NovelToon NovelToon
Ninja'S Storm

Ninja'S Storm

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:162
Nilai: 5
Nama Author: After Future

Pohon Neraka Dunia terbelah, membebaskan miliaran jiwa pendosa ke dunia para ninja. Sementara itu di gunung yang berada di bawah kekuasaan Klan Naga Badai, tetua Klan Naga Badai memilih prajurit muda untuk mewarisi gulungan Dewa Badai dan Dewa Bayangan.

Inilah kisah Ren yang memulai perjalanan panjangnya menguasai peninggalan-peninggalan Dewa kuno serta pertempuran tanpa akhir melawan jiwa-jiwa yang terbebas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon After Future, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13: Dai Sai

Sesampainya di perbatasan, geng Ren segera berhadapan dengan penjaga gerbang Utara dari pegunungan Klan Naga Badai—Seekor ular naga dengan panjang 300 meter dan lebar 200 meter.

Tuan Dai Sai, sang Penjaga Langit muncul di hadapan Ren.

Ini merupakan pertemuan pertama Ren dengan Dai Sai. Naga itu tampak kebingungan saat mencium aroma aneh dari jiwa Alvien.

Baunya seperti terkontaminasi oleh bau yang tidak dikenali. Padahal si Dai Sai ini pernah berkeliling dunia beberapa kali, selama 1000 tahun lamanya. Jadi cukup aneh jika dia tidak mengenali aroma itu.

Dengan suaranya yang khas, berat dan dalam, Dai Sai bertanya kepada anak muda di depannya, "Siapa namamu, anak muda?"

Di satu sisi, Ren tampak khawatir. Dia tahu dengan jelas siapa Dai Sai. Informasi tentang memenuhi dua halaman buku TCONN. Dai Sai adalah salah satu makhluk di dunia ini. Lebih kuat dari ketua klan saat dan merupakan anak dari Naga Badai pendiri pegunungan dan akademi Ninja.

Begitu Dai Sai bicara, Ren merasakan gejolak kecil pada cakra di tubuhnya terutama cakra di bagian jantung. Keadaan ini mengingatkan Ren pada sebuah paragraf di buku TCONN yang menerangkan kalau Dai Sai bisa membunuh orang dengan tatapannya saja.

Sial, kenapa aku tadi setuju masuk lewat sini?

Dai sai menatap buah persik 1000 tahun dengan mata cermat. Mulutnya separuh terbuka. Dia terkejut. Apalagi melihat tim yang membawa pulang buah ini hanyalah tiga murid ninja yang belum lulus dan seorang ninja senior namun tidak pernah turun ke medan perang.

"Apa langit sedang bercanda? Bagaimana bisa empat ekor teri seperti kalian memenangkan—"

"KAMI BUKAN TERI!!!!"

Ren menyela dengan nada tajam, tersinggung dengan ucapan Dai Sai yang memandang rendah dirinya.

"Kami mungkin terlihat seperti pemula. Tapi kenyataannya kami telah melewati berbagai simulasi hidup dan mati saat masih di dalam akademi!" Sambung Ren dengan percaya diri.

Dai Sai menatapnya tajam. Naga tua itu masih tidak yakin. Di sudut pandangnya, Ren dan kawan-kawan adalah ninja hebat yang menyamar menjadi anak murid mereka.

"Kau! Yang laki-laki, mendekatlah kemari!" Panggil Dai Sai.

Ren mendekat, sorot matanya menunjukkan ketenangan dan kepercayaan diri yang tak tergoyahkan.

Dai Sai mulai membuka mulutnya. Liur berwarna hitam pekat menggelantung di gigi dan gusinya, aromanya tidak jauh berbeda dari bangkai.

Ren menutup hidungnya, tidak tahan dengan aroma bangkai yang menusuk paru-paru.

"Cuih!"

Ren refleks menghindar saat Dai Sai meludahinya dengan air liurnya yang berbau busuk.

"Hei! Untuk apa itu hah?"

"Diamlah bocah. Aku yakin kau bukan Ren Ren, anak asuh ketua klan. Makanya aku akan membongkar kedokmu dengan air liurku yang bersifat korosif."

"Sialan! Kau mau membunuhku dan mengambil buah persik seribu tahun ini untuk dirimu sendiri? Mana yang namanya naga bijak? Kau tidak bijak, tapi bodoh dan serakah!" Hardik Ren.

