NovelToon NovelToon
Regresi: Psikopat Membalas Dendam

Regresi: Psikopat Membalas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Mengubah Takdir / Psikopat itu cintaku / Penyelamat
Popularitas:117.9k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

Istri yang dimanfaatkan olehnya telah tiada, meninggal dalam pelukannya. Wanita berwajah rusak yang tidak pernah lelah menunggunya.

"Bangun Foline..." gumamnya, tidak pernah mengijinkan pemakaman sang istri. Memeluk jenazah yang berada dalam peti mati dalam kamarnya.

Pemuda keji, yang menampik rasa kasih dari istrinya. Menghancurkan keluarganya, hanya demi ambisinya untuk memiliki segalanya.

"Sayang...jika aku dapat mengulangi waktu, aku tidak akan membiarkanmu menangis, tidak akan membiarkan jarimu tergores..." gumamnya hendak mengakhiri hidupnya. Kala bahkan tidak ada lagi rasa kasih dari keluarganya.

*
Namun, ada yang aneh. Otto Celdric tidak meninggal. Matanya terbuka mengamati ruangan, dirinya kembali ke masa 12 tahun lalu.

Mencari keberadaan istrinya, melindungi keluarganya, itulah yang akan dilakukan psikopat itu kali ini.

Menginjak tubuh orang-orang yang akan menghancurkan keluarganya.

"Kalian tidak ingin bermain lagi denganku?"

"Aaggh!"

"Adios!"

Dor!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Run

Melangkah dengan tenang membawa botol beserta gelas red wine. Bagaikan seseorang tidak bersalah ingin mengetahui apa yang terjadi.

"Mereka ingin membuat masalah dengan restauran yang akan kita dirikan, hanya karena aku keluar dari Wallet restauran." Jawab Diego dengan cepat. Menelan ludahnya berharap bocah ini (Eric) akan percaya dengan apa yang dirinya katakan.

"Jika begitu masalahnya, aku bisa membawa ini ke jalur hukum." Jawab Eric bagaikan putra konglomerat yang lugu. Tapi memang benar bukan? Sejatinya ayahnya adalah seorang konglomerat. Hanya saja tidak begitu suka terlihat kaya, bahkan di hadapan putranya sendiri.

"Diego sudah---" Kalimat Carl disela.

"Maaf, aku hanya ingin menjelaskan, Diego yang memasak makanan yang terkontaminasi bakteri. Aku sudah memperingatkannya. Ini adalah bukti CCTV ruang penyimpanan, serta salinan dari keterangan resmi koki dan pelayan yang bertugas saat itu." Ucap Ace pelan hendak memberikannya pada Eric.

Tapi, dengan cepat Diego merebut. Kemudian menginjak flashdisk, merobek kertas keterangan para saksi."Ini hanya bukti palsu! Dasar manusia serakah!" teriaknya murka.

"Ini bukan bukti palsu, ini asli. Kami punya salinan nya." Ucap Ace, kemudian melangkah semakin mendekat, menepuk bahu Diego. Perlahan berbisik."Sampah! Bukan! Bahkan sampah masih lebih baik darimu. Anj*ng yang mengigit tangan majikannya sendri."

Ace sedikit menjauh senyuman masih menyungging di wajahnya."Jadi paman sebaiknya mengakui segalanya. Aku yakin hukuman paman akan diringankan."

Srak!

Prang!

Kepala Ace dipukul menggunakan botol yang dipegang oleh Eric. Pelakunya? Tentu saja Diego. Bipolar disorder, itulah yang membuat amarahnya lebih mudah terpancing.

"Br*ngsek!" Teriak Diego dipegangi beberapa orang. Mengamuk hendak menyerang Ace dan Carl.

Sementara Ace roboh di lantai, terlihat tidak sadarkan diri. Pecah botol berhamburan. Tapi anehnya Eric menatap Ace terbaring di lantai bukannya menolong, pemuda itu tersenyum tanpa disadari semua orang.

