Aiko seorang gadis cantik yang memiliki garis keturunan orang jepang pindah ke Indonesia untuk melanjutkan sekolahnya di Indonesia karena urusan pribadi keluarganya.
Aiko pindah sekolah saat menduduki bangku kelas 3 di SMAN Rubinium. Saat pertama kali masuk sekolah, Aiko menjadi pusat perhatian karena memiliki paras yang cantik. Kulitnya yang putih dan tubuhnya yang ideal membuat para gadis iri melihat tubuhnya yang begitu sempurna.
Aiko di sukai oleh banyak laki-laki di sekolahnya dan tidak jarang ada orang yang menyatakan perasaannya. Tapi semuanya di tolak oleh Aiko karena ia ingin berfokus pada masa depan dan karirnya.
Awalnya ia mengira kehidupan sekolahnya di Indonesia akan baik-baik saja dan berjalan seperti biasanya. Tapi kejadian-kejadian aneh mulai bermunculan, gangster, tawuran, geng motor, dan hal-hal aneh lainnya.
Sampai suatu kejadian yang tidak pernah diperkirakan muncul dan menimpa Aiko. Aiko terpaksa menikahi seorang murid laki-laki yang sekelas dengannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. Novri Al-zanni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keegoisan
Hari-hari telah berlalu begitu saja, sudah seminggu telah berlalu sejak kejadian sebelumnya. Sudah seminggu juga Aiko tidak masuk sekolah karena sakit. Arya ingin membawanya ke rumah sakit agar ia bisa diobati dengan benar di sana.
Tapi Aiko menolak dengan alasan agar orang tuanya tidak tahu kalau Aiko sedang terluka. Aiko tidak ingin membuat kedua orang tuanya sedih melihat anak perempuannya terluka. Oleh karena itu Arya membeli banyak obat-obatan untuk Aiko agar cepat sembuh.
Malam harinya saat mereka bersiap-siap untuk segera tidur. Arya datang dengan membawa bubur yang ia masak sendiri untuk Aiko. Wajah Arya terlihat jelas sangat mengkhawatirkan Aiko, bahkan ia tidak bisa tersenyum dan hanya menunjukkan raut wajah cemberut saat melihat Aiko.
"Kau memasakkan aku bubur lagi? sudah seminggu aku makan bubur!" ucap Aiko yang sudah lelah karena makan bubur selama seminggu.
Namun ini adalah yang terbaik menurut Arya untuk orang sakit. "Jangan lupa di makan, kalau kau butuh apa-apa jangan berteriak memanggilku. Telpon saja aku menggunakan ponselmu" ucap Arya sambil meninggalkan kamar Aiko.
Sejak kejadian itu, ketika Roy mengatakan hal-hal yang membuat Arya tertekan. Arya mulai menjauhi Aiko perlahan-lahan dan sudah tidak lagi tidur satu ranjang. Kata-kata Roy telah menyelimuti pikirannya hingga Arya terus memikirkannya.
"Tunggu Arya ..." ucap Aiko sambil menjulurkan tangannya.
Arya langsung berbalik badan dan menatap Aiko dengan wajah sedih. "Ada apa Aiko?" ucap Arya dengan lembut.
"Kenapa kau selalu menunjukkan wajah sedihmu itu?" tanya Aiko.
Arya tidak ingin menjawabnya, dia hanya menjadi, "Tidak apa-apa". Kemudian setelahnya Arya segera pergi meninggalkan kamarnya dengan cepat. Tapi Aiko masih penasaran dengan apa yang dia pikirkan, hingga akhirnya ia berteriak dan itu membuat perutnya sakit karena bekas luka yang di akibatkan oleh Roy.
"Awwwwww!!" teriak Aiko sambil meringis kesakitan dan memegang perutnya.
Arya langsung berlari dengan cepat kembali menuju ke kamar Aiko. Wajahnya terlihat seperti habis melihat hantu, seketika Aiko yang melihatnya langsung paham dengan apa yang ia pikirkan. Raut wajah Arya terlihat sangat khawatir namun ia juga sedih karena harus dirinya lah yang merawat Aiko.
"Bagian mana yang sakit? Aku sudah bilang kepadamu untuk tidak berteriak memanggilku!" ucap Arya yang wajahnya terlihat sedikit kesal.
"Aku hanya, aku hanya ingin mendengar jawabanmu, jadi itu salahmu! Aww" ucap Aiko sambil menahan rasa sakitnya.
Arya terdiam sejenak hingga akhirnya ia menjawab, "Aiko ... Ayo kita cerai" ucap Arya yang membuat Aiko terdiam kebingungan.
Wajah Arya terlihat sangat tertekan sekali, hari demi hari semenjak ia mendengar ucapan Roy kepadanya. Kata-kata Roy benar-benar telah mempengaruhi jiwa dan pikiran Arya hingga saat ini. Namun di sisi lain saat Arya berkata begitu, ia sebenarnya tidak ingin melepaskan Aiko karena ia sudah terlanjur mencintainya.
Aiko sama sekali tidak merespon apa yang baru saja dikatakan oleh Arya. Aiko sendiri juga bingung harus berkata apa kepada Arya untuk menjawabnya. Tidak mungkin bagi Aiko harus cerai dengan Arya saat ini karena dirinya sedang terluka.
