NovelToon NovelToon
Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Kehidupan Tentara / Penyesalan Suami
Popularitas:22.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Bismillah karya baru,

Sudah tiga tahun Elyana menikah dengan Excel Damara, seorang Perwira menengah Angkatan Darat berpangkat Kapten, karena perjodohan.

Pernikahan itu dikaruniai seorang putri cantik yang kini berusia 2,5 tahun. Elyana merasa bahagia dengan pernikahan itu, meskipun sikap Kapten Excel begitu dingin. Namun, rasa cinta mengalahkan segalanya, sehingga Elyana tidak sadar bahwa yang dicintai Kapten Excel bukanlah dirinya.

Apakah Elyana akan bertahan dengan pernikahan ini atas nama cinta, sementara Excel mencintai perempuan lain?

Yuk kepoin kisahnya di sini, dalam judul "Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten"

WA 089520229628
FB Nasir Tupar

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Excel Yang Culas

     Excel telah pergi ke kantor, kini Elyana bersiap merencanakan kepergiannya. Namun, tiba-tiba jantungnya berdebar sangat kencang, tubuhnya pun bergetar. Elyana takut kalau kepergiannya kepergok Excel.

     Elyana berjalan secepat mungkin menuju tangga untuk menjangkau kamarnya. Dia harus menyiapkan segalanya.

     Tiba di kamar, Elyana segera mencari koper untuk mengemas pakaian dirinya dan Nada. Namun sayang, koper itu berada di atas lemari serta digembok.

     "Kok digembok sih? Kemarin tidak? Sepertinya Mas Excel sengaja mengunci koper itu. Di sepertinya sudah mencium gelagat kalau aku akan pergi diam-diam darinya." Elyana bingung, harus memakai apa dia mewadahi bajunya dan Nada.

     "Kenapa sih, Mas, kamu berbuat seperti ini, ingin berusaha menahanku, tapi rasa cintamu tidak ada untukku? Percuma, aku sudah kecewa denganmu, Mas. Kamu sudah terlambat, karena aku terlanjur sakit dengan sikap dan perlakuanmu." Elyana menangis dalam hati, sejenak ia hanya bisa termenung memikirkan sikap Excel yang membingungkan.

     "Ya Allah, beri jalan untuk aku pergi. Hamba bukan pergi karena membantah suami, tapi hamba sadar, hamba hanya sandaran sementara untuk lelaki yang mengaku suami hamba," jerit Elyana dalam hati.

     "Mama." Nada memanggil Elyana sembari berontak, sepertinya ia mau turun. Elyana menurunkan Nada, lagipula ia memang harus menyiapkan segalanya.

     "Nada bermain dulu, ya. Mama akan membereskan kasur dulu," bujuk Elyana. Nada tidak menyahut, dia fokus dengan boneka Doraemon yang tadi diberikan Elyana pada bocah kecil itu.

     Elyana berdiri bingung, harus dari mana ia memulai bersiap. Sejenak ia memindai sekeliling kamar, rupanya Excel memang sudah mewanti-wanti agar Elyana tidak bisa pergi. Semua koper atau tas jinjing ukuran besar yang biasa untuk mewadahi pakaian, ia letak di atas lemari dan disatukan dengan rantai yang dimasukkan lewat tali tas, lalu digemboknya. Sepertinya semalam Excel melakukan itu.

     "Dasar lelaki licik, dia sengaja menahan aku untuk tetap di sampingnya, tapi dia perlakukan aku seperti sampah," dengus Elyana kecewa. Ingin dia menjerit sekuat tenaga, namun apa daya, di dalam kama ini ada Nada.

     Tadi malam, dengan perasaan sedih, Elyana sudah menulis sebuah surat untuk Excel. Kalau dia pergi, maka surat itu akan dia letakkan di atas bantalnya. Tapi, kalau keadaannya seperti ini, mana bisa Elyana menyiapkan segalanya.

     "Mas Excel bajingan," umpatnya berbisik saking kesal dan marah yang sudah memenuhi sekujur tubuhnya.

     Mata Elyana kini menuju lemari, di dalam laci lemari itu ada buku nikah mereka. Elyana harus mengambil miliknya. Dia bergegas menuju lemari, lalu membuka lemari itu. Laci lemari itu segera ia buka dan mencari buku nikah. Sayangnya, buku nikah itu tidak ada.

     "Ke mana buku nikah itu? Apakah dia sembunyikan juga? Bedebah, dia sengaja ingin membuat aku terkurung di rumah yang sudah seperti penjara ini. Aku tidak sudiiii." Elyana kembali membatin, sangat kesal.

     Tiba-tiba saja di depan rumah terdengar deru mobil Excel. Elyana mempertajam pendengarannya. Kemudian ia bergegas menuju jendela kamar yang menghadap halaman rumah. Benar saja, Excel pulang kembali. Elyana keheranan, ada apa Excel pulang lagi.

