Fandi, seorang mahasiswa jurusan bisnis, memiliki kemampuan yang tak biasa—dia bisa melihat hantu. Sejak kecil, dia sudah terbiasa dengan penampakan makhluk-makhluk gaib: rambut acak-acakan, lidah panjang, melayang, atau bahkan melompat-lompat. Namun, meskipun terbiasa, dia memiliki ketakutan yang dalam.
BENAR! DIA TAKUT.
Karena itu, dia mulai menutup matanya dan berusaha mengabaikan keberadaan mereka.
Untungnya mereka dengan cepat mengabaikannya dan memperlakukannya seperti manusia biasa lainnya.
Namun, kehidupan Fandi berubah drastis setelah ayahnya mengumumkan bahwa keluarga mereka mengalami kegagalan panen dan berbagai masalah keuangan lainnya. Keadaan ekonomi keluarga menurun drastis, dan Fandi terpaksa pindah ke kos-kosan yang lebih murah setelah kontrak kos sebelumnya habis.
Di sinilah kehidupannya mulai berubah.
Tanpa sepengetahuan Fandi, kos yang dia pilih ternyata dihuni oleh berbagai hantu—hantu yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga sangat konyol dan aneh
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DancingCorn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13 : Bersikap Aneh
"Ngomong-ngomong, arwah Dek Anis kan udah pergi ke tempat yang seharusnya. Kemana tuh, Fan? Apa kayak tempat surga-neraka di film-film gitu?" tanya Raka sambil menyesap kopi hitamnya.
Fandi mendesah, menatap temannya dengan tatapan lelah. Mereka sedang duduk santai di teras kos, menikmati angin pagi. Sejak mengetahui hal-hal mistis di kos ini, Raka mendadak jadi pengamat dunia gaib yang sok tahu dan sering mengajak Fandi diskusi.
Fandi bahkan dipaksa membuka mata batin Raka. Untung Fandi tau sebuah jimat yang berfungsi sebagai mata batin, sehingga dia tidak perlu membuka mata batin Raka secara langsung. Meskipun Jimat ini hanya bertahan selama 5 jam pemakaian, ini lebih baik daripada membuka mata batin.
Membuka mata batin seperti membuka aura. Sebagai manusia yang hidup dan penuh aura positif, membuka mata batin hanya akan menarik aura negatif untuk memakan aura positif itu. Ini seperti seseorang menyodorkan makanan dengan cuma-cuma. Karena itu, orang yang telah atau pernah membuka mata batin lebih rentan dirasuki, lelah atau sakit daripada manusia biasa.
Melayang disamping Fandi ada Pak Kromo dan Lili ikut ngobrol. Raka saat ini membawa jimat Fandi. Meskipun tidak sejelas membuka mata batin, dia masih puas dapat berinteraksi dengan penghuni di kosan.
"Nggak usah ngawur, Rak," balas Fandi sambil menghela napas. "Jangan bawa-bawa konsep kepercayaan lain sembarangan juga. Tapi ya, kalau Lo penasaran, gue bisa kasih tau. Yang pernah gue lihat itu bukan neraka."
Fandi menggosok dagunya, berpikir keras bagaimana menjelaskannya. "Karena lo muslim, harusnya lo tahu soal alam barzah. Nah, tempat yang gue lihat itu semacam itu. Bukan tempat siksaan seperti neraka, meski ada juga yang disiksa. Tapi banyak arwah yang duduk santai, main-main, bahkan ada yang bikin rumah!"
Raka meletakkan kopinya perlahan, matanya membelalak. "Serius? Rumah? Tunggu, mereka bikin rumah di alam barzah? Itu gimana? Pake kontraktor? Atau langsung jadi kayak Minecraft?"
Fandi tiba-tiba terbatuk keras. Serius, apa yang dipikirkan anak ini, bagaimana bisa ada kontraktor di dunia sana. Dan apa? Minecraft? Fandi benar-benar ingin membuka kepala Raka untuk melihat isi didalamnya.
Pak Kromo, arwah tua yang melayang di samping Fandi, langsung menyela. "Jangan salah, Nak. Kita masih harus bayar pajak properti di sana. Bedanya, bayarnya pakai karma dan nggak bisa nipu kaya di dunia."
Fandi melirik orang tua itu. Lalu mengangguk kecil, mencapai kesimpulan.
Baiklah, terserah kalian, dia tidak akan peduli!
Raka nyaris menyemburkan kopinya. "Pajak properti? serius ini?!"
