahaan sendiri pa.. mia bekerja sambil kuliah memang tidak banyak hasilnya. tapi mia kemarin iseng membuka tabungan pemberian kakek sebelum kakek meninggal. isi nya sebesar ini"
Mia menunjukkan dua tabungan pemberian kakeknya. betapa mereka semua kaget melihat nominal yang sangat besar di sana. bahkan mia tak kalah kaget dari mereka.
Kemarin lusa, sebelum dia menekadkan dirinya membuka sebuah perusahaan kecil.. dia membuka tabungan, dan isinya puluhan bahkan ratusan kali lipat dari ekspektasinya.
isi nya memang cukup untuk modal membuka usaha dan gaji karyawan. tapi bagaimana jika gagal?
"Kamu serius nak?"
"Sayang?"
"Dek.. kamu sudah memikirkannya matang matang? dunia bisnis sangat berat. modalnya sangat besar, dan resikonya juga.."
"Mia sudah yakin ma pa, kak.. kalian tidak perlu khawatir. mia yakin tidak ada rezeky yang tertukar."
"Mia butuh restu kalian.. kalian adalah alasan mia masih bisa berdiri saat ini" jawab mia membuat mereka tersentuh.
"Yang di katakan kakakmu benar nak.. papa pernah di posisi itu sebelum akhirnya papa lebih fokus pada yayasan... tapi, jika ini adalah impian kamu.. kami sebagai orangtua hanya bisa mendoakan yang terbaik"
"Kakak juga akan mendukungmu.. jangan segan meminta bantuan"
"Benarkah??" tanya mia sumringah.. mama mengelus tangan mia lembut. gadis ini punya tekad kuat.
"Tapi, biar papa kenalkan pada teman papa yang sudah lama berkecimpung di dunia bisnis.. supaya nanti kamu tau dasar dasarnya"
"Makasih pa"
Cup cup, satu kecupan masing masing untuk papa dan mama.
Cup
satu kecupan untuk kakak yang mengisi kembali ginjalnya yang kosong.
"Mia sayang kalian" ucap mia ceria. dia tidak lagi suka menangis seperti pertama kali sadar. Mia seakan memperkuat fisik dan psikisnya.. entah karena kena rasukan kak zian, yang selalu menyuruhnya untuk tidak cengeng tidak mudah baper. dia menjadi lebih kuat sekarang.
"Pasti zian akan cemburu" sahut alex yang tau sifat adiknya.
"Ahh mia jadi rindu kak zi" ujar mia.. mia memang punya panggilan beda dari yang lain. mia memanggil alex dan zian dengan panggilan, kak al dan kak zi. itu terdengar lucu dan lebih akrab.
"dia akan pulang akhir pekan dek" jawab alex malah tak terima adik kecilnya lebih merindukan zian.
Mia mengangguk patuh.. dia semakin tau sifat orang orang di rumah ini. dia menggeser duduknya lebih dekat dengan alex.
"Besok mia bawain makan saing ya kak ke rumah sakit" ucap mia bernegosiasi. mama dan papa tersenyum mengejek pada putranya yang jadi lebih suka merajuk pada mia.. padahal dulu dia tidak terlalu begitu, kecuali kepada mendiang neneknya.
"Hmmm.. apa kamu tidak latihan?" tanya alex menatap adiknya. jarak mereka yang terpaut 11 tahun dengannya membuat alex memperlakukan mia bak keponakan.. seperti anak kecil.
"Tidak.. mia sudah bisa seling seling latihannya. jadi mia bisa sesekali aja latihannya.."
"Benarkah? oke kalau begitu. besok kakak akan menunggu bekal makan siang dari putri kesayangan nya mama ini" goda alex
"Putri papa winata juga" jawab mia menyengir kuda. mereka tertawa bersama.
"Yasudah... ini mulai larut. lebih baik kita istirahat.. papa akan segera mengundang teman papa untuk mengajari mu nak"
"Makasih pa.. goodnight ma.. ka al.."
Mereka berlalu ke kamar masing masing, sekarang kamar mia ada di kamar tamu tempat dia di rawat saat pertama kali datang.. dia awalnya di minta pindah ke kamar atas. tapi mia sudah terlanjur nyaman di sini.. dekat dengan dapur dan ruang makan.. dekat dengan ruang tamu.
****
Di tempat lain.
"Kamu apa kabar?"
"Akhir akhir ini kamu banyak tersenyum.." gumam edward memandang foto terbaru hasil jepretan suruhan edward yang mengikuti mia dari jarak jauh.
"Cantik.." gumamnya
"Tapi kenapa kamu tersenyum begitu cantik ke pada pria itu?" ucapnya lagi posesif. padahal hanya foto.. sepertinya menjadi jomblo sampai usia 33 tahun membuat edward seperti puber kedua. posesif sekali.
"Harusnya jangan senyum se cantik itu.. " gerutunya tapi dia kembali tersenyum.
"Aku akan segera menemuimu" dia menutup mata dan menuju ke alam mimpi.
"Kamu milikku.." gumam nya tersenyum sebelum benar benar terlelap.
BERSAMBUNG....
Halo gaess... semoga kalian suka ya dengan ceritanya..