Dengan dalih untuk menghindari dosa , suaminya menikahi lagi wanita lain.
Sungguh Karenina tidak habis fikir , apa yang kurang dalam dirinya. Menjadi istri yang patuh pada suami sudah ia lakukan , tapi ternyata itu masih saja kurang di mata Arga Dewantara.
Karenina tidak tau , apa ia harus bertahan atau melepas kesakitan dalam hatinya....ia lelah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahyoeni"23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Bab 17
Sampai di rumahnya Kiran membuka dan menutup pintu dengan kasar.
Brakkk....
Ia juga melempar tas miliknya begitu saja.
Mas Arga bagaimana sih , kok bisa rumah sebesar itu milik Nina , sialan, aku kembali di permalukan......lalu Mas Arga punya apa , mobil saja masih kredit , masih lama lunasnya ...sebal..sebal...sebal..
" Bisa pelan enggak sih Ran , ini rumah orang , kalau rusak kamu harus tanggung jawab ".
" Makanya beliin aku rumah , minimal kayak punya Nina lah , kalau bisa ada tingkatnya....aku juga istri kamu, jangan hanya Nina yang kamu belikan rumah ".
" Siapa yang membelikan Nina rumah?? Sudah aku bilang tadi itu rumah Nina , dengar baik - baik Ran...Ru-mah Ni -na ".
" Aku tidak percaya Mas , kamu jangan coba membohongiku , uang dari mana Nina sampai bisa beli rumah sebesar itu ".
Rumah Nina memang tidak tingkat , tapi rumah itu cukup besar dengan halaman yang cukup luas. Lingkungannya asri , dan sangat nyaman , Kiran sudah merasakannya.
" Terserah mau percaya atau tidak, bahkan perabotan dalam rumah itu Nina semua yang beli , aku sama sekali tidak ikut andil ".
" Tentu saja Nina yang beli , tapi uangnya kan dari kamu Mas ".
Arga sampai mengusap wajahnya kasar ...sulit sekali memberi pemahaman pada Kiran. Sejujurnya ia malu , karena rumah itu adalah pemberian kedua orang tua Nina hasil menjual sawahnya.
Sebagai suami harga dirinya sudah ternoda , namun apa daya , uangnya sudah terpakai banyak untuk acara pernikahannya dengan Nina.
Hingga ia terpaksa menerima hadiah dari mertuanya, dari pada harus hidup campur bersama mertua atau kedua orang tua Arga.
" Mending kamu buat makanan Ran , jangan bahas tentang rumah Nina lagi !".
" Mas lupa kalau aku tidak bisa masak , beli sajalah...mana uangnya ".
" Ini nih yang bikin uang kita tidak bisa kumpul , untuk makan saja harus beli terus , boros kamu Ran , mau beli rumah pakai apa hah ?? Pakai daun ?".
" Aku itu pekerja kantoran, wajar kalau tidak bisa memasak Mas ".
" Perasaan yang kerja kantoran itu bukan hanya kamu Ran , kamu tau si Randi , istrinya juga kerja , tapi Randi masih bisa bawa bekal buatan istrinya ".
" Bilang saja kamu malas Ran ".
" Kamu.bilang apa Mas ??". teriak Kiran.
Arga memilih masuk ke kamar mandi , kemudian Arga langsung keluar rumah tanpa sepengetahuan Kiran. Ia akan mencari makanan untuk mengisi perutnya yang sudah menahan lapar sejak di rumah Nina.
Saat di rumah Nina tadi perutnya makin keroncongan , karena ia mencium bau masakan Nina yang begitu harum.
Mau memintanya ?? Tentu saja Arga tidak berani, ia masih punya malu...padahal ia sangat merindukan masakan buatan mantan istrinya itu.
" Kenapa hidupku jadi begini , mau makan saja aku harus nyari keluar, biasanya aku tinggal makan semuanya sudah tersedia di meja makan ".
Setelah berpisah kini Arga baru menyadari betapa Nina tidak bisa di bandingkan dengan Kiran , Nina jauh di atas Kiran.
Karena lapar dengan cepat Arga menghabiskan makananya , mau enak atau tidak , ia seperti tidak merasakannya , yang penting perutnya kenyang....soal rasa ia tidak perduli , pikirannya masih kacau berat sebelum Nina mau kembali padanya.
Bukan hanya soal makan , tidur pun ia tidak nyenyak, bayangan saat bersama Nina terus melintas di otaknya.
