Gadis Terpilih Dan Raja Vampir

Putri Alana berlalu pergi dari ruangan keluarga, berjalan menuju kamar nya bersama Ella.

"El bagaimana kabar mu selama aku pergi?" tanya Putri Alana melirik Ella.

"Saya baik Putri," jawab Ella sopan.

"Ck, El sudah berapa kali aku bilang, jangan terlalu formal, bicara santai saja," ucap Putri Alana berdecak kesal.

"Maaf putri," jawab Ella menunduk kan kepala nya.

"Sudahlah terserah kamu El, aku cape," ucap Putri Alana malas.

Putri Alana dan Ella adalah teman masa kecil, umur mereka juga hanya selisih dua tahun, lebih tua Putri Alana, tapi walau pun begitu Ella masih menjunjung tinggi etika dan sopan santun nya, karena bagaimana pun Putri Alana adalah seorang putri Raja yang harus Ella hormati.

Ella gadis cantik, pintar dan sedikit pendiam seperti Ayah nya, dan Ella adalah anak dari salah satu orang kepercayaan Ratu Ivara.

Ayo tebak siapa orang tua Ella?

Melihat kepergian Putri Alana, Ratu Ivara langsung merubah raut wajah nya, menatap serius pada semua orang yang ada di ruangan itu, terutama pada Pangeran yang terlihat tidak biasa.

"Pangeran ada masalah?" tanya Ratu Ivara datar.

Pangeran Alvaro dan pangeran Albiru saling pandang, dan menghela nafas nya panjang.

"Ada yang aneh," jawab Pengeran Albiru menghela nafas nya panjang.

"Ceritakan," ucap Ratu Ivara tanpa basa dasi.

Sebelum menjawab pertanyaan Ibu nya, Pangeran Albiru melirik ke arah Pangeran Alvaro, yang ditanggapi dengan anggukan kecil.

"Biru merasa, tadi saat perjalanan pulang dari kediaman Kakek Jo, ada seseorang yang mengikuti kita," jawab Pangeran Albiru mengutarakan perasaan yang sedari tadi menganggu pikiran nya.

"Tapi aneh nya, Biru tidak melihat keberadaan nya, padahal Biru yakin bahwa ada seseorang yang sedang mengikuti kita," lanjut Pangeran Albiru gusar.

Baru kali ini Pengeran Albiru kecolongan, dan gagal mencari tahu siapa orang yang tadi mengikuti nya, bukan nya apa, tapi selama ini tidak ada yang bisa lolos dari mata tajam nya.

Kakek Jo yang mendengar perkataan cicit nya, menghela nafas nya kasar, nyatanya bukan hanya Pangeran Albiru dan Alvaro yang merasa ada seseorang yang mengikuti mereka tadi, Kakek Jo juga merasakan nya.

Tanpa mereka sadari Putri Alana yang tadi nya ingin menemui Ratu Ivara, mendengar semua nya, Putri Alana Kembali ke ruangan keluarga untuk mengembalikan barang Ibu nya yang diri nya pinjam waktu pergi ke kediaman Kakek Jo.

"Aku pikir itu hanya perasaan ku saja," batin Putri Alana.

"Mereka bukan hanya satu, aku yakin itu," batin Putri Alana.

Putri Alana memilih kembali ke dalam kamar nya, tidak jadi mengambil barang nya.

"Aku bahkan merasakan sejak keluar dari kediaman Kakek Jo," gumam Putri Alana.

"Ini benar-benar aneh, selama ini tidak ada orang yang berni masuk ke tempat kakek, tapi kali ini banyak kejadian yang sangat aneh, pertama, waktu di dalam hutan aku bertemu dengan Revan, dan juga aku merasa ada seseorang yang mengawasi ku dari kejauhan, walupun pada akhirnya mereka pergi tanpa melakukan apapun, tapi aneh nya lagi, semua itu aku bisa merasakan keberadaan mereka, tapi tidak bisa melihat mereka ada di mana," gumam Putri Alana terus berjalan ke arah kamar nya.

"Mungkin kah mereka makhluk halus hih, hantu mungkin," gumam Putri Alana bergidik ngeri.