     Buru-buru Elyana menuju ranjang, pura-pura sibuk membereskan kasur, tidak lupa ia buka kerudungnya, agar Excel menduga Elyana tidak sedang merencanakan pergi.

     Derap langkah Excel semakin dekat. Elyana masih menyapu ranjangnya dengan sapu lidi, lalu melipat selimut dan merapikan bantal.

     Excel pun memasuki kamar, ia melihat ke arah kamar, dilihatnya Elyana baru selesai membereskan ranjang, sementara Nada sedang bermain boneka.

     "Elyana," panggil Excel seraya memberikan sesuatu pada Elyana. Elyana tidak meraih kantong yang diberikan Excel. Dia tetap memasang wajah temaram seperti tadi.

     "Makanan kesukaan kamu," ujarnya seraya menyodorkan kembali kantong yang ternyata isinya makanan kesukaan dia.

     "Aku sudah kenyang." Elyana menyahut, tapi tidak menggubris kantong yang diberikan Excel, lalu berjalan menuju meja rias. Di sana dia mulai merapikan meja rias yang sedikit berantakan. Elyana sengaja sibuk, agar Excel tidak berpikir bahwa ia sedang merencanakan untuk pergi.

     "Elyana, maafkan aku. Aku akan perbaiki semua. Kamu jangan pergi. Aku tahu, selama ini aku tidak pernah peduli padamu. Aku baru menyadarinya. Aku suami yang apatis. Tolong, masalah ini cukup kita saja yang tahu. Aku janji, akan memperbaikinya," rayu Excel dengan wajah yang risau.

     Elyana tertawa miris di dalam hati, sudah terbaca maksud Excel. Dia bersikap seperti ini hanya ingin merayu Elyana agar tidak pergi. Kalau Elyana pergi, tentu saja Excel akan kena marah keluarga besarnya, terutama mama dan papanya yang selama ini menyayangi Elyana.

     "Aku sudah tidak butuh perhatian kamu, Mas. Apalagi hanya sekedar makanan kesukaan aku yang nilainya sangat kecil. Itu tidak cukup mengobati luka batin yang kamu torehkan untuk aku selama ini. Semua sudah terlambat, Mas," ucap Elyana terdengar pilu.

     "Apa maksudmu Elyana? Tidak ada yang terlambat. Aku akan perbaiki sikapku. Tolonglah mengerti perasaanku. Aku sungguh dalam posisi yang sulit," bujuk Excel lagi.

     "Kalau kamu merasa dalam posisi yang sulit, maka lebih baik kamu lepaskan aku. Aku juga tidak mau bertahan dengan laki-laki yang tidak pernah mencintai aku," sentak Elyana sudah tidak tahan lagi untuk bicara, lalu mendorong Excel dengan kasar.

     Semakin Excel bicara, semakin Elyana sakit hati. Excel hanya berpura-pura, ia menahannya hanya karena takut oleh keluarganya. Elyana terduduk di tepi ranjang, seraya kembali menangis.

     Excel ikut menduduki ranjang, di samping Elyana yang menunduk sembari memijit kepalanya. Excel meraih bahu Elyana, tapi Elyana segera menjauh.

     "Aku ingin kita bersama ...."

     "Bersama untuk menyakiti batinku?" potong Elyana sembari berdiri lalu menjauh menghampiri jendela dan menatap keluar. Lamunannya pun kini jauh entah ke mana.

     "Tidak. Tapi untuk memperbaiki yang salah. Aku ingin memperbaiki sikapku yang salah." Ucapan Excel tidak terdengar jelas apa, sebab Elyana sedang melamun.

     Setelah beberapa menit, Elyana tersadar. Ketika ia berbalik, rupanya Excel sudah tidak berada di dalam kamar itu. Tiba-tiba hanya deru mobilnya yang terdengar, dan benar saja, mobil Excel pergi lagi meninggalkan halaman rumah.

     Kesempatan ini tidak Elyana sia-siakan. Elyana segera meraih Nada yang masih anteng. Memakaikan jaket dan sepatu. Lalu kini dirinya. Elyana berdandan membenahi tubuhnya dengan balutan jaket serta hijab di kepalanya.

     Sejenak ia berpikir, dengan cara apa dia harus membawa baju. Elyana tidak akan membawa banyak, tapi hanya beberapa.

     Sebuah ide muncul, ia segera keluar kamar dengan cepat meninggalkan Nada diam-diam, lalu menuruni tangga untuk meminta kantong besar pada Bi Ocoh.

     "Nona mau ke mana?" tanya Bi Ocoh menatap curiga.

     "Mau ke dapur, memangnya kenap, Bi?"

