"Aku ingin bercerai karena aku sudah tahu maksud busuk mu! Tidak ada hubungannya dengan Rose! Aku tidak pernah mencintaimu sejak awal. Kau telah merampas posisi Rose sebagai istriku!"
"Selama aku tidak menandatangani surat cerai, itu tetap dianggap selingkuh! Dia tetaplah perusak rumah tangga!"
Setiap kali Daisy melawan ucapan Lucifer, yang dia dapatkan adalah kekerasan. Meskipun begitu dengan bodohnya dia masih mencintai suaminya itu.
"Karena kamu sangat ingin mati, aku akan mengabulkannya!"
Kesalahpahaman, penghianatan, kebohongan. Siapa yang benar dan siapa yang salah. Hati nurani yang terbutakan. Janji masalalu yang terlupakan. Dan rasa sakit yang menjadi jawaban.
Apakah kebenaran akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Daisy Selingkuh?
Mobil berhenti di depan gerbang sekolah lama mereka. Daisy menatap gerbang sekolah yang tertutup itu, kemudian tersenyum tipis.
"Kenapa? Apa kamu mengingat kenangan kecil tentangku?" goda Zyran dengan tawa konyolnya.
Daisy menoleh dengan ekspresi tak setuju, kemudian memukul lengan Zyran dan berkata, "Itu benar-benar kenangan buruk..." sambil memanyunkan bibirnya karena kesal.
Zyran terkekeh dan mulai memarkirkan mobilnya di tempat parkir cafe. Tempat yang dulu hanya menjual gelato itu kini juga menjual berbagai macam dessert dan menu steak.
"Sudah banyak yang berubah. Dulu hanya bangunan kecil yang menjual gelato, dan sekarang bertambah besar dengan banyak menu yang tersedia.." ucap Daisy sambil menatap bangunan di depan sana.
"Ayo kita masuk.." ajak Zyran.
Daisy mengekor di belakang Zyran dan berhenti di salah satu meja di dekat kolam ikan. Seperti seorang gentleman Zyran menarik kursi dan mempersilahkan Daisy untuk duduk. Kemudian mengambil menu dan menyerahkannya kepada Daisy.
"Kau harus mengisi perutmu dulu, baru makan gelato. Tapi hanya ada steak disini, tidak apa, kah?" tanya Zyran yang dijawab anggukan oleh Daisy.
Menu telah dipesan, Daisy mengetuk-ngetuk kan tangannya mengikuti alunan musik yang terdengar sambil mengamati lingkungan sekitar.
Suasana hatinya sudah kembali membaik. Meskipun isi kepalanya masih sangat berisik. Namun setidaknya hari ini lebih baik daripada biasanya, karena dia hanya bisa mengurung diri di dalam kamar.
Beberapa saat kemudian menu utama mereka telah sampai. Kepulan asap dengan aroma sedap yang menusuk hidung membuat perut Daisy mulai berdemo.
Tanpa rasa sabar Daisy mulai memotong steak yang menggugah selera itu dan melahapnya.
"Hmmm~ ini enak!!" serunya sambil mengayunkan kepalanya dengan gembira.
Melihat sisi kekanakan dan juga imut dari Daisy itu membuat Zyran memperlihatkan lesung pipitnya.
"Haha, makan yang banyak. Kau bisa memesannya lagi kalau kurang.." ucap Zyran sambil tertawa kecil.
'Syukurlah dia sudah mulai membaik..' batin Zyran.
'Si Lucifer bajingan itu! Aku susah payah mengejar Daisy, dan dia yang sudah memilikinya masih tidak bersyukur? Apa dia buta? Apa yang dia lihat dari Rose yang bermuka dua itu?!'
"Kenapa? Apakah tidak sesuai dengan selera mu?" tanya Daisy yang menyadari perubahan ekspresi dari Zyran.
