Pintu Rahasia Dua Dunia

"Salam ayahanda... Ada apa menghampiri ku disini?" tanya Daren dengan wajah datar nya.

"Kau selalu bersikap dingin putra ku, ada yang ingin aku katakan. Tolong lindungi adik adik mu, apalagi lady Diana yang tadi datang mengadu kepada ku. mereka menyepelekan nya. Kau tau kan aku tak suka dengan penghinaan keluarga Kerajaan."

"ckck... Lucu sekali, dia yang berbuat salah dia juga yang merasa tersakiti." ucap Daren dengan wajah datar nya.

"Apa maksud nak?" tanya raja yang heran

"Tentu saja, putri kesayangan mu itu berbuat ulah. Dia selalu merasa benar, padahal sudah jelas dia bersalah. Dia tadi datang ke pasar, menerobos antrian saat itu. sehingga membuat beberapa orang murka. tentu saja aku juga merasa marah, sebab antrian nya panjang sekali. Tapi dia menerobos orang orang yang menunggu disana. Biarpun dia Anggota kerajaan tapi sikap nya sama sekali ak mencerminkan seorang bangsawan. Aku ingin ayahanda tau, bahwa etikat kerajaan itu sangat penting bukan? Jadi ajari putri mu itu untuk lebih menghormati orang lain."

"Kalau begitu aku permisi ayah, ingin menemui ibunda." ucap pangeran daren dengan wajah datar nya. sungguh dia begitu kecewa melihat ayah nya membela anak dari selir licik itu. Selain ingin menguasai kerjaan arce, beliau juga pandai bersilat lidah.

Sungguh membuat pangeran daren muak. Ibu dan anak sama sama serakah menurut nya.

Setelah itu raja tertegun mendengar ucapan putra sulung nya. Tak menyangka respon yang diberikan oleh pangeran daren begitu tajam dan menusuk harga dirinya. Tentu saja sebenarnya dia tak ingin memiliki selir, tapi karena paksaan dan para anggota kerajaan membuat nya terpaksa menikah selir Anabel. Dan juga kejadian beberapa tahun silam yang membuat selir tersebut hamil anaknya. Dari pada mencoreng nama baik nya sebagai orang nomor satu di ngeri arce ini. Dengan terpaksa dia menikahi dan menjadikan selir Anabel sebagai istri kedua nya.

Ratu Amora begitu kecewa melihat suaminya menikah lagi, tentu saja hati istri mana yang mau dimadu. Apalagi selir tersebut selalu mencoba menyingkirkan nya. Dan ingin berkuasa menjadi ratu di negri arce ini.

Ratu Amora sng terlihat sedang menyulam pun duduk dengan satu pelayan setia nya. sambil tersenyum tipis melihat kegigihan pelayan nya yang berusaha menyulam kain perca.

"Salam ang mulai ratu.." ucap daren tersenyum tipis melihat ibunda tercintanya duduk dengan sorot mata teduh nya.

"Salam untuk mu pangeran... seperti nya putra ku ini tak baik baik saja. Ada apa nak, apa ada yang menganggu mu?"

"Aku ingin berbicara berdua saja ibunda."

mendengar ucapan anak nya membuat nya mengerti dan menyuruh pelayan nya untuk menyiapkan teh dan kudapan untuk putra nya itu.

Saat ini ratu Amora berada di paviliun anggrek nya. Dia sedang bersantai sambil menyulam. Tapi karena putra nya ingin berbicara, dia pun menyuruh sang pelayan meninggalkan mereka berdua.

"Ada apa putra ku, kenapa wajah mu terlihat kesal?" ucap nya dengan suara lembut membuat perasaan Daren menghangat.

 "tidak apa apa ibunda, aku hanya sedikit kesal dengan raja."ucap nya dengan nada datar itu.

 "Ada apa putra ku, apa ayahanda mu melakukan sesuatu kepada mu?" tanya ratu dengan suara lembut nya.

 "Seperti biasa dia membela anak selir nya itu, padahal sudah jelas bahwa lady Diana yang salah." ucap pangeran daren dengan wajah kesal nya.

Ratu tersenyum tipis memandang anak pertama nya itu. Dia tau bahwa saat ini putra nya pasti sangat kesal dengan raja. Tapi dia tak ingin ikut campur karena itu bukan ranah nya. Kalau selir Anabel dan anak nya itu menganggu putra dan putri nya baru dia akan bertindak tegas terhadap gundik nya itu.

"Pangeran... Jangan terlalu dipikirkan, biarkan saja dia berbuat apapun. Ibunda tak ingin pangeran ikut campur dengan nya. Karena masih banyak yang harus kita urus nak. Kamu sebagai putra mahkota akan mengemban tugas yang lebih berat lagi. Jadi masalah seperti ini bukan ranah mu pangeran. Ini adalah tugas ayah mu. Sebaiknya minum teh ini dulu, bisa membuat suasana hati mu kembali menghangat." ucap ratu yang menyodorkan teh dari pelayan nya tadi.

"Terima kasih ibunda." ucap pangeran daren tersenyum tipis.