     "Eum, anu. Bibi pikir mau pergi. Soalnya kata Den Excel, Nona tidak boleh pergi ke mana-mana," ucap Bi Ocoh.

     Jantung Elyana langsung berdegup. Ia sudah menduga Excel selicik itu, sampai Bi Ocoh sudah diwanti-wanti mengawasi Elyana.

     "Begitu, ya, Bi? Kenapa suami saya sempai kepikiran seperti itu, jahat banget pikirannya. Saya mau minta kantong hitam besar Bi, saya mau mengumpulkan barang-barang saya yang tidak terpakai. Saya ingin pembersihan. Ada tidak, Bi?" pinta Elyana.

     "Sebentar, Non. Ada." Bi Ocoh ngeloyor lalu mengambil kantong kresek yang diminta Elyana.

     "Terimakasih, ya, Bi. Saya ke atas dulu, ya." Elyana berlalu dan kembali ke kamarnya, ditatap lekat oleh Bi Ocoh.

🌺🌺🌺 Jangan lupa kasih vote ya, mumpung hari Senin. Nanti Author kasih satu bab lagi. Terimakasih, selamat membaca.

1
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus dan menguras emosi😁👍👍👍
Atip Suryana
ahhhh dasar kau suami lucnut egoisss
mama
bicara yg jujur sama mertua mu ell klu km pgen bebas dari suami..mintalah untuk perlindungan dan pergi jauh agar excell tidak bisa menemukan mu.. buat excell nyesel udah mengkhianati km.
Dini Anggraini
Mendingan cerai saja ellyana daripada makan hati biar tahu rasa pelakor itu apa dia bisa mengasuh nada sama seperti ellyana pasti pelakor itu maunya uang excell saja. Ortu excell kalian jangan egois dong bila memang anakmu sukanya barang murahan biarkan saja biarkan ellyana hidup sendiri tanpa excell dan nada agar dia bisa mengembangkan karirnya yang mulai di rintis.
Dini Anggraini
sebaiknya kamu terus terang sama keluargamu bagaimana perlakuan excell sama kamu agar tidak seperti aku nantinya di kiranya kakakku hidupku enak padahal sebaliknya sekarang sampai kakakku tega mengambil uangku 2 juta padahal q mengumpulkan uang itu rela makan hanya dengan sambal saja agar bisa menabung buat masa depan tapi punya saudara jahat itu menyakitkan. 🥰🥰🥰🥰💪💪💪
Nadine Zahra
mendingan pergi saja klu masalah anak kan ada ayahnya SM mertuanya yg g mungkin menyakitinya. biar tau rasa tu suaminya gimana susahnya mengurus anak d anaknya biar tau rasa gimana rasanya g ada ibunya
Ma Em
Elyana hrs berterus terang pada Bu Gina bahwa Excel mencintai wanita lain bkn Elyana yg Excel inginkan dan Elyana hrs tetap bercerai dgn Excel karena Elyana cuma dijadikan istri yg tdk dianggap
Dian Isnawati
dilihat dr judulnya elyana tetap cari jalan utk pergi dr Excel.
Ma Em
Elyana jgn mau ikut dgn Excel biarkan Excel bawa Nada biarkan dia merasakan bagaimana rasanya mengasuh anak tanpa seorang ibu, bertahanlah sebentar dikontrakan dan cari kesibukanmu Elyana agar jgn terlalu fokus pada Nada kalau Elyana mau ikut Excel sekarang malah akan tambah diremehkan sama Excel.
Putri Abdurachman
ikutkn El, cba gmn klkuan Exel kdpan'a sklian ssun strtegi lbh matang. prmpuan klw sdh dskiti bisa mmaafkan tp tdk mlupkan
Nisa Naluri
aaah kesel...suami tak tau diri
Harwanti Jambi
walaupun berat lebih baik melepaskan biar lh Excel membawa anakmu biar dia merasakan bagaimana beratnya mengurus anak' dn untuk mu buktikan jika km bisa berdiri di atas kaki mu sendiri jangan mau selalu di rendah kn sudah cukup 3 tahu km menahan sakit
Dian Isnawati
lanjut
Dian Isnawati
kasihan elyana
hayasna
kecewa yaa, kenapa Excel ketemu sama elyana
Anggye syahab
mulai kemaren gak ada update smpe sekarang..sibuk ya kak
Dewi Oktavia
astaghfirullah,moga tak bisa jumpa y ma suami dan bisa pisah agar bahagia, lanjut
Dewi Oktavia
ih aneh,kamu yang senang orang yang bikin sakit hati
Putri Abdurachman
eng...ing...ewwwwnngg......Mas Exel/Facepalm/
mama
yah,pdhl aq berharap elyana gk bisa ditemukan, biar si excel ditendang dr kluarga ny..trs kalau udh gk pny ap2 pasti jalangny kabur..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!