Pak Kromo hanya mengangguk bijak sambil memutar-mutar rokok gaibnya yang tak pernah habis. "Iya. Kebaikan yang kamu tanam di dunia akan kamu panen di akhirat, itu bukanlah kiasan semata. Kerena kebaikan itu, kamu memiliki banyak karma dan kamu bisa melanjutkan kehidupan disana dengan melimpah seperti di dunia ini. Mereka yang punya banyak dosa, contohnya koruptor itu, berharap saja mereka tidak masuk ke wilayah ungu."
"Wilayah ungu? Apa itu pak?" Tanya Raka penasaran.
Fandi mengambil alih penjelasan, "wilayah ungu tidak benar-benar wilayah dengan warna ungu. Itu hanya sebutan untuk wilayah dengan banyak jiwa di siksa. Ada delapan belas lapisan yang meniru Neraka. Siksaan ini didapatkan dari berapa banyak orang yang telah disakiti. Contoh, untuk koruptor perusahaan yang dia sakiti adalah orang-orang di perusahaan itu. Untuk koruptor negara, yah, lo bisa bayangin. Tapi ada juga tempat untuk orang-orang yang melakukan kebohongan, pencurian atau pembunuhan. Intinya, mereka yang berbuat baik mendapat kebaikan, mereka yang berbuat jahat hanya bisa merasakan siksaan sampai hari penghakiman."
"Artinya orang jahat tetap akan mendapat balasan bahkan jika di dunia ini tidak." Raka mengangguk. "Luar biasa."
Pak Kromo tiba-tiba tertawa, "Yang luar biasa itu Mbak Lili. Bahkan setelah kematiannya masih rajin masak buat dapat karma baik. Hantu kayak Mbak Lili sering dapet diskon karma."
Mbak Lili yang melayang di sebelah Pak Kromo membalas sambil tersenyum, "Pak Kromo cuma iri aja, soalnya rumah dia di sana bocor di mana-mana."
Fandi menutup wajah dengan tangan, menahan rasa malu saat bercanda. "Lo liat sendiri, kan. Bahkan di alam sana pun mereka masih punya drama properti. Jadi kalau lo takut soal hantu, mending lo pikirin bayar kosan dulu bulan ini, gimana?"
Raka mendesah keras. "Gue udah siap uang soal itu, tenang aja. Tapi Gue nanya serius malah dapet kelas humor hantu. Tapi... Minecraft versi arwah itu keren juga sih."
Fandi tertawa kecil sambil menyeruput kopinya. Kos ini, meski penuh misteri, semakin hari makin terasa seperti acara komedi supernatural.
Tak lama kemudian, mereka melihat Dimas pulang. Wajahnya datar seolah tidak menyadari kehadiran mereka.
"Dim..." sapa Raka yang hanya mendapat bahu dingin dari temannya.
Raka terkejut karena biasanya Dimas adalah anak yang mudah bergaul. Kalau tidak diajak ngobrol, Dimas pasti balik nyapa duluan, tapi sekarang malah cuek gitu.
Di sisi lain, Fandi melihat aura aneh muncul di sekitar Dimas. Entah bagaimana, aura itu mengingatkannya pada pedang kayu milik Dek Anis. Melalui pelatihan keras temannya selama sebulan terakhir, Fandi menjadi semakin peka. Tanpa Pak Kromo atau Mbak Lili mengingatkan, dia langsung menghampiri Dimas.
Fandi berdiri di depan Dimas, namun Dimas hanya melewati Fandi tanpa melihatnya. Fandi segera menyentuh bahu Dimas, menghentikan gerakannya. Sebelum Dimas sempat berkata apa-apa, Fandi buru-buru meraih sesuatu dari jaket Dimas.
maaf jika selama ini ada komen aku yg ga berkenan 🙏🙏🙏
cerita dr kak oThor bagus banget, cuma belom sempet buat baca kisah yg lain🙏🙏🙏 so sorry
eh mbak parti kmrn udh belom ya, sama.yg dia berubah punya sayap hitam 🤔...
Fandy dan yg lainnya msh jomblo, emang sengaja ga dibuatin jodohnya ya kak oThor?
kutunggu sll lanjutan ceritanya 😍🙏🙏
pemilik kos biasanya menyimpan rahasia yg tak terduga... apa iya Bu Asti bukan mnausia?
sosok ini berhubungan dg kehadiran dek Anis jg tayangga ...
siapakah sosok itu? apakah musuh Fandy dr dunia goib?
maaci kak oThor
normal nya liat Kunti ga sampai sedetik udh pingsan ato ga kabur duluan 😀 sereeemmm
tp Krn Arif gengnya Fandy jd beda
sehat-sehat ya kak,🤗
selama ini taunya Kunti itu mm perempuan, dan ada yg bilang ga punya muka...
selama ini jg taunya cuma Kunti bjau putih sama Kunti merah...