Cinta Di Usia Senja

Daniel berharap putranya kembali agar mereka dapat berbicara mengenai keinginannya untuk menikahi Sandra. Dia pun berharap putra dan putrinya mendukung keinginannya tapi ketika dia kembali, mantan istrinya justru berada di rumah.

Linda terlihat begitu bahagia membuat makanan bersama dengan ibunya. Itu sangat bagus,  tapi entah kenapa dia merasa Linda sedang merencanakan sesuatu. Begitu melihat Daniel kembali, mantan istrinya begitu senang.

Gara-gara perselingkuhan yang dia lakukan, membuat sikap Daniel begitu dingin pada dirinya. Dia tidak pernah menghendaki perceraian mereka dan berusaha meminta maaf pada Daniel tapi sampai sekarang maaf itu tidak pernah dia dapatkan.

Dia memang mendapatkan banyak uang ketika berpisah dengan Daniel tapi semua uang yang dia dapatkan, tidak memberikan kebahagiaan apalagi uang itu justru dibawa lari oleh selingkuhannya.

“Kenapa kau tidak memberitahu aku jika kau akan datang, Rena?” Dia tidak mempermasalahkan keberadaan mantan istrinya, dia bisa menerima keberadaan Rena tapi bukan berarti dia merasa nyaman dengan keberadaan mantan istrinya itu.

“Akhirnya kau kembali, Daniel. Aku sudah membuat makan malam untukmu jadi pergilah mandi!”

“Rena, kita bukan lagi suami istri jadi kau harus tahu batasanmu!” Rena menunduk, dia jadi malu.

“Papa!” Linda pun bergegas menghampiri. Dia tampak tidak menyukai perkataan ayahnya.

“Linda yang mengajak Mama pulang dan meminta Mama untuk tidak ragu ketika berada di rumah. Dulu Mama juga tinggal bersama kita jadi jangan menganggap Mama sebagai orang asing!”

“Linda, kau benar-benar tidak mengerti apapun. Dulu Mama mu memang tinggal bersama dengan kita karena kami masih berstatus suami istri tapi sekarang kami sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi jadi tidak sepantasnya ibumu bersikap seolah-olah kami masih memiliki hubungan itu!”

“Aku yang salah, Daniel. Jangan memarahi Linda. Kita memang sudah berpisah lama tapi kau tahu aku selalu mengharapkan hubungan kita berdua kembali seperti dulu. Kita pun sudah tidak muda lagi, apakah kau tidak bisa melupakan kesalahanku dan memaafkan aku?”

“Kau selalu tahu jawabannya, Linda. Aku mati-matian berjuang untuk keluarga kita dan aku berusaha memenuhi kebutuhanmu dan anak-anak tapi kau justru mengkhianati aku dengan perbuatan tak terpuji itu. Jika aku yang melakukannya, apakah kau bersedia menerima aku dan memaafkan perbuatan yang telah aku lakukan?”

“Pa, Kenapa Papa selalu mengungkit kesalahan yang telah Mama lakukan?”

“Linda, kau tidak memiliki sopan santun karena kau mencampuri urusan Ayah dan ibumu dan kau selalu menyela perkataanku. Kau bahkan berani melawan aku. Apa kau pikir apa yang kau lakukan saat ini sudah benar?”

“Daniel,  sudah aku katakan jangan memarahi Linda!”

“Kau terlalu memanjakan dirinya oleh karena itulah dia menjadi gadis yang keras kepala!”

“Papa yang keras kepala!” Linda berteriak dan terlihat tak senang, “Linda tahu, Papa ingin membahas masalah pernikahan. Kakak sudah memberitahu aku dan asal Papa tahu, aku dan kakak tidak akan pernah menyetujui keinginan Papa!”

“Linda, jangan berbicara seperti itu,” ibunya berusaha menenangkan tapi sesungguhnya dia juga tidak setuju dengan keputusan Daniel  untuk menikah karena dia masih mengharapkan hubungan mereka berdua.

“Kau dan kakakmu benar-benar keras kepala dan kalian berdua begitu egois padahal aku ini ayahmu. Aku bukan saudaramu jadi di mana letak rasa hormatmu pada papa, Linda!”

