Tak di sangka tak di duga,mereka yang dulu awalnya bermain bersama,bersekolah di sekolah yang sama kini menjadi sepasang suami istri.
Namun bukan restu yang menghalang mereka melainkan perasaan,kedua nya bahkan tidak sadar saling mencintai hingga sama sama merasa kehilangan.
Ria Maheswari,Dendy Prasetya akan kah lamaran Dendy berujung ke pelaminan atau hanya cinta yang beda perasaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 13 Mengulang
Setelah dirumah Wara meminta Ria untuk menghubungi Dendy supaya datang,namun sayang Dendy hari ini ada janji temu dengan teman teman yang lain.
"Lo bisa kapan Den?". Tanya Ria via telepon.
"Nanti di atur" jawab Dendy singkat.
"Gak usah sok sibuk,Lo tanggung jawab sama Ayah.Gue gak mau tahu,ini kan yang Lo pengin,dari dulu gua udah bilang ja..."
"Husssstttt!!! Gue tanggung jawab Ri,nikahin lu hari ini aja ayo gue siap!" kekehan terdengar dari sebrang sana Ria cemberut seketika.
"Tau ah Den,pokok nya sepulang Lo dari sana atau kapan.Ayah pengin ketemu Lo!!" ucap Ria menyerah,Dendy terdengar sepi disana namun ia sendiri mengaku sedang bertemu teman teman yang lain.
"Iyaa..."
"Ya sudah gue matiin!"
Sambungan di akhiri oleh Ria.
Ketemu teman,teman siapa sih.Heran gua,suara nya aja terdengar sendiri dan tak ada yang lain.Ngaku ngaku doang!
Gumam Ria,ia tidak penasaran namun bagaimana nanti jika Ayah nya menanyakan Dendy kembali sedangkan Ria belum tahu pasti lelaki itu akan kemari.
.
.
.
Keesokan dua hari berlalu...
Sudah melewati hari dan Dendy belum juga datang ke rumah,terpaksa pagi pagi setelah mandi Ria akan mendatangi rumah Dendy,ia tidak mau ayah nya terus menerus salah paham dan menanyakan hal yang sama setiap hari nya.
Tap
Tap
"Tidak sarapan dulu?" ucap Ibu Aela pada Ria,namun gadis itu menggeleng.
"Ibu sudah telepon mba mu,pakai saja mobil ayah dari pada naik taxi online!" tutur wanita tua itu lagi.
Ria yang sedang duduk di sofa memakai sepatu hanya mengangguk.
"Aku jalan kaki saja Bu, lagi pula nanti mampir dirumah Dendy!" jawab Ria.
Aela pun mengedikan bahu,strawbery di meja makan Ria comot sebelum melangkah ke pintu utama.
Hanya selisih dua blok tapi lumayan juga jika harus berjalan,Ria membeli dua kotak panjang brownies toping matcha dan satu lagi toping coklat berhias buah ceri tangkai di atas nya.
Memencet bel di pintu gerbang pertama ada Pak security,ia pun di persilahkan masuk karena lelaki itu pun tahu siapa Ria.Lalu akan memencet bel di pintu utama ia enggan karena pintu terbuka namun terasa sepi.
Ria mengucapkan salam,perlahan kaki nya melangkah.
"Permisi!!! Tante... Om.. Dendy..." tak ada sahutan sekali pun.Ria pun berjalan semakin dalam hingga ia dikejutkan oleh asisten rumah tangga berlari dari ujung.
"Bude?" ucap Ria.
Terlihat wanita yang kisaran umur empat puluhan itu tersengal bernapas.
"Bude kenapa?" tanya Ria lagi.Ia berusaha membantu asisten rumah tangga itu berdiri tegak.
"Itu mbak Ria,ini ehmmm itu loh mbaa..."
Ria menepuk lembut punggung asisten rumah tangga Dendy.
"Pelan pelan Bude!"
"Mas Dendy seperti orang ngamuk di kamar,badan nya menggigil dan wajah nya merah Bude takut!" ucap art itu.
Mendengar nya Ria terkejut,tanpa permisi dan banyak omong ia berjalan cepat.
"Mba Ria,biarkan tidak usah.Kata Bapak biarkan saja!"
Langkah Ria berhenti,ia pun menoleh pada art di belakang.
"Biarkan mba Ria,tidak usah kesana!"
Ria diam sejenak,ia menyelami isi dalam kepala nya.Pikiran nya mengarah ke hal yang berbeda.
Semoga saja dugaan ku ini salah.
Tidak menghiraukan ucapan art Ria pun kembali melangkah ke kamar Dendy.Ia tidak peduli akan bagaimana nantinya karena ia sendiri tidak tahu keadaan lelaki itu yang sebenarnya.
Dugaan nya belum pasti jika ia tidak melihat sendiri.
Ceklek!!!
.
.
.
Bukan hanya Ria yang sedang berdebar melihat keadaan Dendy.Sepasang suami istri yang beberapa kali memadu cinta pun masih meringkuk di bawah selimut tebal nya.
Raka benar benar menguasai hak nya atas Nia,wanita yang sudah tak gadis lagi itu masih terpejam dengan beralas lengan yang kekar.
Kegiatan malam tadi terulang lagi setelah subuh.Beberapa hari ini benar benar membuat tulang nya remuk redam,Raka menghabiskan waktu untuk selalu meminta.Bagaimana keadaan Nia,jangan ditanya.Menjaga sentuhan yang intim dengan Raka adalah komitmen nya saat dahulu pacaran,Ibu Aela selalu mewanti wanti Nia untuk tidak melakukan hal yang menimbulkan dorongan kegiatan di luar batas.Pada akhirnya seperti ini lah Raka,merasa memiliki hak dan menguasai seluruh apa yang ada di diri istrinya Nia.
"Sudah siang sayang bangun!" ucap Raka,kecupan singkat mendarat di kening nya.
Nia hanya menggeser kepala saja karena ia masih mengantuk.
"Nia istri ku sayang yang ter cantik,bangun sendiri atau mau mas gendong ke kamar mandi?" ucap Raka mengulas senyum.
Nia pun tak kalah,ia juga mengulum senyum nya.Tersipu malu dan mengusak wajah nya ke bantal.
Mengetahui itu Raka menyingkirkan anak rambut Nia ke belakang telinga.
"Bangun sendiri atau aku yang membawa mu ke kamar mandi untuk mengulangi lagi?!" bisik nya lirih,dan sukses membuat Nia menggeleng.
Wanita itu pun beranjak menarik selimut untuk menutupi tubuh nya.Memang tidak adil,Nia tidak sehelai pun benang menempel di tubuhnya namun Raka masih tetap bisa memakai boxer nya.
Masuk ke dalam kamar mandi tanpa Raka,lelaki itu juga keluar dari kamar.Hal yang rutin ia lakukan setelah menikah menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri dan Nia,walau hanya satu tangkup roti panggang atau sereal,ia sudah terbiasa melakukan nya.
.
.
.
To be continue