Pertanyaan “Kapan nikah?” pasti sering muncul ketika bertemu dengan keluarga besar atau teman lama, salah satunya pada momen kumpul keluarga atau reuni sekolah.
Pertanyaan ini sering menjadi m0mok bagi sebagian orang terutama kaum hawa. Dapat memicu munculnya rasa cemas dan stres dalam lingkungan sosial atau pergaulan. Tak terkecuali bagi seorang wanita berusia tiga puluh tahun bernama Yumna Salsabila.
Terlebih ibunya menuntut Yumna untuk segera menikah. Dikarenakan Salwa, adik Yumna, juga berencana menikah dengan kekasihnya.
Hidup Yumna mendadak jungkir balik saat kedatangan mantan playboy kelas kakap bukan kelas bulu, bernama Alden Pratama Bentley. Lelaki blasteran yang satu ini telah jatuh hati pada Yumna sejak pertama kali mereka berjumpa. Sementara Yumna belum bisa dengan cepat naik pelaminan bersama Alden karena ada bias di masa lalu yang ia pendam.
Bagaimana jungkir balik cinta Yumna ? Simak kisah mereka💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 - Awal Mula
Keduanya saling pandang dan mendadak termenung. Seketika Yumna teringat dengan kenangan masa lalunya yang pahit.
Saat Yumna masih berumur 17 tahun, Surabaya.
Ketika SMA, Yumna tinggal dan bersekolah di Surabaya bersama keluarganya. Saat Yumna duduk di bangku kelas 2 SMA, Pak Latif yakni ayah Yumna dimutasi kerja ke Bandung. Mereka semua pindah ke Bandung, kecuali Yumna.
Dikarenakan tinggal setahun lagi Yumna akan lulus SMA. Rasanya tanggung jika pindah sekolah ke Bandung. Pastinya terbentur biaya masuk dan sebagainya.
Akhirnya Yumna diputuskan untuk tinggal bersama bibinya yang seorang janda tanpa anak. Lagipula bibinya itu juga tengah sakit-sakitan dan tak ada yang menjaganya.
Siang itu Yumna pulang sekolah terlihat begitu kesal. Sebab ia baru saja dipermalukan oleh Yoga alias Romeo, lelaki yang menjadi primadona cewek-cewek di sekolahnya.
Ia baru saja diputus cinta secara sepihak oleh Yoga hingga merasa malu di depan teman-teman satu sekolah. Yumna langsung masuk ke dalam kamarnya.
"Dasar Yoga brengsek !!" maki Yumna.
"Hiks...hiks...hiks..." Yumna pun menangis tersedu-sedu. Ia menumpahkan segala kekesalan di hatinya dengan merebahkan diri di kamarnya seharian penuh sambil menangis.
Romeo alias Yoga ternyata tidak tulus mencintainya. Pacaran dengannya selama tiga bulan hanya karena taruhan semata.
"Dasar bodoh kau, Salsa !!"
Ia merutuki dirinya sendiri yang begitu bodoh hingga terperdaya dan menganggap cinta Yoga tulus padanya. Ternyata semua itu kepalsuan belaka dari Yoga alias Romeo.
Yumna terus bersedih selama kurang lebih sebulan terakhir ini. Namun ia tetap masuk sekolah. Akan tetapi, ia selalu menundukkan kepalanya ketika berada di lingkungan sekolah.
Banyak murid lainnya yang selalu mengejeknya, jika berpapasan dengan dirinya di area sekolah.
"Lihat itu si itik kismin yang berharap jadi cinderelanya Yoga. Haha..." ledek Mekayla yang biasa dipanggil Meka. Wanita ini termasuk salah satu primadona di sekolah yang sama dengan Yumna.
Yoga, Yumna, dan Meka adalah satu angkatan di tahun yang sama di sekolah tersebut. Yoga dan Meka berasal dari keluarga kalangan atas. Tentu saja mereka bisa bersekolah di sana karena punya uang yang banyak. Sedangkan Yumna masuk sekolah favorit tersebut karena prestasinya dan mendapat beasiswa.
Yumna tak menggubris cibiran Meka dan teman-temannya itu. Ia tetap berjalan seperti biasa sembari kepalanya tetap tertunduk.
"Lihat ke bawah terus, kenapa woi? Lagi cari recehan ya? Nih ambil," ujar Meka seraya melempar ke tubuh Yumna berupa satu koin uang pecahan lima ratus rupiah.
PLUG...
Seketika langkah kaki Yumna pun terhenti.
"Kalau kalian punya uang receh, segera lempar saja ke cinderela halu tak tahu diri ini. Namanya bukan Salsabila tapi jadi Salsabebek. Kasihan banget Doi lagi butuh duit yang banyak biar bisa datang ke pesta dansa minggu depan. Haha..." Meka semakin tertawa terbahak-bahak.
Ia terus merendahkan dan menghina Yumna di depan teman-temannya yang lain.
"Memangnya dia punya gaun bagus buat datang ke pesta?" tanya salah satu teman Meka.
"Keluarga dia enggak sanggup beli gaun mahal. Palingan sewa atau ny0long. Haha..." cibir Meka semakin memojokkan Yumna.
"Ayo kita taruhan saja. Kira-kira dia datang ke pesta perpisahan Yoga yang mau pindah sekolah apa enggak?" Salah satu teman Meka tiba-tiba terbesit ide buat taruhan.