Pertengkaran kecil keduanya berlanjut hingga ketiga wanita yang mengikuti Ren memilih menggelar jubah mereka untuk dijadikan alas. Zenin mengeluarkan perbekalannya dan meletakkan buah-buahan segar itu di depan mereka. Tidak mau kalah dari Zenin, Yukio juga mengeluarkan kotak makan siang yang dia bawa dari rumah.

"Kau hanya membawa sepiring sushi sebagai bekal! Seberapa kecil porsi makanmu Yukio?" Tanya Zenin dengan heboh.

Yukio tersenyum tipis, lalu berkata dengan bangga, "Bagiku makan satu sushi ikan saja sudah cukup untuk beraktivitas sepanjang hari. Ini adalah kelebihan keluarga Yuki, diet super ekstrrm yang tidak mengancam nyawa."

Zenin memiringkan kepala, lalu bertanya lagi, "Kalian kan tidak ada yang kelebihan bobot, untuk apa melakukan diet?"

"Diet tidak hanya dilakukan oleh orang yang gendut, Zenin. Kami merestarikan diet karena selain membuat badan tetap kurus, juga dapat menghemat pengeluaran pangan. Dengan begitu keluarga kami dapat mengurangi kegiatan 'mengambil dari alam'."

Yukio menutup penjelasannya dengan menawarkan sushi ikan ke Zenin, "Ayo buka mulutnya... Ini enak loh.."

Dalam hati Zenin, "Dih, siapa juga yang mau disuapi olehnya."

Namun meskipun begitu, Zenin tetap menerima suapan dari Yukio.

Kembali pada Ren. Karena terus dituduh macam-macam oleh Dai Sai, Ren pun membuktikan keasliannya dengan cara menusuk mata Dai Sai dengan belati kilat.

"Baiklah, kalau kau tidak mau percaya... Silakan rasakan kekuatan belati kilatku ini... Akan kubuat kau merasakan panas yang sama dengan yang dirasakan oleh sensei Sai Sasuke saat dia mencoba memukuli temanku Zenin!"

Mendengar namanya disebut, Zenin langsung menoleh. Sadar kalau Ren mengungkit kejadian itu, Zenin merasa tidak nyaman sekaligus senang karena pada saat itu Ren pasang badan untuknya.

Ren memasang kuda-kuda. Bukan sembarang kuda-kuda sebab dia melakukannya dengan posisi menempel di tebing.

Dai Sai mengejarnya dengan kecepatan tinggi, Ren juga menghindar dengan bantuan elemen petir yang membuatnya dapat bergerak secepat suara bahkan lebih cepat.

"Dia cepat, kuat, dan tangkas. Benarkah dia anak asuh ketua klan yang itu? Seingatku kekuatannya belum mencapai level C di turnamen tahun kemarin... Apa kubiarkan saja dia lewat? Tidak, tidak boleh!! Dia terlalu mencurigakan. Lalu teman-temannya... Hmm... Mereka sangat santai." Demikian isi kepala Dai Sai.

Entah apa yang menggerakkan hati Dai Sai untuk menyerang dengan serius. Yang pasti keadaan sangat berbahaya bagi Ren.

Mulut Dai Sai mulai mengeluarkan cahaya hijau, "Masa bodohlah. Satu nyawa tidak berarti apa-apa. Lebih baik aku membunuhnya disini daripada harus repot-repot mencarinya di wilayah kalau seandainya dia memang benar penyusup." Pola pikirmu sangat sempit Dai Sai.

Alih-alih kabur atau berlindung, Ren malah mengadu nyawa dengan mendatangi Dai Sai yang sedang mempersiapkan jurus. Ren mendekat dengan santai, di tangan kanannya ada sebilah kunai (pisau ninja) yang telah dilapisi elemen petir, api, dan angin.

Ren terus menutup jaraknya. Dai Sai tinggal 20 meter lagi. Ren berceloteh, "Kau tidak bisa berbicara saat melakukan itu kan? Apa yang akan terjadi jika aku menusuk lubang hidungmu saat kau nge-charge jurusmu?"

Ren melompat ke hidung Dai Sai. Dai Sai menyelesaikan jurusnya dan menembakkan sinar hijau yang membawa racun mematikan ke udara.

