NovelToon NovelToon
Alena: My Beloved Vampire

Alena: My Beloved Vampire

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa Fantasi / Vampir / Romansa
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Syafar JJY

Alena: My Beloved Vampire

Sejak seratus tahun yang lalu, dunia percaya bahwa vampir telah punah. Sejarah dan kejayaan mereka terkubur bersama legenda kelam tentang perang besar yang melibatkan manusia, vampir, dan Lycan yang terjadi 200 tahun yang lalu.

Di sebuah gua di dalam hutan, Alberd tak sengaja membuka segel yang membangunkan Alena, vampir murni terakhir yang telah tertidur selama satu abad. Alena yang membawa kenangan masa lalu kelam akan kehancuran seluruh keluarganya meyakini bahwa Alberd adalah seseorang yang akan merubah takdir, lalu perlahan menumbuhkan perasaan cinta diantara mereka.
Namun, bayang-bayang bahaya mulai mendekat. Sisa-sisa organisasi pemburu vampir yang dulu berjaya kini kembali menunjukan dirinya, mengincar Alena sebagai simbol terakhir dari ras yang mereka ingin musnahkan.
Dapatkah mereka bertahan melawan kegelapan dan bahaya yang mengancam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syafar JJY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12: Bayangan Masa Lalu

Chapter 30: Masa Lalu Alena

Di sebuah dapur sederhana dengan dinding kayu tua yang mulai retak, aroma sup jamur dan roti hangat memenuhi udara. Liliana, seorang wanita anggun dengan rambut panjang berwarna hitam kecokelatan yang disanggul sederhana, tengah berdiri di depan meja dapur, mengiris jamur dengan cekatan. Usianya mungkin lebih dari seratus tahun, tetapi wajahnya tetap memancarkan keindahan khas seorang vampir, dengan sorot mata lembut yang menenangkan.

Di sebelahnya, Alena mengaduk panci besar di atas tungku yang hangat. Rambut hitam panjangnya terikat rapi ke belakang, dan raut wajahnya yang tenang memperlihatkan kematangan seorang wanita yang telah hidup hampir dua abad. Dia tampak damai, meskipun ada jejak keletihan yang sulit dihilangkan dari matanya.

"Liliana, tolong ambilkan garam di rak sebelah," kata Alena sambil mencicipi sup dengan sendok kayu.

Liliana meletakkan pisau di atas meja, lalu berbalik mengambil botol kaca kecil berisi garam.

"Kakak, kau selalu saja terlalu pelit menambahkan garam. Jangan sampai sup ini hambar seperti minggu lalu," katanya sambil terkekeh pelan.

Alena mendengus kecil sambil mengaduk sup.

"Setidaknya aku tidak pernah membuat roti keras seperti batu," balasnya, mengingat insiden lucu beberapa bulan lalu.

Di seberang dapur, ibu mereka berdiri memandangi keduanya dengan senyum lembut. Wanita berambut hitam kecokelatan itu sibuk mengatur potongan sayuran di piring besar.

"Sudah lama sekali kita bisa memasak dengan tenang seperti ini. Aku harap momen-momen seperti ini bisa bertahan lebih lama," ucapnya dengan nada hangat.

"Dan semoga para tetangga tidak terlalu penasaran dengan warna mata kita, atau kenapa kita selalu memakai pakaian tertutup di siang hari dan tak pernah menerima tamu di malam hari," gumam Liliana sambil terkekeh, meski ada nada getir dalam tawanya.

"Biarkan saja," jawab ibunya tenang. "Sinar matahari hanya melemahkan setengah kekuatan kita. Tapi kalau terkena terlalu lama, itu bisa membuat kita cepat lelah. Justru kondisi itu membuat kita lebih terlihat seperti manusia biasa."

"Bulan, di sisi lain, membuat mata kita tampak bercahaya. Kalau ada yang melihat, mereka mungkin akan tahu siapa kita," lanjut ibunya sambil meletakkan piring sayuran di meja.

"Tapi kita sudah tinggal di sini lima tahun tanpa kendala. Kita jarang minum darah manusia, dan kalaupun iya, kita hanya mengambil sedikit tanpa menyakiti mereka."

"Para manusia di sini cukup baik," tambah Liliana sambil menuangkan sup ke mangkuk.

"Meski mereka masih punya ketakutan pada bangsa vampir, mereka hanya mengira kita keluarga pedagang biasa. Selama kita tidak menarik perhatian, mereka tidak akan curiga."

Alena yang sejak tadi mendengarkan tiba-tiba teringat sebuah insiden setahun yang lalu.

Dua vampir, seorang ibu dan anak kecil ditangkap, diarak ke tengah desa, dan dilempari batu sebelum dibakar hidup-hidup. Saat api mulai menjilat tubuh mereka, wanita itu memeluk erat anaknya, berusaha menenangkan si kecil meski maut sudah di depan mata.

