Karya ini hanya fiksi bukan nyata. Tidak terkait dengan siapa dan apapun.
Elyra Celeste Vesellier, putri bungsu dari Kerajaan Eryndor. Lahir di tengah keretakan hubungan orang tuanya, ia selalu merasa seperti bayangan yang terabaikan.
Suatu hari, pernikahan nya dengan Pangeran dari kerajaan jauh yang miskin ditentukan. Pukulan terbesarnya saat dia mengetahui siapa gadis yang ada dihati suaminya. Namun, Elyra pantang menyerah. Dia akan membuktikan jika dialah yang pantas menjadi Ratu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose Solace, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Lyra memandang kedua benda di atas meja bergantian. Bagi Lyra tidak ada yang aneh dari kedua benda itu. Hanya mawar kuning dan kotak kayu cermin. Namun, melihat ekspresi ketakutan dan marah dari para tamu undangan, Lyra yakin jika Sierra memiliki niat yang tidak baik.
"Saya tidak meminta hadiah ini. Anda-".
Perkataan Lyra terpotong oleh para bangsawan yang menyelanya.
"Yang Mulia, apa anda tidak tahu apa arti dari benda-benda ini?", tanya seorang wanita paruh baya.
"Jika Yang Mulia Raja sampai tahu, saya yakin beliau pasti marah", ucap bangsawan wanita yang lain.
Perkataan penuh amarah terus terlontar. Tangan Lyra mulai gemetar. Sierra memandang Lyra penuh dengan kepuasan. Senyumnya tidak pernah luntur sedari tadi radi. Hingga seorang gadis bermata hitam berdiri disamping Lyra.
"Yang Mulia adalah Putri dari Kerajaan asing, jadi wajar baginya jika tidak mengetahui budaya kita", ucap gadis itu.
Gadis itu adalah Lady Charlotte, putri tunggal Duke Wilberth.
"Tapi tetap saja, Lady, sekarang Yang Mulia Putri adalah bagian dari kerajaan ini. Seharusnya beliau mempelajari budaya kita", ucap salah satu wanita, masih dengan amarah.
Charlotte sama sekali tidak menanggapi perkataan gadis itu. Dia menoleh ke arah Lyra. Memberi hormat serta tersenyum pada Lyra.
"Yang Mulia, saya tahu, pasti bukan anda yang meminta hadiah ini", Charlotte melirik Sierra.
Senyum Sierra seketika luntur. Tanpa sadar dia melangkah mundur. Sierra sangat mengenal siapa gadis yang tengah membela Lyra ini.
Seluruh rakyat Kerajaan Eldrath tahu, betapa di manjanya Charlotte oleh keluarganya. Duke Wilberth yang sangat kaya, kekuasan nya berada satu tingkat di bawah keluarga kerajaan.
"Yang Mulia, saya akan memberitahu anda apa arti dari masing-masing hadiah ini".
Charlotte mengambil mawar kuning.
"Bunga bewarna kuning, khususnya mawar, memiliki arti kecemburan", ucap Charlotte.
Sekarang Lyra paham maksud dari ini semua. Sierra ingin para bangsawan memandang Lyra sebagai wanita pencemburu. Semua tahu, sedekat apa Cedric dan Sierra. Dan mengenai keluarga Sierra yang menolong Cedric.
Jika Lyra mengganggu Sierra, para bangsawan akan berpikir Lyra tidak tahu terimakasih. Dan tidak paham akan sopan santun.
"Dan benda ini", Charlotte mengambil kotak kayu cermin, kemudian melemparnya ke bawah.
Cermin itu seketika pecah. Pekikan terdengar dari para bangsawan, terkejut akan tindakan Charlotte.
"Benda itu berarti.. anda akan melakukan pengkhianat pada Kerajaan Eryndor", ucap Charlotte perlahan.
Lyra menatap Charlotte tak percaya. Kini dia paham, mengapa para bangsawan sangat marah padanya. Mereka pasti mengira dirinya akan melakukan pemberontakan.