"Permainan yang semakin menarik, kala koki terhebat di dunia mungkin ada diantara hidup dan mati." Gumam Eric dengan suara kecil.

"Cepat berikan pertolongan padanya!" Teriak Carl panik. Harapannya untuk kembali mengangkat restaurannya setelah kepergian Diego pupus. Bagaimana jika bocah ini (Eric) mati?

Eric sedikit melirik ke arah Diego. Kemudian menggeleng bagaikan kecewa dengan tindakannya yang melukai Ace.

Perlahan pria itu tertegun, apa Eric akan memutuskan kontrak kerjasama?

"Lebih baik, aku diskusikan lagi tentang kontrak kita dengan ayahku." Gumam Eric terbalik.

Bersamaan dengan itu Diego mengepalkan tangannya."Sial! Aku meninggalkan Wallet restauran karenamu. Sekarang kamu---"

Eric menghela napas, sedikit berbalik."Aku membuang mu, kembalilah pada Wallet restauran."

Carl mengamati, keadaan Ace yang bagaikan tidak bernapas lagi. Karena itu, menerima Diego? Bukankah itu keputusan terbaik?

"Ace membuat bukti palsu! Diego tidak melakukan apapun, dia tidak meracuni---" Kalimat Carl disela.

"Eric kamu dengar? Aku tidak meracuni pelanggan." Diego meyakinkan.

Eric menikmati sedikit wine dari gelas yang dipegang olehnya. Pada akhirnya berbalik, namun kali ini ada yang aneh senyuman mengerikan menyungging di wajahnya."Aku mendengarnya paman Diego."

"Oh! Bahkan Ace dan stasiun TV juga mendengar apa yang kalian katakan." Eric tersenyum, melangkah mendekati Ace.

"Jangan pura-pura tidur. Berhenti menahan napas mu." Perintah Eric pada Ace yang masih berbaring bagaikan tidak sadarkan diri di lantai.

Pemuda yang bangkit, tersenyum menyeringai mengikuti perintah majikan barunya.

"Ace! Kamu tidak apa-apa?" Tanya Carl cemas.

Namun, dengan cepat Ace menampik nya. Bangkit, berjalan ke samping Eric. Tapi bagaimana bisa Ace yang bagian kepalanya dipukul menggunakan botol wine baik-baik saja.

Itulah keuntungan berada di pihak predator ini(Eric). Pemuda yang seakan mengetahui watak sesama predator. Riwayat bipolar disorder Diego, membuat dirinya mengetahui akan mudah untuk memancing kemarahan Diego.

Karena itu, sebelum kedatangan Ace semua benda tajam dijauhkan dari jangkauan Diego. Kecuali Eric yang mendekat dengan membawa botol wine. Sudah pasti botol wine akan digunakan senjata oleh Diego untuk melukai Ace bukan? Botol yang terbuat dari gula, bukan kaca. Tidak mungkin dapat melukai Ace.

"Tangkap dia..." Eric tersenyum menyeringai. Menatap dingin, dengan Ace yang berada di sampingnya.

Bersamaan dengan itu, petugas kepolisian yang menyamar menangkap Carl dan Diego. Benar-benar tertangkap tangan, untuk kasus kesaksian palsu dan penyerangan serta kecerobohan yang menyebabkan kematian seseorang.

Segalanya direkam stasiun televisi.

"Eric! Kenapa!" Teriak Diego memberontak.

Memberikan kode agar wartawan mematikan kameranya. Eric mendekat kemudian berbisik."Karena aku ingin melipat gandakan uangku."

Benar-benar definisi bagaikan sosok iblis."Paman sudah tidak menyenangkan lagi untuk diajak bermain. Karena itu aku kembali pada sahabat terbaikku, Ace..."

"Br*ngsek!" Teriak Diego meronta-ronta masih dipegangi oleh petugas kepolisian.

"Tidak penasaran siapa yang membayar uang jaminan untukku?" Tanya Ace membuat pupil mata Diego bergetar.

