NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Berbeda

Ketika Istriku Berbeda

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

"Mas kamu sudah pulang?" tanya itu sudah menjadi hal wajib ketika lelaki itu pulang dari mengajar.

Senyum wanita itu tak tersambut. Lelaki yang disambutnya dengan senyum manis justru pergi melewatinya begitu saja.

"Mas, tadi..."

Ucapan wanita itu terhenti mendapati tatapan mata tajam suaminya.

"Demi Allah aku lelah dengan semua ini. Bisakah barang sejenak kamu dan Ilyas pulang kerumah Abah."

Dinar tertegun mendengar ucapan suaminya.

Bukankah selama ini pernikahan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidur siang.

"Aku.."

"Tutup matamu Dinar, istirahatlah!" titah Hassan tegas.

Tadi sewaktu Hassan usai mengajar jam pertama, Dinar masih baik-baik saja, tidak ada gelagat aneh yang di tunjukkan. Tapi begitu Hassan masuk ke jam kedua mengajar. Tiba-tiba dia di hubungi oleh seorang ustadzah yang mengatakan Dinar pingsan.

Tidak menunggu waktu, Hassan langsung berlari ke ruangannya. Dadanya bergemuruh, dia sangat khawatir dengan kondisi Dinar.

Tapi, begitu sadar, Dinar tak mau bicara apa yang menyebabkan dia kembali pingsan?

"Kamu nggak balik ke madrasah?"

"Meninggalkanmu dengan kondisi begini?" agaknya Hassan kecewa karena Dinar tak mau terbuka padanya.

"Kok kamu malah ketus sama aku?" ucap Dinar tidak terima.

Dinar melihat Hassan memandangnya dengan tenang. Netranya tampak teduh namun Dinar tau Hassan menatapnya dalam dan ..... Seakan ada sesuatu hal yang tak Dinar mengerti disana.

Hassan mengusap wajahnya. "Tidurlah, Dinar. Aku nggak bisa maksain diri tetap ngajar, kalau pikiran aku nggak sinkron." Hassan memelankan suaranya. Sungguh ia hanya khawatir jika terjadi sesuatu pada Dinar. Hanya itu. Tapi bagaimana dia menjelaskannya?

Tiba-tiba isakan kecil terdengar. "Aku kan udah bilang, kamu siapkah nikahi aku yang begini? Aku nggak ingat apa-apa. Kamu marah begini aku jadi bingung." keluh Dinar.

Hassan menyesal "Dinar, maafkan Abang." tutur Hassan. Di tariknya lengan kecil yang sibuk mengusap air mata. "Hai, lihat Abang! Abang nggak ada niat marah sama kamu, Abang hanya khawatir karena gara-gara kamu ikut Abang ke pondok, kamu kembali pingsan." Hassan menjelaskan pelan-pelan.

Tangis itu tak kunjung reda, hingga akhirnya Hassan terpaksa menarik tubuh kecil itu masuk kedalam pelukannya.

Hassan memejamkan matanya rapat, menikmati kedekatan yang sejak lama ia impikan. Sekarang ia telah memiliki wanita ini seutuhnya. Bukan berbahagia atas kepergian Irham, tapi Hassan hanya percaya jalan takdir. Bukankah selama ini Hassan sudah berusaha melupakan perasaannya? Ia tak tahu dibalik perasaan itu ternyata ada jalan Tuhan yang pada akhirnya memberinya kesempatan.

"Aku ...aku ." Dinar terisak dan berusaha mengungkapkan kesaktiannya pada Hassan, tapi lidahnya kelu, tiba-tiba Hassan memeluknya dengan erat.

Nyaman, sangat nyaman sampai ia tidak tahu menyikapinya.

Dinar ingat kata-kata Abah dan Uminya di malam setelah Hassan menikahinya.

"Kenali Dia!" Kiai Ahmad Sulaiman menatap Dinar serius. Seolah orang yang dibicarakan harus menjadi prioritas hidup Dinar. "Kenali, dan dekati suamimu, maka kamu akan tahu siapa dia.."

"Tapi aku tidak mencintainya!" jawab Dinar malam itu sangat lantang.

"Belum, jangan kamu katakan tidak, nak!" nasehat umi Zalianty.

"Bagaimana kalau dia..dia.." Dinar gugup menjelaskan ketakutannya.

"Apapun yang dilakukan nanti padamu, sudah menjadi haknya, dan kewajiban mu!" tekan Kiai Ahmad Sulaiman, sebelum mencium puncak kepala Dinar dan meminta Dinar menunggu Hassan di kamarnya.