Ren terlalu cepat puas. Menganggap Dai Sai meleset padahal serangan itu punya fitur auto-aim.

"Apa-apaan itu?" Ren mendongak untuk melihat sinar hijau itu berbelok sebelum menyentuh awan.

Suara mendesing dan berdengung kuat memenuhi kepala Ren, seolah-olah suara itu merupakan pertanda kalau nyawanya sedang dalam bahaya.

"Ren! Awas!" Teriak Yukio dan Zenin bersamaan.

Ren menyaksikan sendiri bagaimana sinar hijau itu mengejar dan tidak berhenti mengejar meskipun Ren bersembunyi di balik tubuh Dai Sai.

"Sialan! Apa sinar itu bisa menembus materi apapun, kecuali target utamanya?" Ren berspekulasi dengan panik. Kunai di tangannya hampir terlepas.

Rencana Ren bersembunyi di tubuh lawan digagalkan oleh keajaiban yang dimiliki Naga Dai Sai.

"Sialan, aku harus ganti rencana!" Batin Ren.

Dai Sai tertawa terbahak-bahak menyaksikan Ren yang berlarian kesana kemari seperti tikus, sementara sinar hijaunya terlihat seperti ular pohon yang mengejar tikus.

Ren mulai kelelahan. Tapi kalau dia berhenti dia akan mati. Mati dengan mengenaskan.

Yukio dan Zenin tidak diam saja. Mereka bergabung ke pertarungan dengan mulut penuh makanan.

Ren yang menyadari kedua teman wanita sedang makan saat dia kesusahan hanya bisa menghela nafas lemah. "Setidaknya mereka masih mau membantuku," batin Ren.

"Kini ada tiga ekor tikus yang dikejar ular. Seru juga bermain dengan para pembohong ini, haha." Batin Dai Sai. Naga itu mencari posisi rebahan yang nyaman. Tangannya terus bergerak seolah-olah sedang mengendalikan sesuatu.

Gerakan itulah yang terus diamati oleh Ren. Sekarang Ren yakin kalau Dai Sai mengendalikan sinar hijau itu menggunakan jarinya.

"Hehehe, aku punya ide bagus. Sebentar lagi kau akan merasakan rasa sakit yang luar biasa, Dai Sai." Batin Ren.

Ren, menoleh ke Zenin. Menoleh ke Yukio. Entah apa yang ketiganya bicarakan sambil berlari. Yang pasti rencana untuk mengalahkan Dai Sai sudah siap.

"Lihat saja, aku akan membuat kadal itu bersin-bersin sampai mengeluarkan air mata. Lalu kita akan menertawakannya sampai puas." Kata Ren.

Sebelum kehabisan stamina, Ren menjalankan strateginya. Dia, Yukio, dan Zenin membuang semua material logam seperti kunai, shuriken dan kotak makan Yukio. Kemudian Ren mengaktifkan sarung tangannya, secara otomatis fungsi magnet aktif.

Dengan lihai, dan sedikit terengah-engah, Ren mengumpulkan benda-benda logam yang mereka buang, membentuknya menjadi sebuah bola berduri.

Dengan tenaga yang mumpuni, Ren mengangkat bola besar itu lalu membenturkannya ke laser hijau beracun milik Dai Sai.

Plasma beracun bertemu dengan bola logam. Adu banteng pun tak terhindarkan. Rencana Ren dapat dikatakan berhasil saat plasma racun itu kehilangan daya dan jatuh ke tanah.

"Heh, jatuh setelah menabrak sesuatu yang keras. Mekanik seranganmu basic banget," ejek Ren.

Bahasa inggris Ren gagal dipahami oleh Dai Sai. Namun naga korosal itu dapat menangkap nada ejekan denga baik.

"Aku tidak mengerti maksudmu, tapi aku yakin maksudmu tidak baik!"

Dai Sai pun murka.

Dia meraung keras, bukan karena murka, melainkan karena pangkal kukunya ditusuk oleh Ren.

"Se—sejak kapan kau disana?!"

Ren tersenyum puas. Kemudian melirik ke arah Yukio yang menggunakan topeng kulit manusia.

Menyadari dirinya tertipu oleh trik sederhana , Dai Sai kehabisan kata-kata.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!