Aqila Prameswari dan Qaila Prameswari adalah saudari kembar yang lahir dari pasangan suami istri Bayu Sucipto dan Anggi Yulia. Dua gadis cantik nan ramah ini menjadi buah bibir di sekolahnya, SMK Binusa, seakan tiap laki-laki memimpikan kedekatan dengannya.
Namun, walaupun penampilan mereka begitu sama, bak pinang dibelah dua, ada satu hal yang membedakan mereka: sifat mereka. Qaila Prameswari, adik kembar Aqila, memiliki karakter yang sangat berbeda dari kakaknya.
Bagai langit dan bumi, perbedaan sifat antara Aqila dan Qaila menjadi satu fenomena menarik di kalangan teman-teman sekolah mereka. Sementara Aqila dikenal sebagai sosok yang hangat dan penuh semangat, Qaila memiliki pesona misterius yang mengundang rasa penasaran dan takjub sekaligus.
Aqila, seorang gadis cantik yang telah memiliki kekasih, yaitu seorang mahasiswa di universitas terkemuka di kotanya. Sementara itu, Qaila - sang adik kembar, sama sekali tak tertarik berpacaran dan bahkan tak memiliki teman laki-laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13
Setelah meninggalkan kafe tadi, Qaila tidak langsung pulang, melainkan mengajak Amel bermain ke Timezone hingga jam tujuh malam.
Setelah memastikan alamat apartemen Gavi benar, Qaila langsung masuk ke dalam lift dan naik ke lantai 11.
Ting Tong!
Ting Tong!
Qaila menekan bel pintu apartemen Gavi dengan gesit, bahkan tanpa jeda. Ia tidak peduli jika Gavi akan marah, yang jelas ia ingin segera masuk ke dalam dan segera istirahat.
Ceklek!
Qaila menelan ludahnya dengan susah payah, saat matanya tertuju pada Gavi yang berdiri di depan pintu dengan tatapan dingin seolah-olah menusuk jiwa.
"Siapa yang ngizin lo pulang sampai malam?" tanya Gavi dengan nada dingin.
"Gue gak perlu izin siapa-siapa, ini hidup gue!" balas Qaila dengan berani, tak mau gentar di hadapan Gavi yang menghujaminya dengan tatapan penuh emosi.
"Sekarang, kemana pun lo pergi harus izin gue. Dan gue punya peraturan sendiri di apartemen ini. Lo gak boleh pulang sampe larut, minimal jam empat sudah di rumah. Terus lo juga gak boleh keluar malem, kecuali sama gue. Dan untuk urusan bersih-bersih apartemen itu semua jadi tugas lo mulai sekarang," ujar Gavi dengan nada keras, membuat Qaila menahan amarah yang mendalam.
"Lo gak bisa seenaknya ngatur-ngatur gue! Gue gak mau ngikutin peraturan lo yang ngawur!" tolak Qaila dengan tegas, mencoba menahan emosi yang ingin meledak.
"Terserah, kalo lo gak mau nurut, lo bisa tidur di luar!" balas Gavi dingin, lalu meninggalkan Qaila di luar sendirian.
"Ini gak adil!" teriak Qaila membuat Gavi menghentikan langkahnya.
Airmata mulai mengalir di pipi Qaila, "Gue tahu kebusukan lo di belakang! Gue gak mau ngikutin aturan lo yang merugikan gue dan masa depan gue." ucap Qaila dengan emosi meluap, lalu memandang Gavi dengan penuh tuntutan dan kesakitan.
"Maksud lo apa?" tanya Gavi, matanya mempertanyakan, belum mampu mencerna ucapan Qaila yang begitu mengguncang perasaannya.
"Gak usah sok polos deh, gue tahu lo selama ini main belakang sama Aqila, kan? Dan jangan-jangan lo terima perjodohan ini padahal lo tau gue bukan Aqila, karena lo udah bosen sama Aqila!" ujar Qaila dengan emosi yang memuncak, nafasnya memburu.
"Gak usah menuduh sembarangan!" balas Gavi geram, wajahnya tampak tak terima dituduh begitu.
"Gue gak fitnah! Apa ini salah satu cara lo buat mutusin Aqila, biar lo bisa jalan dengan cewek mana pun?" sindir Qaila, berhasil memancing amarah Gavi.
"Jangan sok tau, lo!" bentak Gavi, mencengkram kuat rahang Qaila, membuat gadis itu ketakutan setengah mati.
"Lepas!" Qaila teriak, air mata membasahi pipinya, menepis tangan Gavi dengan sekuat tenaga sehingga terlepas dari rahangnya.
"Gue lihat lo jalan sama cewek lain tadi siang di kafe. Jadi, jangan bohong lagi, gav! Gue yakin mata gue masih normal dan gak mungkin salah lihat! Pikirkanlah sebelum lo merusak semuanya!" Ucapan Qaila membuat Gavi terkesiap, tersadar akan kekeliruannya.
