NovelToon NovelToon
Reborn To Revenge

Reborn To Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:545
Nilai: 5
Nama Author: Lynnshaa

Seorang siswa SMA yang bernama Revan Abigail adalah siswa yang pendiam dan lemah ternyata Revan adalah reinkarnasi seorang Atlet MMA yang bernama Zaine Leonhart yang ingin balas dendam kepada Presdirnya.
Siapakah Zaine Leonhart yang sebenarnya? mengapa Zaine melakukan Reinkarnasi? Rahasia kelam apa yang disembunyikan Presdir itu?
Ikuti misteri yang ada di dalam cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lynnshaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 - PRIA ASING BERJAS HITAM

...Setelah insiden perkemahan yang penuh kekacauan, hari-hari Revan di sekolah kembali berjalan seperti biasa… setidaknya sampai festival sekolah semakin dekat....

...Persiapan mulai dilakukan, dan semua siswa diminta untuk berpartisipasi. Revan, yang awalnya ingin menghindar dari tanggung jawab besar, akhirnya terjebak menjadi bagian dari panitia acara....

...Namun, di balik kemeriahan festival yang akan datang, sesuatu yang lebih serius mulai muncul. Keanehan demi keanehan mulai terjadi—seseorang mengawasi Revan dari kejauhan, percakapan misterius yang terdengar di lorong-lorong sekolah, dan perasaan aneh yang semakin menghantuinya....

...Seolah-olah, ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar festival sekolah yang sedang menunggunya....

...Hari-hari berlalu dengan cepat. Setelah kembali dari perkemahan, Revan mencoba menjalani kehidupan sekolahnya seperti biasa. Namun, ada sesuatu yang mengganggunya—perasaan bahwa ada yang mengawasinya....

...Awalnya, ia mengabaikannya. Mungkin hanya efek lelah setelah perkemahan. Tapi, semakin lama, perasaan itu semakin kuat. Beberapa kali, ia merasa ada bayangan di sudut matanya, tapi setiap ia menoleh, tak ada siapa pun....

...Suatu sore, saat jam pelajaran terakhir hampir selesai, Revan menatap keluar jendela kelasnya. Dari lantai dua, ia bisa melihat halaman sekolah yang mulai sepi. Namun, matanya tertuju pada satu sosok yang berdiri di dekat gerbang sekolah—seorang pria mengenakan jas hitam, berdiri diam seperti sedang menunggu sesuatu....

..."SIAPA ITU?!" kata Revan sambil melihat kesana...

..."REVAN!" suara guru membuatnya tersentak. "Perhatiin pelajaran, jangan melamun!"...

..."Eh, iya, Pak!" Revan buru-buru kembali fokus ke buku catatannya. Tapi pikirannya tetap tertuju pada sosok misterius di luar sana....

...Ketika bel pulang berbunyi, Revan buru-buru membereskan tasnya dan keluar kelas. Namun, saat ia tiba di gerbang sekolah, pria berjas hitam itu sudah menghilang....

...Namun, ketika ia melangkah pulang, firasat buruk itu semakin kuat. Seakan-akan, sesuatu—atau seseorang—sedang menunggu momen yang tepat untuk muncul....

...Revan berjalan pulang dengan langkah sedikit waspada. Ia mencoba mengabaikan perasaan aneh yang mengikutinya sejak tadi, tapi setiap kali ia melirik ke belakang, jalanan tetap sepi....

...Mungkin cuma perasaan gue aja… pikirnya....

...Namun, saat ia melewati gang kecil di dekat rumahnya, ia melihat sesuatu di kaca etalase sebuah toko yang sudah tutup. Bayangan seseorang....

...Revan langsung berhenti. Jantungnya berdetak lebih cepat. Ia menoleh, tapi tidak ada siapa-siapa. Jalanan benar-benar kosong....

...Ia menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. "Gue mulai paranoid," gumamnya....

...Tapi baru saja ia melangkah lagi…...

..."Revan."...

...Suara itu terdengar jelas di belakangnya....

...Refleks, ia berbalik—dan melihat seorang pria berdiri beberapa meter darinya....

...Pria itu mengenakan jas hitam rapi, dengan wajah yang tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Mata tajamnya menatap langsung ke arah Revan, seolah mengamati setiap gerakannya....

...Revan menelan ludah. "Lu siapa?" tanyanya, berusaha tetap tenang....

...Pria itu tidak langsung menjawab. Ia hanya memasukkan tangannya ke saku, lalu berjalan pelan ke arah Revan....

...Revan mundur selangkah. Gawat, ini nggak beres....

..."Santai saja," kata pria itu dengan suara tenang. "Aku hanya ingin berbicara."...

..."Tentang apa?" Revan tetap waspada....

...Pria itu berhenti beberapa langkah darinya. "Tentang sesuatu yang… sudah lama seharusnya kau ketahui."...

...Revan mengerutkan kening. "Apa maksud lu?"...

...Pria itu tersenyum kecil, tapi bukan senyum ramah. "Kau akan segera tahu."...

