Pernikahan yang yang sudah berlangsung selama 2 tahun harus kandas begitu saja ketika Ela mengetahui suaminya Dayu yang mempunyai wanita lain yang dimana wanita itu bekerja sebagai pelayan dirumahnya
Ela meminta Dayu untuk menceraikannya dan ia berencana untuk membalas semua perbuatan Dayu dengan menikah dengan Salman yang tak lain adalah Kakak Dayu.
Apakah rencana Ela akan berhasil untuk membalas perbuatan Dayu atau ia malah akan jatuh cinta kepada Salman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Setelah mendapatkan kabar dari istrinya, Salman langsung menghubungi Dayu dan memintanya untuk segera ke Perusahaan.
Sesampainya di perusahaan, Dayu segera menuju ke ruangan kerja Salman.
Salman melihat kedatangan Dayu dan ia langsung memintanya untuk duduk.
"Ada apa kamu mencari istriku? Bukankah kamu sudah tahu kalau Ela sekarang telah menjadi istriku" Salman langsung duduk dihadapan Dayu.
"Kak, kenapa harus Ela yang menjadi istri kakak? Ceraikan dia, aku berjanji akan mencarikan wanita yang pantas untuk Kak Salman" Dayu masih saja bersikeras meminta Salman untuk meninggalkan Ela.
Dayu mengatakan kalau Ela lebih pantas jadi pelayan Salman.
Salman langsung bangkit dan ia menghampiri Dayu yang sedang menjelekkan Ela.
Bugh
Bugh
Bugh
Suara pukulan yang dilayangkan oleh Salman ke wajah Dayu.
Salman menjatuhi skorsing selama dua Minggu kepada Dayu dan setelah itu ia akan memindahkan Dayu ke kantor cabang.
"Jangan ganggu istriku atau aku tidak segan-segan untuk melakukan apa yang tidak kamu inginkan" ucap Salman yang kemudian meminta Dayu untuk segera keluar dari ruangannya.
Dayu langsung keluar dari ruangan kerja Salman dan ia tidak terima jika di perlakukan seperti itu.
Salman kembali duduk dan melanjutkan pekerjaannya.
Tok
Tok
Tok
Sekertaris pribadi Salman mengatakan kalau Tuan Markus ingin bertemu dengannya dan sekarang ia sedang berada di lantai bawah.
Salman mempersilahkan sekretaris pribadinya untuk membawa Tuan Markus keruangannya.
Tak berselang lama Tuan Markus datang dan masuk kedalam ruangan Salman.
"Tuan Markus kenapa tidak memberitahukan aku kalau mau kesini?" tanya Salman kepada salah satu kliennya.
"Aku kesini hanya ingin memberikan undangan ulang tahun putriku Casandra" jawab Tuan Markus.
Tuan Markus meminta Salman untuk datang ke ulang tahun putrinya yang akan diadakan di rumah Tuan Markus yang ada di kota M.
Setelah mengobrol panjang lebar, Tuan Markus berpamitan kepada Salman dan ia mengingatkan lagi agar besok ia datang ke ulang tahun putrinya.
Salman menganggukkan kepalanya dan ia berjanji akan datang.
Jam menunjukkan pukul 7 malam dan waktunya Salman untuk segera pulang ke rumah. Ia sudah tidak sabar bertemu dengan istrinya yang begitu menggemaskan.
Dan seperti biasanya Salman berhenti untuk membeli makanan kesukaan istrinya.
Setelah selesai membelinya sama kembali melajukan mobilnya menuju ke rumah.
Sesampainya di rumah Salman segera masuk ke dalam kamar.
"Sayang, Mas...." Salman langsung menghentikan ucapannya saat melihat istrinya yang sedang memegangi perutnya.
"Kamu kenapa? Ayo kita ke dokter saja" ajak Salman yang sangat khawatir dengan keadaan istrinya.
Ella menggelengkan kepalanya dan ia mengatakan kalau hanya sakit perut biasa.
Salman meminta istrinya untuk tidak berbohong, jika sakit bilang saja sakit karena Salman tidak mau nanti malah kenapa-napa.
"Iya Mas aku tidak apa-apa" ucap Ela.
Kemudian Ella meminta suaminya untuk segera mandi.
Ella segera bangkit dari tempat tidur dan menuju ke dapur.
"Nyonya sudah enakan?" tanya Bi Ningsih yang dari tadi melihat Ela sedang mengalami kram.
"Sudah Bi, jangan sampai Mas Salman tahu kalau perutku kram" pinta Ela yang tidak mau jika suaminya khawatir dengannya.
