NovelToon NovelToon
BUKAN DI TANGAN-ku

BUKAN DI TANGAN-ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:247
Nilai: 5
Nama Author: Ansu Arisanti

"saat aku bertemu denganmu aku mengerti. cinta itu memang sangat indah dan kesepian itu terasa sangat menyiksa dan kedua hal itu disebabkan oleh orang yang sama, ya kau."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ansu Arisanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hal tak terduga

Orang-orang berkerumun melingkari Arsa, Arsa hanya terduduk, matanya seakan menahan rasa sakit terlihat wajahnya sedikit memerah walau terkena hujan, bajunya pun basah, kedua telapak tangannya kotor, beberapa darah segar bercucuran dari tangannya. Orang-orang malah lebih memilih mengabadikan momen itu ada beberapa orang yang sedang merekam kejadian itu ada yang memotret nya.

Arsa masih tetap duduk di tepi jalan kepalanya masih menunduk wajahnya tertutup helaian anak rambutnya. Jika dia berada di kosan mungkin dirinya akan menangis di tutupi batal, namun itu ia urungkan pasalnya dia di pertontonkan sekarang . Arsa seperti masih Shok atas kejadian yang baru saja menimpanya.

"Sabar lah mas." ucap seseorang karena badannya disingkirkan oleh orang yang baru datang

" nggak Papa?" ucap seseorang yang membuat Arsa melihat wajah seseorang itu.

"Bantu dulu baru tanya Pak." ucap Raffi mengulurkan tangan,

Arsa yang melihat seseorang mengulurkan tangan segera meraihnya, jujur saja Arsa kaget karena tangan yang di raihnya merupakan tangan Raffi pasalnya saat dirinya melihat ke atas tidak melihat keberadaan Raffi bahkan di sampingnya sudah ada Archen dengan wajah yang tertutup topi Hoodie nya.

"Apa ponsel kalian lebih penting di banding nolongin orang." Bentak Raffi

Orang-orang yang mendengar itu hanya menunduk menyadari hal yang mereka lakukan salah, namun beberapa diantara mereka tidak menunjukkan ekspresi wajah menyesal seakan tidak melakukan apa apa hanya pergi saja setelah mendengar perkataan Raffi.

"Lo gak Papa Fay?" tanya Raffi

"chen!" panggil Raffi, mendengar hal itu Archen saling mengangguk melihat kode dari Raffi, tak lama ia menghampiri Arsa untuk membantu Raffi membopong Arsa.

"Ponsel." ucap Arsa melirik ke belakang tempat dirinya jatuh, dengan posisi Archen di kanan dan Raffi di sebelah kiri.

"Biar saya aja mbak." ucap Satpam, Arsa pun mengangguk kemudian Archen dan Raffi berjalan kembali membantu Arsa.

Raffi memilih mendudukkan Arsa di kursi yang sempat duduki Arsa tadi pagi. Arsa sedikit meringis ketika tidak sengaja tangannya menyentuh sesuatu. Raffi membuka tas ranselnya dia mengeluarkan tissue basah. Raffi meminta tangan Arsa namun Arsa tidak merespon nya pasal nya dia tak mengerti kode yang Raffi berikan dia hanya memandang wajah Raffj dengan ekspresi bingung.

Saat Raffi ingin mengatakan sesuatu Archen dengan tiba tiba menarik tangan Arsa, lalu memindahkan lengan Arsa ke genggaman Raffi. Arsa kaget akan tindakan yang Archen lakukan, tentu saja Arsa menarik kembali tangannya namun belum sempat dia melakukannya, Raffi dan Arsa saling memandang seolah mata mereka saling berbicara satu sama lain sehingga Arsa menyetujui Raffi akan membersihkan luka di telapak tangannya.

Arsa menahan rintihan perihnya saat Raffi membersihkan luka luka yang ada, namun Perih yang dia rasakan ternyata bukan hanya dari luka luka kecil di telapak tangannya namun juga di kakinya. jika tebakan Arsa bener mungkin kakinya terkilir.