“Kami hanya ingin Mama dan Papa rujuk kembali. Apakah permintaan ini salah?”

“Daniel, aku?”

“Jangan mengatakan apapun, Rena. Apa sebenarnya yang kau katakan pada anak-anak sehingga mereka bersikeras ingin kita kembali?”

“Aku tidak mengatakan apapun, Percayalah!”

“Jika begitu bujuk mereka dan katakan pada mereka jika kau dan aku sudah tidak bisa kembali bersama!”

“Tapi aku ingin hubungan kita kembali, Daniel. Aku ingin kita kembali bersama seperti dulu dan aku berjanji padamu, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Aku akan memperbaiki diri dan aku akan menjadi istri dan ibu yang baik bagi anak-anak jadi berikan kesempatan itu padaku, Daniel!”

“Begitu mudahnya kau meminta hal seperti itu padaku, Rena. Kau menikmati madu dari perselingkuhan yang kau lakukan sedangkan aku meneguk racunnya tapi sekarang dengan mudahnya kau berkata seperti ini seolah-olah perselingkuhan yang kau lakukan tidak menimbulkan luka di hatiku? Jika pria itu masih bertahan denganmu dan tidak menipu serta membawa lari uangmu, apakah kau akan berusaha mendapatkan maafku dan ingin memperbaiki hubungan kita berdua?”

“Tidak seperti itu, Daniel!”

“Lalu seperti apa, Rena?” Daniel hampir berteriak akibat emosi.

“Apa kau pikir aku tidak akan tahu kenapa kau ini memperbaiki hubungan kita berdua? Waktu itu kau tidak mempermasalahkan perceraian kita karena setelah berpisah kau akan menjadi janda kaya yang memiliki banyak uang tapi setelah pria itu menipu dan membawa lari uangmu, kau mulai berpikir ingin memperbaiki hubungan kita. Apa kau pikir aku tidak tahu tujuanmu?”

“Tidak seperti itu, percayalah!” Mantan istrinya tampak sedih dengan tuduhan yang Daniel lontarkan.

“Papa, kenapa begitu tega membuat Mama menangis?” Linda menghampiri ibunya lalu menghibur ibunya supaya dia tidak menangis.

“Papa tidak mau lagi berdebat akan hal ini. Hubungi kakakmu dan minta dia untuk pulang karena Papa ingin membahas masalah pernikahan dengannya. Jangan memaksa Papa untuk kembali dengan ibumu lagi karena Papa memiliki cara sendiri untuk bahagia dan kau Rena,” Daniel melirik Mantan istrinya.

“Jangan menghasut anak-anak hanya karena mereka lebih dekat denganmu dan mendukung keinginanmu!”

“Aku tidak menghasut mereka, Daniel. Aku hanya menginginkan kebersamaan kita yang seperti dulu!”

“Tapi aku tidak karena kebersamaan itu hanyalah sebuah kebersamaan palsu!” Daniel melangkah pergi, meninggalkan mantan istrinya tapi belum jauh dia melangkah, Daniel menghentikan langkahnya sejenak.

“Aku tidak melarang dirimu berada di rumah ini dan kau bisa melakukan apa yang diminta oleh Lidya tapi ingat dengan batasanmu karena kau bukan nyonya rumah ini lagi!” Rena menggigit bibir, menahan menahan malu dan amarah.

“Jangan sedih, Ma. Aku dan Kak Dion akan berusaha keras agar hubungan Mama dan Papa kembali seperti dulu dan aku tidak akan pernah menyetujui keinginan Papa untuk menikah lagi.”

“Terima kasih, Linda. Hanya kau yang bisa Mama andalkan untuk membujuk ayahmu supaya dia mau memaafkan perbuatan Mama.”

“Mama tidak perlu khawatir. Linda akan mengajak papa untuk berbicara nanti,” Linda memeluk ibunya.

“Mama percaya denganmu, Linda,” dia harap putrinya dapat membantunya membujuk Daniel walaupun sepertinya itu hal yang mustahil karena dia tahu bagaimana  sifat Daniel tapi dia tidak rela ada yang menggantikan posisinya sebagai istri Daniel.

Daniel berada di dalam kamar, dia tidak keluar sama sekali karena dia tidak mau berdebat lagi dengan mantan istri dan putrinya.