Kini seolah Dinar menyadari kalau laki-laki yang memeluknya ini memang sangat menyayanginya. Lihatlah, Hassan tidak segan meninggalkan pekerjaan dan mengantarnya pulang dan kini menemaninya nangis tak beralasan seperti ini.

Benar kata abahnya. Pikiran bisa saja lupa, tapi perasaan pasti peka. Dinar bisa merasakan ketulusan pria ini. Laki-laki yang sudah menerima dia apa adanya.

"Sudah lebih baik?" tanya Hassan saat Dinar mengendurkan pelukannya. Bukannya memangkas jarak, Dinar malah menidurkan kepalanya di pangkuan Hassan.

Lama-lama Dinar tak lagi risi berdekatan dengan Hassan. Ah, memang nggak pernah risi sebenarnya, tapi harusnya sungkan atau canggung mengingat ia lupa sedekat apa mereka dulu.

Dinar memejamkan mata sambil berusaha merangkai setiap kilasan untuk di satukan dengan desas-desus perkataan orang yang ia dengar.

Tadi saat ia jatuh dari kursi, saat kesadarannya masih ada ia sempat mendengar jeritan seseorang dan ucapan-ucapan orang yang tengah membicarakannya, seperti "kasian nya Ning Dinar harus kehilangan anak serta suami. Dan kini justru lupa ingatan." Tapi seberapa kuat ia berusaha tidak ada satupun ingatan yang tergambar. Setiap kali memaksa, hanya berakhir dengan kegelapan.

Lantas ketika Hassan bertanya apa yang menyebabkan ia kembali pingsan? Apa yang bisa Dinar katakan? Dia sendiri tidak tahu merangkai kalimat yang akan di tanyakan pada Hassan tentang ucapan orang itu. Bukankah santri tadi juga mengatakan tentang pernikahan pertama?

"Ah!" Mata Dinar kembali berkunang-kunang. Kepalanya terasa tidak nyaman.

"Dinar." panggil Hassan ketika mendengar pekikan dari bibir istrinya.

Dinar memijit pelipisnya pelan, masih di atas pangkuan Hassan.

"Masih pusing?" tanya Hassan yang dibalas anggukan kepala oleh Dinar.

"Sebentar." Hassan memindahkan perlahan Dinar ke atas bantal, laki-laki itu turun dan membuka sebuah laci. Tidak lama Hassan kembali. Di singkap nya gamis yang Dinar kenakan, kemudian di baluri minyak kayu putih, selesai di perut, Hassan juga membaluri kening Dinar dan juga memijitnya lembut.

Dinar tidak menampik. Hassan pria yang baik, mungkin mereka memang pernah saling mencintai. Tapi perkataan orang-orang tadi tak bisa ia lupakan begitu saja.

Dinar meraih tangan Hassan yang memijit keningnya.

"Abang nggak kembali ke madrasah?" Hassan menggeleng."Mau temani aku?" Hassan mengangguk. Dinar menarik Hassan untuk berbaring. Agak kaku, tapi Hassan menurut.

"Abang keberatan nggak, kalau menemani ku tidur siang?"

"Boleh." Dinar tersenyum lebar. Dia merubah posisi tidurnya menghadap Hassan. Dia berharap Hassan kembali menyentuh wajahnya seperti semalam, dan harapannya terkabul. Hassan mengelus pipinya. "Tidurlah." ucap Hassan yang tak menghentikan sapuan tangannya.

Mata kecil itu perlahan tertutup. Dinar tidak tahu mengapa hatinya bergejolak, di satu sisi dia percaya mereka pernah saling mencintai, di satu sisi ia memikirkan kata pernikahan pertama yang di maksud santri putri tadi.

"Apa benar, aku pernah menikah sebelumnya?" batinnya. Dinar membuka matanya, saat sapuan tangan Hassan berhenti.

Di hadapannya Hassan sudah memejamkan mata, nafasnya mulai teratur. Dinar tersenyum lagi.

Dia baru menikah dua hari dengan Hassan, tapi Dinar bisa merasakan Hassan pria yang sabar dan baik. Nyatanya Hassan tak meminta apapun di malam pengantin mereka. Hassan juga berusaha memenuhi keinginannya, meskipun akhirnya dia justru mengganggu pekerjaan sang suami.