Saat bersenggama dengan Kiran pun kini terasa hambar , padahal tadinya ia sangat menggebu saat melakukannya waktu itu , bisa di bilang hampir tiap hari Arga dan Kiran melakukannya, itupun tidak cukup hanya sekali.
Kini Arga tengah berfikir , entah bagaimana rumah tangganya dengan Kiran kedepannya nanti , ia memang setengah hati menjalani pernikahannya dengan Kiran , cinta terbesarnya masih untuk satu wanita yaitu Nina....cinta pertamanya.
Kabar tentang perceraian Arga dengan Nina dan juga pernikahannya dengan Kiran kini sudah tersebar di kantor tempatnya bekerja.
Tentu saja banyak yang menyayangkan perbuatan Arga itu , melihat Kiran yang agak sombong dan merasa paling cantik, membuat mereka banyak yang mengatai keduanya.
Seperti saat ini di kantin....mereka bergunjing tentang Kiran dan Arga , bahkan mereka tau ada Kiran di sana....mereka memang sangat sengaja.
" Kayaknya enggak wajar deh , pasti Pak Arga di pelet sama Kiran , istrinya Pak Arga sangat cantik loh ".
" Iya benar, apa Pak Arga matanya buta , sampai mau sama si Kiran yang gayanya naudzubillah , cantik sih ,body juga oke tapi kalau kelakuannya minus buat apa ".
" Kayaknya Pak Arga terperosok ke dasar jurang dan susah kembali ".
" Aku dengar Mbak Ninanya tidak mau di ajak rujuk ".
" Baguslah, berarti Mbak Nina masih jernih otaknya , kalau aku juga mana sudi buat kembali , selingkuh itu penyakit, susah sembuhnya , kalian bisa lihat, istri sudah secantik itu masih saja di selingkuhi....apa kabar kalau istrinya seperti kita ya ".
" Beruntung suamiku setia ".
" Setia....setiap tikungan ada...ha...ha...ha...". Mereka semua tertawa habis menggibah Arga dengan Kiran.
Kiran yang mendengar gunjingan teman - temannya merasa marah , ia mengepalkan tangannya. Dengan langkah cepat ia menghampiri meja teman - temannya itu.
Brakkk......Kiran menggebrak meja itu dengan kedua tangannya.
" Kalian membicarakan aku ?".
" Iya kenapa ?"
" Berani ya kalian bergunjing di belakangku " .
" Kami bicara di depanmu Ran bukan di belakang kamu ".
Kiran makin kesal dengan jawaban dari temannya , sepertinya tidak ada yang takut padanya, mereka yang ada di sana pun tidak ada yang mau membelanya.
" Aku akan adukan kalian pada pemimpin perusahaan ini biar kalian semua di pecat ". Ucap Kiran merasa ia bisa menang dari teman - temannya.
" Adukan saja kalau kamu masih punya muka Ran , kita lihat , siapa yang akan di pecat, kami atau justru malah kamu yang akan di pecat, karena kamu yang berselingkuh dan membuat kegaduhan di kantor ini ". Tantang teman sekantor Kiran.
Mereka semua akhirnya bangun , dan menatap Kiran dengan senyuman sinis .
Kiran yang merasa semua orang memojokkannya akhirnya ia pun memilih untuk pergi dari kantin...dengan kekesalan yang memuncak.
Ia mendatangi Arga bermaksud untuk mengadu, tapi jawaban dari Arga sungguh di luar nalarnya.
" Jangan cari masalah Ran , lagi pula yang di katakan oleh mereka semuanya benar , aku dan kamu memang berselingkuh, jadi terima saja ".
" Enak saja , bukannya kita saling mencintai Mas , mana letak kesalahan kalau dua orang lawan jenis saling jatuh cinta Mas ".
Seperti biasa, Kiran tidak mau di salahkan....menurutnya ia selalu benar.
" Kamu harus menegur mereka Mas , kalau perlu pecat aja mereka semua ".
" Kalau ngomong itu di pikir dulu Ran , mecat mereka....kamu kira aku yang punya perusahaan hah ?". Justru Arga takut kalau Kiran membuat keributan bukan berarti akan berbalik dirinya dan Kiran lah yang akan di pecat.
" Dasar suami tidak berguna ". Ucap Kiran langsung keluar dari ruangan Arga
Bersambung.....
Jangan lupa dukungannya ya....🙏😘
Mergo di tinggal rabi ro mantan ne 😆