"Ace, teman terbaikku. Jangan mengungkit-ungkit kebaikanku. Aku kan jadi malu." Eric tertawa kecil, kemudian melanjutkan kalimatnya."Bagaimana jika apartemen Diego menjadi milikmu saja. Semua hartanya akan menjadi denda pinalti bukan?" Bersamaan dengan itu senyuman memudar dari bibir Eric.

Matanya menelisik menatap keputusasaan dalam diri Diego. Tubuh pria yang awalnya percaya diri itu gemetar."I...itu uangku!"

"Itu uangku." Balas Eric.

"Karierku, nama baikku..." Teriaknya lagi.

"Karier Ace, nama baiknya. Pernahkah kamu memikirkan apa yang akan terjadi jika posisi kalian tertukar? Seluruh negeri mengetahui, bagaimana sifat asli chef Diego." Kata demi kata, untuk memastikan segalanya.

"Aggh!" Posisi kini berbalik, Diego diseret paksa ke dalam mobil polisi bersama Carl.

Mungkin tidak hanya Carl, tapi semua pekerja Wallet restauran akan menerima sangsi ringan, akibat membuat kesaksian palsu.

Entahlah apa yang akan terjadi.

"Inilah Ace, chef baru di restauran ini." Ucap Eric kala mengijinkan awak media kembali menyalakan kamera mereka.

Sebuah kegilaan. Hal yang membuat Luna tersenyum, bahkan tertawa. Orang ini iblis? Tidak lebih dari itu, bagaikan pedang dilumuri darah, milik malaikat.

*

Satu bulan setelah restauran mulai berjalan. Eric memutuskan untuk berlibur selama 4 hari. Pelanggan yang padat, akibat kasus di tempat ini. Selain itu, makanan selalu disajikan dengan sempurna, dengan citarasa yang tidak dapat ditemukan di restauran lain.

Konsep, pengaturan kerja, segalanya berjalan dengan baik.

"Paman masih berlibur." Keluh Ryu makan di restauran milik pamannya.

"Memang pamanmu berlibur kemana?" Tanya Luna antusias.

"Katanya bertemu dengan Foline. Entah siapa Foline, paman memang sedikit gila." Pemuda yang terberat badan 94 kg itu menghela napas.

"Jadi kamu tidak mengenal pacar Eric?" Kembali Luna bertanya tidak mengerti.

"Ada yang aku kenal, Veronica. Sudah putus, tapi paman punya pacar imajiner namanya Foline."

"Yes! Masih ada kesempatan!" Batin Luna, berimajinasi dapat menempel seumur hidupnya dengan Eric. Lonceng pernikahan yang berbunyi.

*

Tempat Eric berlibur saat ini? Tentu saja negara tempat Foline berada. Tidak mengetahui satupun informasi tentang mendiang istrinya. Kecuali nama lengkap dan isi dari buku diary yang ada dalam ingatannya.

Tanggal yang tertera di buku diary, jelas-jelas menyatakan Foline berada di cafe ini, tepatnya green cafe. Hari ini, bersama teman-temannya.

Menunggu, itulah yang dilakukan Eric dari pagi. Matanya menelisik setiap ada pengunjung wanita yang datang.

Apa dirinya harus bertanya pada satu persatu pengunjung siapa nama mereka?

Hingga tepat pada pukul 3 sore. Salah satu wanita menghampiri mejanya.

"Boleh kenalan?" Tanya sang wanita dengan nada lembut yang dibuat-buat.

"Tidak! Aku sedang menunggu istriku." Tegas Eric.

"Oh! Sudah punya istri. Ma... maaf..." Wanita itu terlihat bangkit sedikit menahan malunya.

Mengambil tas dari tempat teman-temannya duduk sebelumnya. Wanita yang benar-benar cantik, bahkan jauh lebih cantik dari Veronica. Harus menahan malunya, akibat ditolak sebelum cinta berkembang.

"Aku pulang duluan." Gerutu wanita itu.

"Pasti malu karena ditolak." Temannya mencibir.