Hiro yang kebetulan berpapasan dengan Putri Alana, mendengar semua gumamam Putri Alana, saking fokus nya menggerutu, putri Alana sampai tidak menyadari keberadaan Hiro.

"Siapa yang di maksud tuan Putri? Revan? Revan siapa? Apa Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu tahu masalah ini," batin Hiro menatap kepergian Putri Alana.

"Aku harus mengatakan pada Yang Mulia Ratu," batin Hiro berlalu pergi dari sana.

Di ruang keluarga, suasana semakin tegang, saat kakek Jo ikut bersuara.

"Ternyata kalian merasakan nya," ucap Kakek Jo melihat ke arah Pangeran Alvaro dan pangeran Albiru.

"Kakek Juga?" tanya Pangeran Albiru terkejut.

"Hem! Seperti yang kamu katakan, Kakek merasa ada orang mengikuti perjalanan kita tadi, tapi sayang Kakek juga tidak melihat adanya siapa-siapa," jawab Kakek Jo.

"Jadi maksud kalian ada seseorang yang mengikuti kalian? Tapi kalian tidak melihat keberadaan mereka?" tanya Raja Wallace datar.

"Iya Ayah," jawab Pangeran Alvaro.

"Kalian yakin, tidak melihat keberadaan mereka? " tanya Raja Wallace lagi.

Pangeran Alvaro dan pangeran Albiru mengangguk kan kepala nya, karena mereka memang tidak melihat siapa-siapa, tapi yang pasti mereka merasa ada seseorang yang mengikuti mereka.

Melihat respon dari Putra nya, Raja Wallace mengerutkan alisnya dalam, rasa nya tidak mungkin Putra nya bisa se ceroboh ini, kali ini entah Putra nya yang kurang waspada, atau memang mereka pintar bersembunyi.

Ratu Ivara sendiri hanya diam, tapi otak nya sedang berpikir keras, tentang apa yang di bicarakan Putra nya.

"Mereka jelas bukan orang biasa, entah musuh baru atau mungkin musuh masa lalu, tapi untuk opsi kedua itu tidak mungkin," batin Ratu Ivara.

"Apa ini ada hubungan nya dengan perasaan ku akhir-akhir ini yang sering tidak enak," batin Ratu Ivara.

"Tapi siapapun mereka, kalau sampai mereka berani menyentuh orang-orang terdekat ku, apa lagi anak-anak ku, lihat saja akan aku cari sampai ke ujung dunia sekalipun," batin Ratu Ivara mengeratkan gigi nya.

Musuh mu kali ini dari bangsa lain Queen, dari bangsa yang cukup berbahaya, dan memiliki kekuatan jauh di atas manusia biasa, siapkan bahan peledak yang banyak.🥴

"Siapa mereka? Kakek saja tidak bisa melihat keberadaan mereka, itu artinya mereka bukan orang sembarang. Tapi siapa?" ucap Raja Wallace mengernyit kan alis nya.

"Sudah pasti ada yang mereka incar," ucap Ratu Ivara angkat bicara.

"Maksud kamu sayang? Mereka mengincar Pangeran? Apa Kakek? Apa mungkin musuh-musuh Kakek ada yang masih hidup, tapi bukan kah sudah kita singkirkan semua nya," tanya Raja Wallace melihat ke arah Ratu Ivara.

Beberapa tahun yang lalu terjadi pertempuran hebat, antara Kakek Jo dengan musuh lama nya, dan karena kejadian itu juga, Kakek Jo, Raja Wallace dan semua orang, harus kehilangan Nenek Li.

Nenek Li meninggal karena tertusuk pedang, yang awal nya ingin menusuk Kakek Jo, tapi Nenek Li menjadi tubuhnya sebagai temeng untuk kakek Jo, sehingga Nenek Li yang tertusuk dan berakhir merenggang nyawa.

Kakek Jo adalah salah satu laki-laki yang paling beruntung, dari pertama menikah dengan Nenek Li, cinta Nenek Li hanya untuk Kakek Jo

Cinta Nenek Li untuk kakek Jo sampai di hembusan nafas terakhir nya, Nenek Li mengorbankan nyawa nya demi Kakek Jo, suami yang sangat Nenek Li hormati dan cintai.