Dari kejauhan, Alena menyaksikan semuanya dengan wajah terpaku, dan tubuh gemetar. Wanita itu sempat melirik ke arahnya, senyumnya samar, seolah menyadari siapa Alena sebenarnya. Namun, hingga detik terakhir, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk mengungkap rahasia Alena.

Ingatan itu kembali menghantam Alena seperti badai. Dia tiba-tiba meletakkan sendoknya dengan keras dan berkata dengan nada kesal.

"Ini semua gara-gara pemburu vampir itu! Mereka terus mengejar kita, menuduh kita menyerang dan membunuh manusia, padahal itu kebohongan yang mereka buat sendiri."

Wajah Alena semakin tegang saat melanjutkan.

"Selama ini, kita selalu bersahabat dengan manusia. Mereka yang menawarkan darah mereka dengan sukarela, dan kita melindungi mereka dari para Lycan. Tapi pemburu-pemburu itu malah menfitnah kita."

Liliana mendesah, namun tak menyela. Alena melanjutkan, suaranya meninggi.

"Mereka bahkan tak ragu membantai sesama manusia! Mereka membuat luka di leher korban mereka, lalu menyebarkan kebohongan seolah itu serangan vampir. Bagaimana mungkin mereka bisa begitu kejam dan tanpa hati?"

Sesaat, ruangan terasa hening kecuali suara kayu yang terbakar di perapian. Tak lama kemudian, ayah mereka masuk membawa potongan kayu bakar. Pria tinggi berwajah tegas dengan rambut hitam dan janggut tipis itu tampak lelah, tetapi senyum hangatnya menghidupkan suasana.

"Aroma masakan kalian membuatku merasa seperti lelaki paling beruntung di dunia," katanya memecah ketegangan sambil meletakkan kayu di sudut ruangan.

"Ayah.. kau kembali.." ucap Liliana seraya berlari kecil dan memeluk ayahnya

Mereka semua duduk di meja makan kecil yang cukup untuk empat orang. Hidangan sederhana itu. Sup, roti, dan beberapa potong buah terasa seperti pesta besar di tengah keadaan yang sulit. Liliana menuangkan teh ke dalam gelas, senyumnya cerah.

"Ayah, bagaimana keadaan desa?" tanya Alena sambil memecah roti di tangannya.

Ayahnya menghela napas, memandang mereka satu per satu sebelum menjawab.

"Tidak ada hal baru. Tapi ada desas-desus tentang pemburu vampir yang mulai mendekati wilayah ini. Kita harus tetap waspada."

Ruangan sejenak menjadi sunyi. Namun, ibu mereka memecah keheningan dengan suaranya yang lembut.

"Kita sudah melalui banyak hal bersama. Ibu yakin kita akan bisa melewati ini juga, Ibu hanya ingin melihat kalian hidup bahagia suatu hari nanti. Mungkin menikah... dengan manusia yang bisa mencintai kalian apa adanya dan melindungi kalian seperti yang seharusnya."

Mendengar itu Liliana membalas,

"Menikah? Dengan manusia? Ibu, aku bahkan tidak tahu apakah aku bisa mempercayai mereka setelah semua yang terjadi..."

Namun, Alena tetap terdiam, memandang sup di mangkuknya dengan tatapan kosong.

"Ibu, ayah... apa mungkin kita benar-benar menemukan kebahagiaan seperti itu? Dunia ini begitu kejam. Dan kita... kita hanya sisa-sisa dari apa yang dulu disebut bangsa vampir. Bisakah kita mempercayakan hidup kita pada manusia yang tak ragu membunuh rasnya sendiri"

Ayah mereka meletakkan gelasnya dan menatap kedua putrinya dengan tegas. "Kalian berdua adalah harapan kami, kabar terakhir mengatakan bahwa bangsa kita hanya tersisa kurang dari 5% saja. Kami ingin kalian menemukan seseorang yang akan melindungi kalian, mencintai kalian, dan menerima kalian apa adanya. Itu adalah impian kami, dan kami percaya kalian akan menemukannya."

Ibu mereka tersenyum, menyentuh tangan Alena dengan lembut. "Dan jika hari itu tiba, kami ingin ada di sana untuk menyaksikannya. Tapi, jika kami tidak bisa, ingatlah bahwa cinta kami selalu ada bersama kalian."

Alena mengangguk pelan, kemudian sang ayah membelai lembut kepalanya sambil berkata,

"Ingatlah apapun yang terjadi kalian jangan membenci para manusia, terutama laki laki yang nanti menjadi pasangan kalian.

Jika pria itu bukan orang yang tepat, kalian selalu memiliki pilihan untuk melindungi hati kalian. Tapi jika dia menerima kalian, maka jujurlah padanya, apa adanya termasuk siapa kalian sebenarnya. Dia harus menjadi seseorang yang benar-benar dapat kalian percayai." jelas Ayahnya.