" Gue bakal bilang ke aqila kalo selama ini lo main kotor di belakang nya, gue gak mau jadi badut disini. Sedangkan lo sendiri yang buat hubungan lo ancur, secepatnya juga gue bakal bilang ke papa untuk batalin hubungan perjodohan ini!" Ucap qaila, tak peduli dengan tatapan tajam gavi kali ini, dirinya benar benar lelah masuk ke drama ini.
" Jangan sok tau!" Ucap gavi sekali lagi tapi penuh penekanan.
" Gue gak ada hubungan apa apa sama cewe tadi siang! Dia itu temen gue!" Ucap gavi dengan rahang mengeras.
" Terus lo pikir gue percaya?" Balas qaila tak mau kalah.
" Orang gilak mana yang percaya sama omongan laki laki sampah kayak lo!" Sinis qaila.
" Stop ngomong yang bikin gue lepas kendali!" Ucap gavi kini merapatkan tubuh qaila ke tubuh nya.
Melihat itu qaila sangat terkejut, dan sangat takut jika gavi akan melakukan hal yang di luar batas nya.
" Lepasin gue, lo gak bisa nyentuh gue sembarangan!" Ucap qaila dengan wajah panik.
Gavi terkekeh mendengar ucapan qaila barusan, menurut nya qaila itu sok tau dan sangat percaya diri.
" Siapa bilang gue gak boleh nyentuh lo?" Tanya gavi dengan menyeringai, tangannya semakin mengeratkan pegangannya di pinggang qaila.
Qaila pun sampai menahan nafasnya, berusaha menghindari wajah gavi yang semakin mendekat kearah nya.
" Kenapa? Takut?" Tanya gavi, tangannya merapikan rambut qaila yang berantakan mengenai wajahnya.
" Santai aja sayang! Bahkan kita bisa mulai senang senang sekarang juga." Bisik gavi di telinga qaila.
" Lo istri gue, kalaupun gue minta hak itu saat ini juga, lo harus siap !" Sambung nya dengan suara berat yang membuat tubuh qaila begitu merinding mendengar nya.
" Jadi, lo mau nurutin ucapan gue yang pertama tadi, atau....lo mau nurutin ucapan gue yang barusan hemmm?" Tanya gavi dengan senyuman manisnya.
Mendengar itu jelas saja qaila tidak setuju dengan kedua nya, qaila pun hendak melayangkan protesnya tapi langsung di tahan oleh gavi.
" Kalo lo protes gue anggep lo lebih nurutin ucapan gue yang kedua, karena kalo yang pertama gue percaya sama lo, dan untuk bersih bersih apartemen gue masih mampu bayar orang." Ucap gavi lagi membuat qaila mendelik tak percaya.
" Oke fine! " Ucap qaila sangat kesal karena tak punya pilihan lain.
" Fine? Untuk opsi pertama atau kedua?" Tanya gavi sambil mengangkat sebelah alisnya.
" Gue pilih opsi pertama! Puas lo!" Ucap qaila, lalu mendorong tubuh gavi agar menjauh dari nya.
" Ck! Mana ada gue puas? Kalo lo pilih opsi dua, baru gue puas!" Ucap gavi sambil terkekeh.
" Dasar mesum!" Marah qaila, lalu memukul dada gavi dengan sangat keras.
Gavi pun tak bisa menghindar, dan memilih mengalah membiarkan qaila meluapkan emosinya yang sesaat. Setelah qaila puas memukul dada gavi, barulah gavi bertanya.
" Udah marah nya, heum?" Tanya gavi membuat qaila langsung menatap tajam laki laki itu.
" Sekarang masuk kamar, bersih bersih. Atau mau gue bantu bersih bersih?" Tanya gavi membuat qaila melotot dan menginjak kaki nya dengan keras.
" Dasar cowok mesum, gilak!" Ucap qaila lalu berlari masuk ke dalam kamar.
" Anj!"
" Sakit woy!!" Teriak gavi memegangi kakinya.
Gavi pun duduk di sofa sambil mengusap ngusap kaki nya, laki laki itu jadi keingat kejadian siang tadi.
" Marsha sialan!" Pekik gavi.
Di dalam kamar, qaila langsung membersihkan tubuh nya yang lengket. Gadis itu benar benar kesal dengan gavi dan akan membalas laki laki itu nanti.
" Dasar Playboy! Cowok mesum!!" Gerutu qaila sambil berdiri di bawah air shower yang mengalir deras.
" Bisa pecah perawan gue lama lama kalo serumah sama gavi!!" Ucap nya penuh ketakutan.
" Maaa tolong anak mu ini, qaila gakpapa deh jadi janda muda asalkan jangan di unboxing sama gavi ma!!" Ucap nya yang begitu takut melihat tatapan penuh minat gavi kepada nya tadi.
"LO MANDI APA SEMEDI! LAMA AMAT!" Teriak gavi membuat qaila segera tersadar dari lamunannya.
" YA ALLAH MA, SELAMATKAN ANAK MU INI."
" LO BODOH BANGET SI QAI, KENAPA BISA LUPA BAWA HANDUK!" Ucapnya begitu panik