Mau tidak mau Bi Ningsih menganggukkan kepalanya dan akan merahasiakannya kepada Salman.
Salman yang sudah selesai mandi langsung turun menuju ke dapur.
"Sayang, Mas tadi membelikanmu burger dan es buah" ucap Salman.
Ela menunjukkan burger yang sedang ia makan dan ia meminta suaminya untuk segera duduk di kursi makan.
Salman memanggil Bi Ningsih dan bertanya apakah istrinya tadi sakit.
"Tidak Tuan, Nyonya baik-baik saja" jawab Bi Ningsih.
Kemudian ia meminta Bi Ningsih untuk kembali ke dapur.
"Bukankah aku sudah bilang kalau aku tidak sakit" ucap Ela.
"Iya sayang, maafkan Mas yang terlalu khawatir dengan keadaan kamu" Salman kembali melanjutkan makannya.
Setelah selesai makan Salman mengajak istrinya untuk duduk di ruang keluarga.
"Kemarilah sayang, Mas sangat merindukanmu" Salman menarik tangan Ela agar duduk di sampingnya.
Ela melirik ke arah suaminya yang tidak seperti biasanya.
"Ada apa Mas?" tanya Ela.
Salman mengeluarkan undangan ulang tahun putri Tuan Markus dan ia berencana untuk mengajak Ela.
"Mas Salman saja yang pergi, aku dirumah saja" ucap Ela yang masih malu kalau diajak menemui klien suaminya.
Ela juga meminta kalau di undangan tertulis hanya Salman saja, ia merasa tidak enak jika harus datang ke ulang tahun putri Tuan Markus.
"Baiklah Mas tidak akan memaksamu tapi janji jangan pergi kemana-mana" pinta Salman.
Ela menganggukkan kepalanya dan ia berjanji tidak akan kemana-mana.
Mereka berdua melanjutkan obrolannya sampai tidak sadar jika sekarang sudah malam.
Kemudian Salman mengajak istrinya untuk segera pergi tidur.
Keesokan harinya dimana Ela sudah bangun dan menyiapkan pakaian kerja suaminya.
"Mas Marshall ayo bangun, sekarang sudah jam lima pagi" ucap Ela sambil mencium bibir suaminya.
Mendapatkan serangan fajar dari istrinya, Salman langsung membuka matanya.
Salman menarik tangan Ela sampai terjatuh di atas tubuhnya.
"Apakah kamu ingin menggodaku sayang?" Salman membalas ciuman yang diberikan oleh istrinya tadi.
"Mas sekarang sudah jam 5, lekas mandi dan segera sholat subuh" pinta Ela.
Salman pun langsung bangkit dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi.
Melihat suaminya yang sedang mandi, Ela turun kebawah untuk menyiapkan sarapan yang sudah dimasak oleh Bi Ningsih.
"Selamat pagi Bi" sapa Ela yang melihat Bi Ningsih sedang memasak nasi goreng.
"Pagi Nyonya"
Ela mengambil cangkir untuk membuatkan kopi untuk suaminya.
Salman sangat suka dengan kopi buatan Ela yang menurut Salman rasanya berbeda dengan yang lain.
Tak lama kemudian Salman sudah siap dan ia turun menuju ke ruang makan.
"Ini mas kopinya" ucap Ela sambil memberikan cangkir kopi ke suaminya.
Salman menghirup aroma kopi buatan istrinya yang selalu membuatnya tidak bosan.
Setelah menyeruput kopinya, Salman menikmati sarapannya.
"Sayang terima kasih sudah hadir di hidupku" ucap Salman sembari menikmati sarapannya.
Ela menganggukkan kepalanya dan ia juga mengucapkan hal yang sama dengan apa yang dikatakan oleh suaminya.
Baru kali ini Ela mendapatkan pujian dari seorang lelaki yang sekarang sudah menjadi suaminya.
Hampir saja Ela menitikkan air matanya karena terharu.
Setelah selesai sarapan Salman berpamitan dengan istrinya.
"Mas berangkat kerja dulu sayang, ingat jangan kemana-mana" ucap Salman.
"Iya Mas, Aku tidak akan kemana-mana"
Salman mencium kening istrinya dan setelah itu ia masuk kedalam mobil.
Ela melambaikan tangannya saat melihat suaminya yang sudah berangkat kerja.
Bi Ningsih memanggil Ela untuk segera masuk kedalam rumah.
Ela masuk ke dalam kamarnya dan ia menghidupkan ponselnya untuk melihat berita terkini.