Kata-kata itu membuat Alena dan Liliana terdiam. Perlahan, Liliana menundukkan wajahnya yang bergetar, air mata mengalir di pipinya.

"Ibu, ayah..."

Tanpa ragu, Alena memeluk orang tua mereka erat-erat, air matanya jatuh membasahi bahu ayahnya.

"Ayah, ibu... jika momen itu tiba, kita akan menjalaninya bersama. Mengapa kalian berbicara seakan kalian akan pergi jauh sekali?"

Alena memahami maksud dari kalimat yang dikatakan oleh orang tuanya, mereka pasti berniat mengorbankan diri dan mengulur waktu untuk dia dan Liliana, jika nanti suatu saat identitas mereka terbongkar.

Ruangan itu dipenuhi kehangatan, seakan waktu berhenti. Tapi kehangatan itu perlahan menghilang. Suasana haru, aroma sup, dan sentuhan lembut keluarganya memudar.

Alena tersentak bangun, napasnya terengah-engah, air mata membasahi wajahnya.

"Alena?" suara Alberd yang penuh kekhawatiran terdengar di sebelahnya. "Kau mengigau... apa yang terjadi?"

Alena memandangnya dengan mata yang masih basah. Tubuhnya bergetar saat ia meraih pelukan Alberd.

"Aku bermimpi tentang mereka... ayah, ibu, dan Liliana. Rasanya seperti mereka masih di sini..."

Alberd mengusap punggungnya dengan lembut, menenangkannya.

"Aku janji, aku akan menjaga dan melindungimu, Alena. Aku akan memenuhi harapan mereka. Aku akan mencintaimu dan menjagamu... apapun yang terjadi."

Alena memejamkan mata, menangis lebih keras dalam pelukan Alberd. Meski keluarganya telah tiada, janji Alberd mengisi kekosongan itu dengan kehangatan baru.

1
Siti Masrifah
cerita nya bagus
John Smith-Kun: Thank u👍
total 1 replies
Author Risa Jey
Sebenarnya ceritanya bagus, ringan dan cocok untuk dibaca di waktu santai. Cuma aku bacanya capek, karena terlalu panjang. Satu bab cukup 1000 kata lebih saja, agar pas. Paling panjang 1500 kata. Kamu menulis di bab yang isinya memuat dua atau tiga chapter? ini terlalu panjang. Satu chapter, kamu buat saja jadi satu bab, jadi pas.

Bagian awal di bab pertama harusnya jangan dimasukkan karena merupakan plot penting yang harusnya dikembangkan saja di tiap bab nya nanti. Kalau dimasukkan jadinya pembaca gak penasaran. Kayak Alena kenapa bisa tersegel di gua. Lalu kayak si Alberd juga di awal. Intinya yang tadi pakai tanda < atau > lebih baik tidak dimasukkan dalam cerita.

Akan lebih baik langsung masuk saja ke bagian Alberd yang dikejar dan terluka hingga memasuki gua dan membangunkan Alena. Sehingga pembaca akan bertanya-tanya, kenapa Alberd dikejar, kenapa Alena tersegel di sana dan lain sebagainya.

Jadi nantinya di bab yang lain nya akan membuat keduanya berinteraksi dan menceritakan kisahnya satu sama lain. Saran nama, harusnya jangan terlalu mirip atau awalan atau akhiran yang mirip, seperti Alena dan Alberd sama-sama memiliki awalan Al, jadi terkesan kembar. Jika yang satu Alena, nama cowoknya mungkin bisa menggunakan awalan huruf lain.
John Smith-Kun: Untuk sifat asli Alena ada di bab 15 dan terima kasih atas sarannya
Author Risa Jey: 5.

Pengen lanjut baca tapi capek, gimana dong penulis 😭😭😭
total 5 replies
Dear_Dream
Jujur aja, cerita ini salah satu yang paling seru yang pernah gue baca!
Siti Masrifah: mampir di cerita ku kak
John Smith-Kun: Terima kasih🙏
total 2 replies
John Smith-Kun
Catatan Penulis:
Novel ini adalah karya pertama saya, sekaligus debut saya sebagai seorang penulis.
Mengangkat tema vampir dan bergenre romansa-fantasy yang dibalut berbagai konflik dalam dunia modern.
Novel ini memiliki dua karakter utama yang seimbang, Alena dan Alberd.

Novel kebanyakan dibagi menjadi dua jenis; novel pria dan novel wanita.
Novel yang bisa cocok dan diterima oleh keduanya secara bersamaan bisa dibilang sedikit.
Sehingga saya sebagai penulis memutuskan untuk menciptakan dua karakter utama yang setara dan berusaha menarik minat pembaca dari kedua gender dalam novel pertama saya.
Saya harap pembaca menyukai novel ini.
Selamat membaca dan terima kasih,
Salam hangat dari author.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!