...Tiba-tiba, dari belakang pria itu, muncul dua orang lainnya. Sama-sama mengenakan pakaian hitam....

...Dan saat itu juga, Revan sadar—ini bukan kebetulan. Mereka memang mengincarnya....

...Tanpa pikir panjang, ia langsung berbalik dan berlari....

...Revan berlari secepat mungkin, jantungnya berdetak kencang. Ia tidak tahu siapa pria itu dan apa yang mereka inginkan, tapi instingnya mengatakan satu hal—lari atau mati....

...Langkah-langkah kaki mengejarnya dari belakang. Tiga pria itu tidak hanya berdiri diam, mereka benar-benar mengejarnya....

...Gawat! Mereka cepat banget!...

...Revan melewati gang kecil di dekat rumahnya, berharap bisa kehilangan mereka di jalur sempit. Ia melompat melewati tumpukan kardus, berbelok tajam, dan nyaris terpeleset karena genangan air....

...Saat merasa sudah cukup jauh, ia berhenti sejenak, menyembunyikan diri di balik tembok. Nafasnya tersengal....

...Ia mengintip ke arah jalanan yang baru saja ia lalui. Kosong....

...Apa mereka kehilangan jejak aku?...

...Revan menelan ludah, mencoba mengatur nafasnya. Ia mengeluarkan ponsel, ingin menghubungi seseorang—siapa saja yang bisa membantunya....

...Namun sebelum ia sempat menekan layar…...

..."Tidak buruk," suara itu datang dari belakang....

...Dingin. Dekat....

...Mata Revan membelalak. Ia berbalik—...

...Sebuah tangan mencengkeram bahunya dengan kuat....

..."Duh! Gue kena!" Revan berusaha melawan, tapi pria itu jauh lebih kuat. Dengan mudah, dia mendorong Revan ke dinding....

..."Tenanglah," kata pria itu dengan nada dingin. "Kami tidak akan menyakitimu… kalau kau bekerja sama."...

...Revan menggertakkan giginya. "Apa mau lu?"...

...Pria itu mendekatkan wajahnya, matanya tajam....

..."Kami ingin tau… tentang Zaine."...

...Revan langsung merasa darahnya membeku....

...Nama itu....

...Zaine....

...Revan menatap pria itu dengan sorot mata terkejut. Selama ini, hanya sedikit orang yang tahu tentang hubungan anehnya dengan Zaine. Bahkan, sebagian besar orang tidak akan percaya jika ia mengatakan bahwa Zaine pernah hidup kembali dalam tubuhnya....

..."Kenapa kalian menanyakan tentang Zaine?" suara Revan terdengar lebih tegas daripada yang ia duga....

...Pria itu tersenyum kecil, masih mencengkeram bahunya dengan erat. "Jadi kau memang tahu sesuatu."...

...Revan berusaha mengendalikan napasnya. Ia tidak bisa membiarkan orang-orang ini tahu terlalu banyak....

..."Aku nggak tahu apa yang kalian maksud," katanya, berpura-pura tidak mengerti....

...Cengkeraman pria itu semakin kuat, membuat Revan meringis. "Jangan bermain-main, Revan. Kau lebih tau dari siapa pun bahwa Zaine bukan sekadar nama biasa."...

...Revan menggertakkan giginya. "Kalau kalian benar-benar tahu tentang Zaine, berarti kalian juga tahu satu hal penting."...

...Pria itu mengangkat alisnya, menunggu kelanjutan ucapan Revan....

..."Zaine udah mati."...

...Sejenak, keheningan menggantung di antara mereka. Pria itu menatap Revan dengan mata penuh perhitungan, seolah mencoba menentukan apakah anak SMA di depannya ini berkata jujur atau tidak....

...Akhirnya, pria itu melepaskan cengkeramannya. "Mungkin memang benar dia sudah mati. Tapi jejaknya masih ada."...

...Revan tetap waspada, mengamati pria itu dan dua orang lainnya yang masih berdiri di dekat mereka....

..."Jejak?" tanyanya, mencoba menggali informasi....

...Pria itu menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku jasnya. "Zaine meninggalkan sesuatu. Sesuatu yang sangat berharga."...

...Revan menahan napas....

..."Sumpah gue gatau apa yang lu bicarakan," kata Revan, tetap berusaha bersikap acuh....

...Pria itu menatapnya lama sebelum akhirnya tersenyum tipis. "Kau akan tahu cepat atau lambat."...

...Kemudian, dia memberi isyarat kepada dua orang lainnya, dan mereka mulai berjalan pergi. Namun, sebelum menghilang ke gang, pria itu menoleh lagi ke arah Revan....

..."Kami bakal kembali, Revan."...

...Dan dengan itu, mereka pun lenyap dalam bayangan kota. Revan berdiri terpaku di tempatnya, napasnya masih tersengal....

1
Jing Mingzhu5290
Cepatlah melengkapi imajinasi kami, author!
nasipadangenakjir: bab 7 akan segera update yaa! terimakasih atas dukungannya 🤍
total 1 replies
Yuzuru03
Gilaaa ceritanya!
nasipadangenakjir: terimakasih! 🤍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!