Zyran yang terbangun dari lamunannya itu segera melambaikan tangan, "Tidak, aku hanya teringat hal yang menyebalkan.." ucapnya.
Percakapan mereka berdua berangsur-angsur menjadi lebih santai. Zyran terus bercerita tentang cerita-cerita lucu dan lelucon untuk membuat Daisy senang. Melihat Daisy yang tersenyum di depannya, hatinya merasa sangat senang.
"Daisy, jujur aku sangat senang bisa bertemu lagi denganmu. Setelah sekian tahun kita masih bisa duduk berhadapan dan mengobrol santai seperti ini.." ucap Zyran sambil menundukkan kepalanya.
Daisy menatap pria dihadapannya itu sambil menikmati gelato nya. Dan saat Zyran mengangkat kepalanya dengan senyum cerah di wajahnya, hal itu membuat Daisy merasa sedikit kasihan.
Daisy dapat merasakan kalau Zyran masih menyimpan rasa padanya. Daisy tau ini hal yang salah bergaul dengan seseorang yang menyukainya.
'Ini akan jadi yang terakhir..' batin Daisy.
"Terima kasih sudah mengundangku ke konser dan mengajakku makan malam di sini. Sudah lama aku tidak sebahagia ini. Terima kasih banyak, Zyran.."
"Tapi.." Daisy menggantung ucapannya dengan ragu.
"Tapi aku sudah menikah," lanjutnya sambil menatap Zyran dengan ekspresi sedih dan memainkan cincin di tangan kanannya.
Zyran sedikit terkejut karena perasaannya sangat kentara dan bisa di tebak.
"Apakah terlihat jelas?" tanya Zyran dengan tawa kikuk seraya menggaruk kepalanya.
"Ya, aku masih menyukaimu. Aku tidak bisa melupakan mu.." ucapnya dengan senyum getir di wajahnya.
"Aku memang tidak tahu malu mengatakan ini di depan orang yang sudah punya suami. Aku tidak bermaksud merusak pernikahan kalian ataupun merebut mu darinya. Aku tau kamu sangat mencintainya sampai-sampai menerima semua perlakuan buruknya.."
Daisy mengepalkan tangannya mendengar pernyataan itu dari Zyran. Hal itu membuatnya terlihat bodoh.
"Tapi, bolehkah aku tetap di sisimu?"
"Kau bisa tetap mencintainya, dan aku akan menjadi pelipur lara mu.."
Daisy menundukkan kepalanya. Matanya terasa perih, hatinya terasa sakit. Zyran berkata seolah-olah dia tahu apa yang terjadi pada Daisy.
'Memalukan. Apakah ini sudah menjadi cerita yang umum? Ya, mereka pasti menyalahkan ku seperti apa yang Lucifer katakan..'
Tangannya mulai gemetar mengingat sorotan mata orang-orang yang menatapnya di hari pernikahan nya. Tatapan mata yang menatapnya dengan jijik.
"Kamu tidak bersalah.." ucap Zyran. Dia hendak menggenggam tangan Daisy untuk menenangkan nya. Namun dia masih menjaga batasannya untuk mendapatkan kepercayaan Daisy.
"Apa aku salah menikah dengannya?" tanya Daisy dengan suara parau.
"Sudah ku bilang, kau tidak boleh terlalu keras pada dirimu sendiri! Tidak peduli apa yang orang katakan, kau tidak bersalah.."
Kantong matanya sudah tak kuasa menahan beban, air matanya pun sukses jebol.
"Dia yang tidak bisa menjagamu lah yang harus di salahkan.." lanjut Zyran dengan tegas seraya mengusap air mata Daisy, dan memberanikan diri menggenggam tangannya.
"Kapan kamu jadi begitu populer? Apa kamu di sini sedang berselingkuh?"
Tanpa peringatan, suara dingin dan marah datang dari belakang. Daisy tertegun dan perlahan berbalik dan menatap mata dingin Lucifer.