NovelToon NovelToon
Di Batas Waktu

Di Batas Waktu

Status: tamat
Genre:Tamat / Keluarga / Romansa
Popularitas:419.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sasa Al Khansa

Menikah sekali seumur hidup adalah mimpi Adel. Namun, gadis berhijab yang memiliki nama lengkap Dandelion Az-Zahra itu harus menerima kenyataan bahwa pernikahannya dengan orang yang pernah ia sukai di masa putih abu itu bukanlah pernikahan impiannya. Karena, Sakha Rafardhan, menikahinya hanya sebatas rasa bakti kepada sang ayah di akhir hayatnya yang ingin melihat putra semata wayangnya menikah. Sementara sang kekasih yang akan ia nikahi justru hilang bak di telan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun kepadanya.

" Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku terpaksa menikahimu karena Lisa tiba-tiba hilang tanpa kabar. Jika aku telah menemukannya kembali, maka di saat itu pula pernikahan ini berakhir". Sakha

" Sampai waktunya tiba, izinkan aku tetap melaksanakan tugasku sebagai istrimu. Karena apapun alasanmu menikahi ku, aku tetaplah istrimu." Adel

Bagaimana perjalanan mahligai rumah tangga mereka di saat akhirnya Sakha bisa menemukan Lisa?
Benarkah tidak ada cinta untuk Adel?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DBW 12 Mantan istri ?

Di Batas Waktu (12)

Adel,, sayang,, kamu belum selesai di kamar mandi?", tanya Sakha.

" Sebentar, Mas", jawab Adel

" Tolong pasangin dasi aku", Sakha sedikit berteriak.

Adel segera menghampiri Sakha dan meletakkan begitu saja testpack yang belum terlihat hasilnya.

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

Sakha sedang berbicara dengan seseorang di telpon. Terdengar sedang membahas pekerjaan. Sementara tangan kirinya memegang dasi berwarna hitam.

Adel mengambil dasi itu dan segera memasangkannya. Melihat Adel yang berjinjit , Sakha langsung membungkukkan badannya agar mudah di jangkau sang istri.

Setelah beberapa saat berlalu, akhirnya dasi selesai di pasang.

" Terimakasih", ucap Sakha sambil mengecup bibir Adel singkat.

Wajah Adel merah merona. Dari kemarin banyak sikap Sakha semakin manis dan hangat. Terlihat bahwa ia benar-benar merealisasikan ucapannya. Menerima pernikahan ini.

" Sama-sama", Adel tersenyum manis.

" Siang nanti kita makan siang bareng ya", ajak Sakha. " Kamu langsung dateng ke kafe aja, soalnya aku ada pertemuan sama orang yang mau nyewa kafe dulu. Jadi, gak bisa jemput", jelas Sakha.

" ok"

" Ya udah aku langsung berangkat. Maaf gak bisa sarapan bareng "

" Iya gak apa-apa ", jawab Adel sambil mencium tangan Sakha, lalu Sakha mencium kening Adel.

" Assalamu'alaikum "

" Wa'alaikumsalam "

Tiba-tiba ponsel Adel berbunyi. Fitri menelponnya memberitahu bahwa akan ada yang datang ke toko untuk memesan kue pagi ini. Akhirnya, Adel segera mengganti pakaian dan pergi ke toko.

***

Adel baru selesai bertemu dengan orang yang akan memesan kue. Catatan mengenai request pelanggan, ia catat secara detail setelah di konfirmasi kembali agar pesanan tidak salah. Adel akan menyerahkan tugas itu kepada pegawainya yang sudah ia latih.

Adel melihat jam yang ternyata hampir jam makan siang. Ia segera membereskan mejanya dan mengambil kue pesanan Sakha. Sakha meminta rainbow cake buatannya. Aneh menurut Adel, karena Sakha tidak terlalu suka makanan yang manis-manis.

Dengan membawa pesanan Sakha, Adel mendatangi Cafe, ia langsung menuju ruangan pribadi Sakha. Tempat menerima tamu penting sekaligus tempat Sakha beristirahat. Karena terdapat ruangan yang berisikan tempat tidur di sebelahnya.

