Orang Tua meninggal, Jatuh Miskin dan Dikhianati Orang terdekat, Apalagi hal lebih buruk yang akan menimpanya? Kematian?
Ya, Dia mati setelah ditikam Mantan Sahabat dan Pacarnya, benar benar hidup yang menyedihkan. Tapi tunggu...
Ah, Dia kembali bangun! Dunia yang penuh keajaiban dan Misteri, Dunia dimana Kekuatan menjadi kunci utama apakah di Dunia ini Ia akan kembali menjadi sampah?
Ya, Dia sampah sebelumnya, sampah yang kemudian berubah menjadi Berlian yang tak ternilai berharga, menjadi tokoh utama Dunia ini. Bersama Istri mungilnya, menaklukan segala rintangan, menggetarkan seluruh Dunia, membinasakan musuh yang menghadang dan mengubah takdir yang berjalan.
Semua itu berkat dirinya yang terlahir kembali dan berkat...
The System!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon T-Riq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membakar Masa Depan
"Kau..," Tuan Muda tersebut berkata geram.
"Namaku Li Bao Aku merupakan Tuan Muda Sekte Matahari Barat yaitu Anak cabang Sekte Matahari! cepat bersujud dan menyerahkan Gadis tersebut kalau kau mau dibebaskan, oh dan berikan senjata pembunuhmu itu!" ucap Li Bao dengan nada arogannya, Ia menyadari bahwa 2 Orang didepannya memiliki semacam senjata tersembunyi oleh karna itu Ia kembali percaya diri, karna itu Ia menggunakan nama Sekte untuk mengancamnya.
"Yang nanya siapa?" satu kalimat itu cukup membuat, Orang orang disana menahan tawanya sedangkan Li Bao terdiam karna malu.
"Kau..."
Feng menggelengkan kepalanya, sedangkan Rara sudah cekikikan sambil memegang perutnya.
Li Bao menggertakkan giginya, mukanya merah padam karna malu dan marah, tanpa berkata kata Ia mengeluarkan sebuah pedang.
"Karna kau telah menyinggung Tuan Muda ini maka bersiaplah mati di tangan Pedang Api ku ini!" ucapnya lalu melapisi Pedangnya dengan Api.
Tanpa ancang ancang, Li Bao mengangkat Pedangnya lalu pedang itu terbang 10 meter dari tanah, Rara bersiap menyerang namun Feng menahannya lalu berbisik.
"Biar Suami yang menyelesaikan ini ok!" bisiknya.
"Tapi Is-"
"Gak ada Makan!" mendengar ancaman Feng membuat Rara langsung bungkam, jika sudah menyangkut makanan maka Ia dengan senang hati menurut.
Rara kemudian menjauh dari Feng.
"Hahahaha.... Kau sudah siap mati dan menyerahkan Gadismu itu karna itu kau menyuruhnya menjauh!" tawa angkuh Li Bao, Feng hanya diam.
"Dasar M_ny_t banyak bicara," lirih Feng namun terdengar jelas oleh Orang orang disana.
"Aaarghhh... Kau berani menghina Tuan Muda ini, bersiaplah untuk kematianmu!" teriak marah Li Bao.
"Jurus Api Meteor!" Li Bao mengeluarkan jurusnya, Pedang tadi bertambah kobaran Apinya lalu melesat terbang menuju Feng, Feng tak menghindar hanya tersenyum tipis.
Booom...
Pedang itu langsung meledak hingga menimbulkan cekungan selebar 5 meter dengan kobaran Api didalamnya.
"Hahahah... Rasakan itu! matilah Kau!" tawa Li Bao menggelegar. Namun 5 detik kemudian tawa Li Bao membeku, begitu juga Anak Buahnya yang ingin ikut tertawa tak jadi dan mengubah ekspresinya menjadi terkejut.
Feng keluar dari kobarang Api sambil menggenggam pedang yang Li Bao gunakan untuk menyerang tadi.
"Kau! bagaimana bisa?!" Li Bao benar benar terkejut hingga tergagap ketakutan.
"Hisss... Element Api mu hanya memiliki pengendalian 10% sudah percaya diri dengan itu," ejek Feng, Ia kemudian memegang gagang pedang dan ujung Pedang Li Bao bersamaan.
Ctak...
Pedang itu patah dengan mudahnya di tangan Feng, Li Bao tercengang begitu juga Anak buahnya.
Feng kemudian mengangkat tangannya, lalu perlahan seluruh Api dalam cekungan tadi terbang dan terkumpul diatas telapak tangan Feng membentuk sebuah bola Api raksasa.
"K-kau b-bagaimana b-bisa?" ucap Li Bao tergagap hingga tak sadar ngompol, Anak buahnya menatap Li Bao tak percaya, Ia ngompol disaat seperti ini.