Pandangan Lyra beralih pada Sierra. Wanita itu terlihat sedikit pucat. Dia terlihat ketakutan. Lyra melirik Charlotte sejenak, rupanya Charlotte tengah memandang Sierra tajam.
...****************...
"Lady Sierra", panggil Lyra.
Sierra memandang Lyra dengan gugup. Tubuhnya sedikit bergetar. Pandangan nya tak fokus, dia juga tidak menjawab panggilan Lyra.
Namun, ekspresi Sierra berubah dengan cepat. Ekspresinya terlihat terluka, Sierra menundukkan kepala dan mulai berbicara dengan suara gemetar.
"Saya tidak tahu... bahwa hadiah saya akan disalah pahami seperti ini. Saya hanya ingin memberikan sesuatu yang tulus untuk Putri Lyra. Saya tidak bermaksud buruk...".
Tiba-tiba Sierra menutup wajahnya dengan kedua tangan nya dan mulai menangis.
"Saya hanya seorang wanita sederhana... mungkin saya tidak tahu apa-apa tentang budaya bangsawan. Tapi saya hanya ingin menunjukkan rasa hormat saya kepada Putri Lyra..."
Para tamu, terutama bangsawan yang lebih muda dan kurang memahami intrik politik, mulai merasa simpati. Beberapa dari mereka bahkan mendekat untuk menenangkan Sierra, memberikan saputangan dan mengucapkan kata-kata yang menghibur.
Lyra merasa bingung sekaligus terpojok. Ia tahu Sierra sedang memutarbalikkan keadaan. Ia berdiri dan mencoba mendekati Sierra untuk menjelaskan, tetapi Sierra dengan dramatis mundur beberapa langkah, seolah-olah ketakutan.
"Tolong, Putri Lyra," kata Sierra dengan suara bergetar, "saya tidak bermaksud menyinggung anda".
Para tamu melihat adegan ini dengan mata melebar. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi tindakan Sierra membuat Lyra tampak seperti sosok yang dingin dan tidak pengertian.
Charlotte menarik Lyra untuk mundur. Dia menggelengkan kepalanya pelan.
"Gadis itu memang sulit dihadapi", bisik Charlotte pada Lyra.
Bisikan-bisikan para bangsawan membuat reputasi Lyra semakin terguncang. Dalam pikiran nya, Sierra telah mengambil alih perhatian semua tamu dan membuat dirinya tampak tidak kompeten di hadapan mereka.
Sierra menyeka air matanya, dan dengan lirih berkata, "saya pikir hadiah kecil ini bisa menyenangkan hati anda, Putri Elyra. Tapi jika saya salah, tolong ampuni ketidaktahuan saya".
Lyra yang awalnya gugup dan hampir hilang kesabaran, saat tidak sengaja memandang pecahan cermin di rumput. Dia tersenyum tipis.
Lyra melangkah maju, dia menggenggam tangan Sierra dengan lembut.
"Tidak apa-apa, Lady Sierra. Kita memang asing dengan budaya para bangsawan Kerajaan Eldrath. Tapi kita bisa belajar bersama", Lyra tersenyum lembut pada Sierra.
Sierra menanggapinya dengan senyum kikuk. Dia tahu jika Lyra sedang menyinggungnya. Mengatakan jika Sierra bukan bagian dari bangsawan Eldrath.
Lyra memajukan wajahnya, mendekat ke arah telinga kiri Sierra, kemudian berbisik,
"Permainan anda sangat cerdas, Lady Sierra. Tapi hati-hati, cermin kecil yang anda berikan itu mungkin mencerminkan diri anda sendiri".
Sierra membelalakkan matanya. Dia tidak percaya Lyra yang pendiam dapat mengatakan perkataan seperti ini.
Lyra tersenyum, dia melangkah mundur, berdiri di samping Charlotte. Kemudian memanggil para pelayan untuk mendekat.
"Bersihkan pecahan kaca itu. Aku tidak mau pecahan nya melukai Lady Sierra yang cantik hari ini", ucap Lyra.
Sierra semakin membeku mendengar perkataan Lyra.
...****************...
pabtes az d buang m kluarganya
hadeeehhh ,, gk ada perlawanan