Namun, langkahnya terhenti ketika ia sayup-sayup mendengar suara tangisan seorang perempuan.

" Jangan menangis! Semua akan baik-baik saja!". Adel jelas mendengar bahwa itu suara Sakha.

"Apa kamu masih bisa menerima aku? Kamu masih mencintai aku?", tanya perempuan itu.

"Aku tetap mencintaimu apapun kondisimu",

Deg!

Adel mematung. Siapa perempuan yang ada di dalam? Apa itu Lisa? Apa Mas Sakha kembali pada Lisa?. Adel bertanya-tanya dalam hati.

Dengan mengumpulkan keberanian, Adel membuka pintu secara perlahan. Sampai akhirnya ia bisa melihat Sakha yang sedang memeluk seorang perempuan dengan erat. Bahkan mencium kening perempuan itu.

"Kamu tenang saja. Aku akan selalu ada di sampingmu, sayang".

Jlebb!!

Perkataan Sakha jelas terdengar di telinga Adel. Hatinya menceos. Benar dugaannya, bahwa bagaimana pun ia akan kalah dengan Lisa ketika ia kembali dalam kehidupan Sakha. Butiran kristal mengalir di pipi Adel.

Adel langsung pergi tanpa ingin melihat dan mendengar lebih drama di depannya.

Jika aku telah menemukannya kembali, maka di saat itu pula pernikahan ini berakhir.

Tiba-tiba Adel ingat perkataan Sakha beberapa jam setelah mereka menikah.

Inikah saatnya? Batas waktu yang kau tetapkan? Padahal, awalnya aku ingin membicarakan masalah ini agar semuanya jelas. Apalagi saat kamu mengajak untuk memulai dari awal hubungan kita. Tapi, aku rasa sekarang sudah tidak perlu. Kau jelas masih mencintainya. Sementara posisi ku tak ada artinya bagimu, hanya istri yang baru mau kau coba untuk cintai. Ya,, baru mau mencoba. Adel tersenyum getir.

Setelah mencuci wajah agar tampak lebih segar, Adel pergi menghampiri kasir.

" Titip ini untuk Pak Sakha ya", Adel menyerahkan bungkusan kue kepada Satria yang ditemuinya.

" Pak Sakha ada di atas. Bu Bos tidak mau memberikan langsung?", tanya Satria sedikit merasa heran.

" Gak kayaknya. Pak Sakha sedang ada tamu. Gak enak kalau mengganggu. Titip pesan aja. Tolong bilang Pak Sakha, saya minta maaf tidak bisa menepati janji makan siang hari ini. Ada urusan mendadak", Jawab Adel segera pergi dari sana karena tidak mau ketahuan Sakha bahwa ia sudah berada di cafe.

Setelah Adel keluar dan masih berada di parkiran cafe, ia melihat Sakha berlari sambil menggendong seorang perempuan dengan wajah cemas. Namun, Adel mengerutkan dahinya ketika melihat bahwa perempuan itu sedang hamil besar.

Deg!

Adel dan Sakha sempat saling melihat. Namun, entahlah apakah Sakha sadar atau tidak. Karena tidak lama kemudian, mobil Sakha berlalu melewatinya.

***

Sore harinya, Sakha kembali ke cafe. Dengan wajah yang lelah ia melangkah masuk ke cafe.

" Pak, ini ada titipan dari Bu Adel. katanya Bu Adel minta maaf karena tidak bisa menepati janji untuk makan siang bersama dikarenakan ada urusan mendadak", Jelas Satria yang menghentikan langkah Sakha.

Sakha terdiam. Urusan Lisa membuatnya melupakan janji makan siangnya dengan Adel.

" Terimakasih"

"Sama-sama. Saya permisi", Sakha hanya mengangguk dan melanjutkan langkahnya.

Sesampainya di ruangannya, Sakha membuka bungkusan berisi rainbow cake pesanannya. Kue yang terbungkus oleh box kardus bertuliskan Toko Kue Dandelion, toko kue milik Adel.

Sejenak Sakha terdiam lalu mengambil kertas memo yang ada di dalamnya.