Kalau hubungan ini harus bercerai sekarang, maka luka yang didapatkan Aiko akan ketahuan oleh orang tuanya, itulah yang dipikirkan oleh Aiko. Tapi entah kenapa Aiko sedikit merasa heran kepadanya. Ia masih tidak bisa mengerti kenapa ia tetap bertahan dalam hubungan suami istri yang tidak jelas ini, dan juga mengapa dirinya menyelamatkan Arya ketika itu.
"Kau ingin mencampakkan ku saat aku sedang sakit, begitu?" ucap Aiko dengan wajah datar sambil menatap Arya dengan tajam.
Arya sedikit terkejut mendengar hal itu, "Bu-bukan begitu, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya ... Aku ..." mata Arya berkaca-kaca dan ia tidak bisa menyelesaikan perkataannya.
Perlahan-lahan air mata yang sudah ia tahan sejak tadi mulai mengalir dari air matanya. Kemudian tangisan Arya menjadi pecah dan pada akhirnya ia menunjukkan perasaan yang ia rasakan sebenarnya. Arya menangis sambil duduk dihadapan Aiko dengan kencang.
"Aku hanya tidak ingin membuatmu menghabiskan sisa hidupmu dengan sia-sia. Hanya itu! Hanya itu saja!" ucap Arya yang membuat hati Aiko tersentuh.
Aiko membuang wajahnya dan ia mulai berpikir kalau selama ini dirinya adalah orang yang egois. Selama ini Aiko hanya memikirkan dirinya sendiri dan tidak pernah memikirkan Arya. Padahal sampai saat ini yang ada dipikiran Arya hanya tentang demi kebaikan hidup Aiko.
"Lalu bagaimana denganmu? Kenapa kau tidak pernah memikirkan dirimu sendiri?" ucap Aiko.
"Jangan pedulikan aku ... Aku hanya sampah yang telah menciptakan kejadian ini" ucap Arya sambil mengusap-usap air matanya.
"Jadi kau mengakui kalau semua ini adalah salahmu?" tanya Aiko dengan suara datar.
"Iya ... Ini semua salahku, kita menjadi seperti ini karena salahku. Oleh karena itu aku tidak ingin membuatmu merugi lagi karena harus menghabiskan waktumu yang berharga hanya untuk hidup berdampingan dengan orang sepertiku" ucap Arya sambil menahan tangisnya lagi.
Aiko terdiam sejenak dan berpikir apa yang dikatakan oleh Arya adalah benar. Walaupun Aiko masih sebal dan kesal karena semua kejadian ini adalah salahnya. Tapi Aiko sepertinya merasakan sesuatu yang berbeda dari lubuk hatinya yang terdalam.
"Bagaimana menurutmu jika kita tetap menjadi suami istri lebih lama lagi?" ucap Aiko sambil membuang wajahnya.
Arya terkejut dan terdiam sejenak, "A-apa maksudmu?" ucap Arya yang tidak mengerti.
"Jawab saja! kenapa kau tidak pernah menjawab pertanyaan yang ku tanyakan padamu!" teriak Aiko dengan sebal.
"Ma-maafkan aku ... Tolong jangan berteriak lagi aku akan menjawabnya. Kurasa tidak ada untungnya bagimu untuk tetap bersama ..."
Tiba-tiba saja saja Aiko langsung memegang wajah Arya dengan kedua tangannya. Much, Aiko langsung menyambar Arya dengan ciuman langsung ke bibirnya. Arya hanya bisa terdiam membatu dan tidak dapat menyelesaikan perkataan sebelumnya.
"A-apa ... A-apa yang baru saja kau lakukan?!" ucap Arya yang wajahnya memerah karena tersipu malu.
Setelah Aiko mencium Arya, ia langsung membalikkan tubuhnya dan berbaring di kasur sambil menutupi dirinya dengan selimut. "Jangan katakan apa-apa! Cepat pergi dari kamarku!" teriak Aiko dari dalam selimut.
Arya menurut dan segera pergi, tapi ia melihat buburnya belum dimakan dan masih ada di meja. "Baiklah, tapi kau belum memakan buburnya" ucap Arya.
Aiko menjadi sangat kesal dan ia ingin berteriak tapi tidak bisa karena perutnya akan sakit jika ia berteriak. Akhirnya ia mengeluarkan kepalanya dari balik selimut dan melotot ke arah Arya. Wajahnya terlihat sangat merah karena ia juga malu apa yang telah ia perbuat kepada Arya.
"Aku ... Akan ... Memakan ... Buburnya ... Nanti!" ucap Aiko sambil melotot kesal.
"Ba-baiklah kalau begitu, aku pergi dulu" ucap Arya sambil terburu-buru keluar dari kamar Aiko.
Aiko merasa bahwa ada yang salah dengan dirinya karena telah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak ia lakukan. Malam itu juga, Aiko tidak bisa tidur karena terus memikirkan perbuatan bodoh yang telah ia lakukan. Sementara itu pikiran Arya juga dipenuhi dengan berbagai pertanyaan.
Arya terbaring di atas kasur sambil menatap langit-langit dengan mulutnya yang menganga lebar. Arya tidak bisa mengalihkan pikirannya dari apa yang baru saja terjadi padanya. Pada akhirnya mereka berdua tidak bisa tidur dengan baik malam itu.
gabung yu di GC Bcm
kita d sn akan belajar brg mengenai teknik nulis. sama Kaka mentor senior
JD ckup follow me
maka Kaka akan dpt undangan thx.