Arsa tak ingat Plat nomor mobil yang menyebabkan dirinya begini, karena mobil itu sudah tidak ada disana , mobil yang menabraknya sudah menyatu dengan kendaraan lainnya. Sejujurnya juga Arsa tak ingin menyalakan mobil itu , pasalnya mungkin memang dirinya saja yang kurang hati-hati sehingga terjadi hal begini. Jalan juga memang licin sehingga mobil itu tidak punya keseimbangan tidak mungkin orag itu dengan sengaja menabrak Arsa.

Namun Archen yang mendengar hal itu tetap dalam pendirian nya, bahwa mobil yang menabraknya tetap salah , seharusnya menurut Archen orang yang berada di mobil itu keluar baik dirinya tidak sengaja ataupun alasan lainnya. Raffi tidak begitu mendengarkan apa yang Arsa dan temannya bicara karena dia msih fokus memberikan beberapa kotoran dan darah di telapak kanan Arsa. Sementara Arsa hanya mengangguk 2 memberikan satu respon untuk Archen.

Sejujurnya Arsa merasa sangat bahagia pasalnya baru pertama kali dia bekerja ternya dia bisa dekat dengan orang, Arsa akhirnya memiliki teman baru selain Belleza dan Lyin. Arsa merasa Archen dan Raffi sangat baik, sangat peduli pasalnya Arsa baru saja bertemu dengan mereka namun mereka dengan sigap membantu Arsa.

Arsa dengan diam2 tersenyum hatinya sangat berbunga2 , tak masalah jika tangannya luka mungkin jika tidak terluka Arsa tidak akan mendapatkan teman baru sebaik Raffi dan Archen.

Arsa tidak tahu apakah mereka menganggap Arsa juga seperti, Arsa menganggap mereka atau hanya perasaan Arsa saja.Tapi itu bukan masalah, cukup untuk dirinya pasalnya Arsa merasa beruntung.

Disini lain Belleza sedang menatap hujan yang begitu deras di jendela kamarnya, Belleza memilih memainkan ponselnya di tengah guyuran hujan , karena dia menghilangkan rasa bosan, Dia tinggal sendiri disana, sangat sepi sekali.

Salah satu alasan Belleza selalu berlama-lama saat bermain, sekedar menghabiskan waktu bersama teman-teman nya itu karena jika dia sudah sampai rumah dia sangat merasa kesepian di rumah yang terbilang besar itu.

"Aaaaaaa..." Belleza teriak, dia menjatuhkan ponsel nya tanpa sengaja.

Pesan terkirim

Pesan terkirim

Pesanan terkirim

Belleza memainkan ponselnya seperti mendribel bola basket dia kesal pesan yang ia kirim kepada seseorang tidak mendapatkan balasan. Jangankan membalas pesan itu pesan yang dirimu nya juga belum terbaca masih menunjukkan Ceklis satu abu-abu.

Dia tetap memainkan ponselnya kali ini dia memainkan ponselnya seolah ponsel itu adalah palu yang di ketuk-ketuk. Beberapa menit dia tunggu masih tak mendapatkan balasan juga. Seperti gadis pada umumnya Belleza pun menarik kembali semua pesan yang dia kirimkan sedari awal , ia benar-benar memutuskan untuk membatalkan pesanan itu.

"Dret Drettt" Getar ponsel yang berada dalam genggaman tangan menghentikan kekesalan Belleza soal pesan yang dia kirimkan.

Getar kali ini bertahan lebih lama bukan sekedar getaran tanpa pesan masuk , getar ponsel nya kali ini mendadak bahwa ada sebuah panggilan masuk dari seseorang, Belleza yang melihatnya itu segera membalikkan ponselnya dia sedikit heran melihat sebuah nama yang muncul untuk sambungan telepon tersebut.

"Turun! Aku di bawah sini."ucap seseorang d telepon

...NEXT ??!...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!