...Maaf tidak bisa menemanimu makan siang. Terimakasih sudah memberikanku kenangan indah kemarin, membiarkanku merasakan rasanya dicintai oleh suamiku sendiri....

...Tapi, melihat kejutan hari ini aku sadar, ini sudah waktunya....

...Selamat menikmati kuenya....

...Mantan Istrimu...

...Dandelion Az-Zahra...

Deg!

Mantan istri? Apa maksudnya?. Pikiran Sakha menerawang. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Dadanya berdenyut sakit.

" Tuutt.... Tuutt.... Tuutt....", Sakha mencoba menelpon Adel. Tapi, panggilannya tidak di angkat.

Sakha mencoba lagi.

" Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif" , tiba-tiba ponsel Adel justru tidak aktif.

Sakha mulai khawatir. Ia berlari keluar tidak lupa membawa bungkusan kue di tangannya. Ia bertanya-tanya apa yang terjadi sebenarnya. Berpikir sekeras apapun ia tidak menemukan jawabannya.

" Satria, tadi istriku kesini jam berapa?", tanya Sakha menghampiri Satria.

" Hmm,, yang pasti sebelum Anda membawa Nona Lisa ke rumah sakit", jawab Satria yakin.

Deg!

Apa Adel melihatku dengan Lisa tadi? tanya Sakha dalam hati.

" Apa dia sempat ke ruanganku?", tanya Sakha mulai was-was.

" Saya kurang tahu. Tapi, kalau mendengar apa yang di katakan Bu Adel, sepertinya beliau sempat pergi ke ruangan Anda ", jelas Satria.

" Maksudnya?"

" Bu Adel bilang tidak memberikan langsung karena tidak mau mengganggu Anda yang sedang menerima tamu", jawab Satria.

Jadi, Adel benar-benar melihatku dengan Lisa? Apa dia juga melihatku menggendong Lisa saat akan di bawa ke rumah sakit tadi?

Ya Allah,, Sakha mengusap wajahnya dengan kasar. Jangan-jangan yang tadi itu benar-benar Adel,, bukan halusinasiku. Sakha semakin khawatir. Ia memang seperti melihat Adel saat akan membawa Lisa ke rumah sakit. Namun, ia pikir itu hanya halusinasi saja.

" Anda baik- baik saja?", tanya Satria khawatir.

"Tidak apa-apa. Kamu boleh pergi".

Ponsel Sakha berbunyi, menunjukkan nama sang ibu. Dengan hati berdebar, Sakha mengangkat telpon.

" Aku pulang sekarang!. Wa'alaikumsalam".

1
Nadien Najwa
Luar biasa
Dewi Yanti
katanya orag bodoh itu akan melakukan kesalahan yg sm berulag kali, shaka bodoh g bljr dr kesalahan yg sblmnya.
Dewi Nafisah
pokoknya ngena banget ceritanya. oke dech...
Nurulindah Indah
nice, semangat Thor 👍👍
Olha Alamri
Kecewa
elise rachma
Luar biasa
Erna M Jen
bagus itu pemikiranmu adel biar jelas mau bawa kemana rumah tanggamu ..👍
Nurhayati Lubis
hahahahah...Adel kerja Lembur
Erna M Jen
aku suka jalan ceritanya 👍👍
Rahma Lia
Luar biasa
Uthie
Cerita yg baguss... menarik... sukkkaaa.. 👍👍👍♥️♥️♥️♥️♥️
Uthie
Sukkaaa banget sama ceritanya 👍👍👍😘😘🤗🤗🤗
Uthie
Yaaa dahh ending dehhh 😂😂😂
Uthie
Hahaha... lucu si ayah baru niii 😂😂
Uthie
setelah ini sy Cusss ke cerita mu berikutnya Thor 😘 👍👍👍👍💃💃💃
Uthie
sukurin tuhh si Lisa 😡😡😡
Uthie
harus segera ditindak itu 😡😡😡
Uthie
lebih baik jujur 👍😌
Uthie
Wadduuhhhh... Shaka 😌
Uthie
Duhh... gangguan masih terus ngintai 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!