Dinar memandang Hassan lekat. Sebelum tangannya terulur untuk menyingkirkan rambut di kening Hassan.

"Kamu ganteng, rasanya tidak sulit untuk menumbuhkan cinta untukmu, terima kasih sudah menerimaku yang bagai kertas kosong ini." tutur Dinar lirih tepat di hadapan Hassan yang terlelap.

Sejenak hening, sebelum akhirnya Dinar melabuhkan bibir kecilnya tepat di atas bibir Hassan.

"Aku akan coba mengingat sebesar apa cintaku dulu pada mu, suamiku." gumam Dinar sebelum ikut menutup mata untuk mengistirahatkan seluruh pikiran.

Tepat ketika Dinar terlelap, mata di depannya terbuka. Hassan tak benar-benar tidur. Dia mendengar dan merasakan ciuman yang diberikan Dinar.

Ada rasa bahagia ketika mendapat ciuman itu, tapi ada rasa sedih mengingat ucapan Dinar tentang dia yang ingin mengingat sebesar apa cinta wanita itu padanya. Karena nyatanya cinta Dinar dahulu adalah milik Irham.

1
Cinta Salsabila
saya suka ceritanya 👍👍👍👍
nietta harry
sholat berjamaah berdua?? bukankah Dinar dlm masa nifas setelah melahirkan...???
Lilan
pernah ada d posisi Dinar.. kuat Dinar kami bisaa
Lilan
sampai bab ini nyesek banget, ngebayangin ada diposisi Dinar mungkin aku gak sanggup.🙏🙏
Hera
wuuiih sad ending Dinarnya 😢😭
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Tri Utari Agustina
Ceritanya bagus banget Thor semoga bermanfaat novel bagi pembaca
Sandisalbiah
𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚍 𝚎𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐...
Sandisalbiah
𝚍𝚞𝚕𝚞 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚢𝚐 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚜𝚎𝚐𝚊𝚕𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚔𝚎𝚓𝚊𝚖 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚞𝚓𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊.. 𝚔𝚒𝚗𝚒 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗, 𝚊𝚙𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚔𝚞𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊? 𝚔𝚘𝚗𝚏𝚕𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚞𝚑² 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚌𝚎𝚕𝚊𝚔𝚊𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒.. 𝚍𝚛 𝙸𝚛𝚑𝚊𝚖 𝚍𝚊𝚗 𝙸𝚕𝚢𝚊𝚜..
Dewa Rana
kok dinar gak pegang uang sedikitpun
Tri Utari Agustina
Bikin emosi aja Irham rasakan suami Ratih datang dengan emosi
Tri Utari Agustina
Rasakan Eliyas istri pergi gimana rasanya istrinya
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛, 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚗𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚊𝚍𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑, 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚐𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚍𝚎𝚔𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊
Sandisalbiah
𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚛𝚞𝚋𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚊𝚜𝚒𝚕 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚐𝚎𝚐𝚎𝚛 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚙𝚘𝚗𝚍𝚘𝚔 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗𝚝𝚛𝚎𝚗.. 𝚑𝚎𝚋𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔.. 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚍𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚜𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚢𝚊𝚑 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛.. 𝚑𝚊𝚒𝚜𝚑𝚑
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚢𝚐 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚗𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚍𝚐𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚝𝚙 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚃𝚑𝚘𝚛... 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚊𝚝𝚊² 𝚍𝚕𝚖 𝚑𝚊𝚍𝚒𝚜𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝙵𝚒𝚛𝚖𝚊𝚗 𝙰𝚕𝚕𝚊𝚑, 𝚔𝚞𝚍𝚞 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚞𝚝𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚊𝚛𝚝𝚒 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚏𝚊𝚔𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚛𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝² 𝚝𝚛𝚜𝚋𝚞𝚝.. 𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚘𝚛
Sandisalbiah
𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚙𝚘 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝚝𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛, 𝚔𝚘𝚔 𝚐𝚊𝚔 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚝𝚊𝚞 sih😔
Sandisalbiah
𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚝𝚙 𝚔𝚛𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚛𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚜𝚞𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚝𝚞𝚙𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊
Sandisalbiah
𝚏𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚝 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛... 𝚑𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚒𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚔𝚎𝚌𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝
Fitri Yah
ya Allah semoga novel ini sampai kepembaca yg lain, jujur saja Thor beberapa hr ini sy baca smua novel membosankan udh lama off dr novel tp Alhamdulillah sy Nemu yg bener" bagus islami yg g terlalu fanatik ada lucu dikit
linanda eneste
dy belajar agama kan ya? tugas suami ya direpotkan istri lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!