Feng dan Rara tertawa melihat Li Bao ngompol seperti itu.
"Ugh... Bau sekali Kencingmu, Ayo Aku bantu bersihkan," ucap Feng menyeringai lalu sebuah Api kecil terpisah dari Bola Api tadi dan melesat dengan cepat ke Li Bao.
Api Kecil itu langsung membakar Adik Kecil Li Bao.
"AARRRGGGHH!!!" Li Bao berteriak kesakitan, Anak Buahnya menatap Li Bao bergidik ngeri, bagaimana masa depannya jika Ia tak memiliki Adik kecilnya itu, Mereka benar benar tak bisa membayangkan hal tersebut.
Feng tersenyum jahat melihat kesakitan Li Bao, Ia juga tak tau, tapi Ia merasa hatinya senang saat Musuhnya merasa tersiksa seperti itu.
Mungkin ini Jiwa Psikopatnya.
Feng berjalan mendekati Li Bao yang masih menggerang kesakitan ditanah sambil memegang bagian bawahnya, Anak Buah yang melihat Feng maju langsung bersujud.
"T-tuan, a-ampun! ampun!" ucap Mereka terbatas bata karna takut, Feng tersenyum miring melihat Anak Buah Li Bao tersebut.
"Aku akan mengampuni kalian," ucap Feng membuat wajah Mereka berseri seri karna gembira.
"Tapi, tidak untuk yang menatap Istriku dengan tatapan menjijikan," saat lanjutan itu terdengar, beberapa wajah Mereka langsung berubah menjadi ketakutan.
"A-am-"
"AARRGHH," Feng membakar Adik Kecil milik Orang orang yang tadi menatap Rara dengan tatapan menjijikan, yang tak kena bernafas lega karna masih memiliki Adik kecilnya dan bersyukur karna tak menatap Gadis Orang didepannya dengan tatapan nafsu.
Setelah memberi siksaan pada Mereka Feng langsung menarik Api yang Ia lemparkan, yang terbakar Adiknya mulai mereda sakitnya termasuk Li Bao.
Li Bao kemudian menatap Feng dengan tatapan benci, begitu juga beberapa Orang yang Feng bakar Adik Kecilnya.
"Lihat Saja! Sekte Matahari Barat pasti membalaskan semua ini!!!" teriaknya marah sambil berlari kabur diikuti Anak buahnya.
Feng hanya menatap mereka dingin sambil tersenyum menyeringai, Ia memang sengaja melepaskan Mereka agar Mereka mambawa akarnya untuk Feng basmi sekaligus.
"Suami, emang kenapa sih kok Mereka teriak teriak saat bagian bawah Mereka dibakar?" tanya Rara polos, Feng tersenyum getir, lagi lagi Ia mengotori otak polos Istrinya.
"Anu..." Feng ragu ingin menjawab.
"Tuan Muda, Nona t-terima k-kasih telah membantu yang Tua ini, t-tapi lebih baik Tuan dan Nona segera pergi karna mungkin Mereka akan datang membawa Orang orang kuat untuk membunuh kalian," ucap Nenek yang tadi Mereka tolong.
Feng tersenyum mendengar ke khawatiran Nenek itu, sedangkan Rara sudah maju lalu memegang tangan Nenek itu lalu menatap Nenek itu dengan Mata polosnya.
"Gak Papa Nek, nanti Kita Bunuh balik!" ucap Rara dengan polos nan mudahnya, Nenek itu melongo sedangkan Feng menepuk jidadnya.
"Nenek tenang saja, Saya memang sengaja memancing Mereka kemari agar dapat membasmi Mereka sampai ke kar akarnya," jelas Feng.
"Tapi.."
"Tak Apa, lagian Mereka dulu yang sudah berani menatap menjijikkan ke Istri Saya," potong Feng, Nenek itu terkejut saat mendengar kata Istri dari Pemuda 17 tahun didepannya, lalu menatap Rara yang merupakan Anak berusia 12 Tahun tersebut dengan Ragu, Feng mengerti arti tatapan Nenek tersebut.
"Nenek benar, Namaku Feng dan ini Istri Saya Rara!" kenal Feng sambil merangkul pinggang kecil Rara, Rara tak malu atau risih justru Ia malah memeluk Feng dengan erat karna Merasa nyaman.
Nenek itu tersenyum melihat pasangan Muda di depannya yang sedang bermesraan tersebut.
"Kalau begitu lebih baik, Tuan Muda dan Nona ikut Saya ke Rumah Saya untuk menginap," tawar Nenek tersebut, Rara langsung mengangguk semangat dan Feng juga dengan senang hati menyetujuinya.
...- - -...
ha... ha... ha... Lebay amat....!!!