"Oke, siapa takut. Aku pasang taruhan kalau si itik kismin ini enggak akan datang ke pesta itu," sahut Meka.
"Loh, Mek. Kok kamu yakin kalau dia enggak datang?"
"Soalnya dia cupu dan c3men. Artinya enggak salah kalau Yoga putusin dia beberapa waktu yang lalu," sindir Meka.
Yumna pun bergegas pergi dari sana. Telinganya begitu panas mendengar semua itu. Senyum menyeringai terpancar jelas di wajah Meka.
"Aku yakin setelah ini dia pasti berubah pikiran. Dia akan datang ke pestanya Yoga. Welcome to the jungle, Salsa. Pesona Meka dilawan maka bersiap nera_ka yang akan kamu terima," batin Meka.
☘️☘️
Pesta perpisahan Yoga alias Romeo pun tiba. Dikarenakan bisnis orang tua Yoga semakin berkembang, maka keluarga mereka memutuskan untuk pindah ke Batam.
Acara tersebut mengundang semua murid yang satu angkatan dengan Yoga. Ada sekitar enam kelas dengan jumlah murid 25 orang per kelasnya. Maka total murid yang Yoga undang sekitar 150 orang belum termasuk kepala sekolah, para guru dan karyawan lainnya yang bekerja di sekolah tersebut juga turut diundangnya.
Acara dilaksanakan di salah satu hotel bintang lima di Surabaya. Yumna pada akhirnya memutuskan untuk datang. Ia tak ingin semakin dihina atau direndahkan lagi oleh teman-teman yang lain jika sampai tidak hadir dalam pesta tersebut.
Sejak putus, Yumna dan Yoga jarang bertegur sapa. Walaupun mereka berada dalam satu kelas yang sama. Namun malam itu mendadak Yoga terpukau sama kecantikan Yumna yang biasa ia panggil Salsa. Akhirnya ia berjalan mendekati Yumna.
"Hai, Sa. Apa kabar?" tanya Romeo alias Yoga.
"Baik," jawab Yumna singkat.
"Terima kasih kamu sudah hadir di pestaku malam ini,"
"Sama-sama,"
"Kamu cantik sekali malam ini, Sa." Seketika Yumna menatap mantan kekasihnya itu secara tajam.
"Sudah berapa banyak wanita yang jadi korbanmu seperti aku?"
"Maksudmu, pacar taruhanku?"
"Hem,"
"Cuma kamu," jawab Yoga apa adanya.
"Oh, bodohnya diriku." Yumna semakin menyalahkan dirinya sendiri.
Ya, faktanya mantan kekasih Yoga memang banyak. Bahkan Mekayla yang menjadi gadis populer di sekolah adalah salah satu mantan kekasih Yoga. Namun hanya Yumna yang menjadi pacar taruhan Yoga.
"Sebelum aku pindah sekolah, maafkan semua khilafku, Sa."
"Andai memaafkan semudah minta maaf. Pastinya banyak kesalahan yang mudah terlupakan cukup dengan kata maaf," sindir Yumna.
"Terserah kamu mau maafin aku atau enggak. Yang pasti sebelum aku pergi dari kota ini, aku minta maaf ke kamu."
Yumna hanya terdiam dan tak menjawab apapun perihal pemintaan maaf dari Yoga.
"Aku ke sana dulu, Sa. Mau sapa beberapa teman basketku," pamit Yoga.
Yumna hanya meliriknya dengan kesal. Sebab lelaki itu tak ada usaha lain agar permintaan maafnya tadi diterima dengan baik dan dimaafkan.
Alhasil ketika ada seorang pelayan yang membawa nampan berisi beberapa minuman tengah berjalan perlahan ke arah Yumna, kakak Salwa ini pun menghentikannya. Lalu ia mengambil satu gelas dan meminumnya hingga habis tak bersisa.
"Dasar buaya darat!" batin Yumna semakin kesal karena ia melihat Yoga tengah duduk di sudut lain. Lelaki itu justru asyik tertawa bersama teman-teman yang lain seolah tanpa beban.
Beberapa menit kemudian tiba-tiba kepala Yumna terasa pusing dan mengantuk.
"Aduh, kenapa jadi pusing begini ya? Hoamm..." gumam Yumna seraya menguap dan memegang kepalanya yang terasa pusing.
Matanya perlahan mulai berkunang-kunang. Yumna berusaha tetap terjaga. Namun kedua matanya rasanya ingin sekali memejam.
"Aku harus segera pulang. Padahal tadi aku sudah tidur siang. Kenapa baru jam segini sudah ngantuk?" gumam Yumna seraya melirik jam tangannya yang baru menunjukkan waktu yakni pukul sembilan malam.
Yumna pun memutuskan pergi ke toilet sejenak. Berharap dengan cuci muka, ngantuknya akan hilang. Yumna berjalan semp0yongan menyusuri lorong hotel.
Kata petugas, toilet di dalam venue acara sedang rusak. Jadi Yumna disarankan naik satu lantai untuk pergi ke toilet yang ada di luar venue acara.
"Kenapa semakin gelap ya? Apa lampu hotelnya mati?" batin Yumna seraya berusaha mencari toilet yang disampaikan petugas tadi dengan kondisi kepala pusing serta mengantuk.
Tiba-tiba...
Brugh...
Tubuh Yumna mendadak ambruk tak sadarkan diri di lantai hotel, tepatnya di lorong yang kebetulan sedang sepi.
Bersambung...
🍁🍁🍁
lanjut