Apa hal yang paling menyeramkan di dunia ini?
Mungkin jika Zahra ditanya hal itu maka ia akan menjawab bahwa pernikahan beda agama adalah yang paling berat sekligus menyeramkan. Jangankan untuk menjalani, bahkan untuk membayangkannya 'pun Zahra tidak mampu. Namun garis takdir berkata jika jalan ini memang harus Zahra lalui, yaitu menjadi pengantin pengganti untuk atasannya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Lalu akan seperti apakah kehidupan rumah tangga mereka berlayar? Apakah dalam pelayaran dalam biduk rumah tangga ini mereka akan menemui pelangi, atau justru rintangan badai yang akan mereka jalani? Ikuti kisah selengkapnya eksklusif hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Jo keluar dari kamar dan kembali bergabung ke ruang makan bersama yang lain.
"Jo, sebaiknya jangan biarkan istrimu bekerja dulu selama trimester awal kehamilan ini, Mommy khawatir terjadi apa-apa dengan menantu dan calon cucu Mommy." ucap Mommy Alice memulai sandiwaranya.
"Hm, aku juga sudah memikirkannya, Mom." jawab Jo seadanya.
"Ehem! Aku bisa menggantikan Kakak Ipar menjadi sekretarismu selama masa kehamilan ini kalau kau mau." timpal Jordan.
"Kau?" Jonathan menaikkan alisnya seolah tak yakin dengan keahlian Jordan.
"Kau jangan salah, aku ini juga manager di perusahaan Nenek di New York, jadi jangan meremehkanku."
"Mommy rasa Jordan benar, Jo." sela Mommy Alice.
"Tapi, Mom—"
"Kau tidak akan bisa mencari kandidat yang tepat dalam waktu cepat. Untuk menjadi sekretarismu, maka dia harus memiliki kemampuan dan pengalaman yang tidak sedikit, dan untuk sekarang Jordan memang pilihan yang tepat." ucap Mommy Alice.
Jonathan diam seolah berpikir, padahal ia memang sudah mempersiapkan rencana untuk merekrut Jordan menjadi sekretarisnya karena ia ingin membuat Alora dan Jordan terperangkap dalam permainan yang mereka buat sendiri.
"Sudahlah, terima saja." ucap Mommy Alice lagi.
"Baiklah kalau begitu. Tapi ingat, walaupun kau sepupuku, kau tetap harus melalui masa training." putus Jo.
"Tidak masalah."
"Baiklah, kalau begitu, kau mulai masuk hari ini."
...•••***•••...
Seharian berada di rumah membuat Zahra benar-benar merasa bosan. Bagaimana tidak, dirinya yang terbiasa dengan aktivitas di luar ruangan, kini harus terkurung di rumah tanpa melakukan apapun. Berkali-kali ia melirik jam di atas nakas, tetapi jarum jam seolah sangat malas untuk bergerak, padahal Zahra merasa sudah sangat lama sekali waktu berlalu.
"Bosan sekali, Tuhan..." ucapnya melas. Namun detik berikutnya, ia menemukan satu ide untuk membuat kejahilan pada Alora, membuat senyum jahilnya tersungging. "Baiklah, mari kita mulai sandiwaranya." Zahra langsung menuju kamar Alora dan mengetuk pintunya.
"Iya, sebentar." sahut Lora dari dalam. "Kakak Ipar, ada apa?" tanyanya setelah melihat Zahra, sebab ini pertama kalinya Zahra menemuinya.
"Aku tiba-tiba ingin makan seblak."
"Seblak? What kind of food is that?"
"Itu makanan pedas."
"Makanan pedas ya? Mmm baiklah tunggu sebentar, biar aku bersiap dulu."
"Hm, aku tunggu di depan." Zahra langsung menuju ruang depan dengan senyum-senyum. Kali ini ia akan memulai aksi pertamanya mengerjai Alora dan mungkin juga Jordan nantinya.
"Zahra, mau kemana?" tanya Mommy Alice saat melihat Alora melewati ruang keluarga.
"Morning Tante," sapa Alora yang kini sudah menyusul Zahra keluar.
"Kalian mau kemana?" tanya Mommy Alice lagi.
"Kakak Ipar ingin makan seblak yang pedas katanya, jadi aku akan menemaninya pergi."
Mommy Alice langsung menatap Zahra, dan Zahra 'pun memberi kode pada Mommy Allice bahwa ini adalah bagian dari rencana mereka. Setelah melihat kode yang diberikan Zahra, Mommy Alice tersenyum kecil.
"Oh, kau ngidam Zahra? Puji Tuhan, semoga kau dan bayinya sehat selalu ya." Mommy Alice sampai mengelus perut rata Zahra untuk lebih meyakinkan aktingnya.
"Terima kasih, Mom. Mmm kalau begitu, kami pergi dulu." jawab Zahra tersenyum kaku. Ya, ia masih tetap merasa tidak nyaman saat ada yang mengelus perutnya seperti tadi.
"Baiklah, hati-hati di jalan."
"Pasti, Mom. Ayo, Alora." ajak Zahra.
Alora masih sedikit linglung setelah mendengar ucapan Mommy Alice tadi. Apa katanya, keinginan bayi? Apa itu artinya Zahra sedang ngidam? Tidak tidak, bukankah Dokter Kinan hanya bersandiwara saat mengatakan bahwa Zahra hamil kemarin. Tapi kenapa orang-orang di rumah ini, bahkan Zahra sendiri seolah menunjukkan tanda-tanda kehamilan yang sebenarnya.
"Apa jangan-jangan, Kakak Ipar memang sedang hamil?" batin Alora.
"Alora, ayo." ajak Zahra lagi, sebab Alora terlihat melamun.
"Aahh ba-baiklah." Alora langsung bergegas mengikuti Zahra yang sudah menuju mobil.
...****************...
Bingung bingung dah lu Alora
double up