Istri Sang Gubernur

Tantra terlihat masih sedikit pucat tapi ia memaksakan diri untuk pergi berdinas. Johan siaga mengantar sang gubernur menuju kantor dinasnya. seperti biasa beberapa staf menyapa Tantra dengan ramah dan berbadan basi sedikit.

Begitu tiba di ruang kerja gubernur, Johan meletakkan laptop dan laporan yang harus di tinjau oleh pak gubernur. tak lupa kotak bekal ia letakkan di atas meja kerja Tantra.

"Tumben sekali Marni membawakan bekal tanpa aku suruh?" komentar Tantra sambil melirik kotak makan siangnya.

"Bukan bi Marni pak tapi ibu Amelia"

Tantra terdiam sejenak, senyum tersungging di bibirnya. ia membuka kotak makan siang itu melihat isi di dalamnya. nila goreng tepung bumbu asam manis yang menggiurkan lidah. Tantra tahu itu bukan masakan Marni. ia meraih ponselnya menelpon ke rumah sakit.

"Bisa bicara dengan Amelia? ..maksudku dokter Amelia Tantra"

Tantra suka menyisipkan namanya di belakang nama Amelia. Amelia terlihat kesal jika ada nama Tantra di belakang namanya, itu malah membuat Tantra gemas dan terhibur.

"Halo... "

"Halo dokter, kau memberiku bekal makan siang apa sudah kau taburi racun didalamnya?"

Tantra bisa membayangkan pasti wajah Amelia sedang kesal sekarang.

"Dengar pak gubernur, aku tulus memasak untukmu kalau kau tidak.mau makan buang saja!"

klik

telepon mati, Tantra tertawa sampai Johan melihatnya sambil geleng kepala.

"Jo, pasti dia sedang kesal seksrang"

Bapak juga usil padanya!

"Iya pak, oh ya pak sepertinya dokter Amelia akan menemui Alvin hari ini"

"Hmmm jangan lupa tugasmu untuk menyadap pembicaraan mereka" kata Tantra sembari menyendok makanan di kotak bekal pemberian Amelia tadi pagi.

Johan menatap dengan seksama, takut jika makanan itu benar beracun.

"Tunggu pak!"

hampir saja makanan itu masuk ke.mulut Tantra tapi langsung terhenti karena teriakan Johan.

"Kau membuatku kaget!"

"Maaf pak, tapi biar saya cicipi dulu makanannya" sebagai ajudan Johan harus memastikan makanan itu aman.

"Tidak perlu"

Tantra segera memakan makanan buatan Amelia. rasanya sangat enak berbeda dengan masakan Marni.

"Dia pandai memasak"

Johan dengan mimik wajah cemas terus memperhatikan Tantra yang sedang makan dengan lahap. Johan melihat jam tangannya.meliah reaksi dari makanan itu, ia memastikan Tantra tidak akan keracunan mengeluarkan busa dan sebagainya.

***

"Lepas semua aksesoris yang kau pakai termasuk perhiasan dan jepit rambut, bando atau apapun" kata Alvin saat keduanya bertemu di tempat rahasia.

"Tapi kenapa?"

"Amelia, gubernur itu pria cerdas ia pasti sudah menyadap semua barang yang kau pakai selain ponsel. bisa aksesoris karena satu-satunya benda yang tidak mencurigakan untuk disadap adalah aksesoris yang kau kenakan"

Amelia menuruti permintaan Alvin,.benar saja ia melepas jepit rambut yang ada alat penyadap nya.

"Satu cara agar kau bisa segera lepas darinya"

"Apa Vin? ayolah aku sudah tidak sabar untuk pergi darinya. selama.ini aku bisa menghindarinya tapi sampai kapan?!"

"Baiklah, tapi kali ini misi kita sangat berat Amelia, tapi aku pastikan kau benar-benar terbebas darinya"

"Bagaimana caranya?" tanya Amelia.

"Aku akan menyusun jebakan untuknya. aku akan melibatkannya dalam kasus korupsi! dia tidak akan bisa mengelak"

"Kasus korupsi?"

"Iya, jika ketahuan ia korupsi maka dalam sekejap.Tantra akan kehilangan semuanya. jabatannya, hartanya juga akan di sita negara dan dia akan mendekam di penjara!" kata Alvin tertawa puas.

Amelia terdiam, baginya rencana itu terlalu kejam. Alvin bilang di awal.ia hanya membutuhkan informasi kejahatan Tantra untuk menjatuhkan pria itu karena itu Amelia membantunya. tapi kali ini Amelia.merasa Alvin yang terlalu jahat.

"Tapi Vin...."

"Ayolah Amel, hanya ini satu-satunya cara untuk menyingkirkan Tantra dengan mudah dan cepat. kau juga bisa segera lepas darinya"

"Kau benar, tapi..."

"Amelia apa kau mau hidup selamanya dengan Tantra? pria yang sama sekali tidak kau cintai? dia itu licik dan kejam karena itu dia tidak terkalahkan di pemilihan gubernur"

Amelia mengangguk pasrah setelah ia menimbang ucapan Alvin.

.......