Hal yang tidak begitu dipedulikan oleh Eric. Matanya tetap mengamati area sekitar. Mencari keberadaan Foline, bagaimana wajah Foline sebelum rusak. Hanya nada suara tidak percaya diri, sering menunduk dengan suara kecil yang diingatnya dari mendiang istrinya.

Wanita cantik yang keluar dari cafe. Pergi menahan malunya karena ingin berkenalan dengan pria beristri. Dengan cepat berlari ke halte kemudian menaiki bus, tidak peduli tujuannya kemana. Yang penting kabur.

Sedangkan Eric hanya menghela napasnya. Sampai saat ini Foline belum terlihat. Tapi apa sudah datang hanya dirinya tidak mengetahui. Apa wanita gemuk yang datang pukul 9? Atau wanita dengan bibir sumbing yang datang pukul 12.

Hingga, suara tawa terdengar.

"Gila! Foline malah mendekati pria beristri." Kalimat yang datang dari meja di dekatnya. Meja tempat wanita yang ingin berkenalan dengannya.

Dengan cepat Eric bangkit."Kalian bilang Foline?" tanyanya.

"Benar! Teman kami namanya Foline Winara. Dia teman SD kami, kebetulan kami ke ibukota jadi mengadakan reuni. Maaf, jika Foline tidak sopan dengan---" Kalimat wanita itu terhenti.

Kala menatap ke arah Eric yang pergi dari cafe dengan cepat setelah membayar. Wajahnya tersenyum, berlari ke arah yang dituju oleh Foline.

Hingga melihat wanita itu memasuki bus.

"Foline!" panggilnya berlari. Mengapa dirinya malah membuat kesan yang buruk di pertemuan pertama?

Benar-benar penulis sial bukan? Seharusnya author meletakkan name tag dengan nama Foline.

1
Tasnim thufaila Qotrunnada
😭😭
Yani Setyani
Hayo loh Eric...
Kenapa sih ga jujur aja ke Foline..
Yani Setyani
Humoris ya...
🤣🤣🤣🤣🤣
༄༅⃟𝐐Dena🌹
smoga di kehidupan ini kamu dilimpahi kebahagiaan foline 😁
yesi yuniar
bisa bikin eric makin gk PD nih sama foline
Inah Ilham
kaktus, ular derik adalah spesies penghuni gurun zahra, bener juga sih candaan papa T- rex
Tatiek Faruq
akhirnya up juga...
ternyata jalanmu masih berliku-liku Eric....
Mauijah Mauijah
tumben kompak 🤣
Nur Wahyuni
haduhhh... si Enric salah deh memperkenalkan eric kaya gitu.. foline blm apa2 udah takut kan jadinya.. mestinya ngenalinnya putranya baik hati kaya security itu 😁😁
Eka suci
Erik bukan cuma merubah takdir orang lain atau memperbaiki takdir nya, di masa lalu dia di masukkan ke RSJ tempat bertemu dgn foline tapi dia tetap sakit , sekarang dia harus sekuat tenaga menyembuhkan trauma fisikisnya, jujurlah pada ayahmu tentang regresimu agar kamu benar benar dibantu
Abimanyu Rara Mpuzz
wih makin syahdu bae
Yusry Ajay
ga sabar nunggu up lg🤗
Yusry Ajay
lanjut KK Thor 👍
_arjunnainun__
haaaaa... ngga sabar saat terungkap jika eric adalah anaknya enric... lanjuut kaka kooo
Yani Setyani
Nunggu reaksi foline...
Andai kau tau....
😅😅😅😅😅
Yani Setyani
Asli garing becandamu, pak..
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
yesi yuniar
benar2 ayah yg pengertian, tahu banget keinginan putranya 🤗
Nur Wahyuni
waah kayanya zahra sama emaknya bakalan jelek2in foline nih biar tetep sama security 😃😃😃
RahaYulia
aku rasa tadinya enric cerita bgtu tjuannya spy foline terkesan dg anaknya tp apalah daya foline sdh tertawan dg pesona eric. yg manis polos sederhana baik dn lmbut🤣🤣😁
Rosita Ros
hahahah aduh ya ampun Eric"
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!