Arsyila Maharani harus terpaksa melalui hari- hari yang sulit, hanya karena sebuah kesalahan satu malam yang di luar kendalinya.
Arsyila menjadi korban dari bos tempat Ia bekerja yang pada saat itu sedang terpuruk, kehilangan mahkota yang sangat berarti dua hari sebelum pernikahan mereka.
Mampukah Arsyila melalui hari- harinya ke depan, bukan hanya masalah dari keluarga nya dan juga masyarakat yang memandang dirinya hina.
Bagaimana Ia menghilangkan rasa trauma berat dalam hidupnya, apakah ada cinta tulus yang akhirnya menghampiri nya. Yuk simak kelanjutan nya disini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Rangga
Arsy mengelus ranjang yang Ia duduki saat ini, menunggu Rangga selesai dengan aktivitas mandinya.
Malam ini mereka akan menyatu setelah minggu lalu Rangga mengucapkan ikrar pernikahan dengan nya, rasa was- was itu semakin terasa.
Detik demi detik berlalu seolah Arsy tengah menunggu malaikat maut yang siap menjemputnya sebentar lagi.
Rangga keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk sebatas pinggang, pandangannya tertuju pada wanita yang begitu di cintainya itu, seolah objek lain adalah benda kasat mata.
" Sayang, Mas sudah menantikan ini selama 3 tahun lamanya. Akhirnya setelah banyaknya drama yang sudah kita lalui, kita bisa sampai di titik ini. Apakah kamu sudah siap menjadi milik Mas sepenuhnya. "
Rangga tersenyum tipis kala Ia merasa tubuh Arsy sedikit bergetar ketika kedua tangan kekarnya menyentuh pundak wanitanya itu.
" Kamu pasti takut kan, itu sudah biasa. Tidak apa- apa sayang, Mas janji akan berlaku lembut padamu. "
Rangga berusaha membuat wanitanya merasa rileks karena malam ini mereka akan memulai semuanya sebagai sepasang suami-istri dalam ikatan yang sah.
" Em.... Mas, jika aku melakukan kesalahan apa kamu akan memaafkan aku dan..... apakah Mas akan menerima semua kekurangan ku. " Tanya Arsy ragu.
Rangga menatap intens wanitanya, kalimat ambigu yang di ucapkan Arsy membuat Pria itu menautkan kedua alisnya, namun setelah itu Rangga pun terkekeh pelan.
" Sayang, apa maksud mu. Aku sudah mengenal mu selama lebih dari tiga tahun dan aku tau bagaimana kamu. Tentu saja aku menerima baik dan buruknya kamu, apalagi sekarang kita sudah menikah, kamu adalah istri ku. Sudahlah sayang, jangan pikirkan masalah lain yang justru akan mengganggu kebahagiaan kita. "
Arsy sedikit bernafas lega, Rangga pun mulai memberikan sentuhan lembut di sekujur tubuh wanitanya setelah mendapatkan ijin.
" Mas sangat mencintai kamu sayang. "
Di sela-sela aktivitas nya Rangga membisikkan kalimat yang begitu manis di telinga Arsy, Arsy mengangguk pelan sebagai tanda kalau dirinya pun merasakan hal yang sama.
Rangga mulai menuruni leher putih mulus Arsy setelah lama bermain- main di bibir manis itu, meninggalkan jejak kepemilikan disana. Arsy tidak tahan untuk tidak mengeluarkan suara desahannya ketika tangan kekar Rangga meremas pelan dua bongkahan kembar miliknya.
Gairah Rangga semakin membuncah saat ruang pendengarannya menangkap desahan merdu sang istri. Ia mendorong tubuh istrinya dengan perlahan hingga terlentang di atas kasur.
" Keluarkan sayang, jangan di tahan, Mas sangat menyukai itu sayang. "
Suara Rangga terdengar berat karena terhalang nafsu, Ia kembali menempelkan bibirnya di bibir sang istri yang perlahan menjadi lumatan. Puas disana Ia menurunkan ciumannya dan memberikan banyak kissmark pada leher putih mulus seperti kapas itu. Ia tak peduli dengan hari esok yang mungkin akan banyak orang yang melihat tanda kepemilikan nya di leher istrinya itu.
Desahan berhasil lolos di bibir yang sudah basah akibat ulah Rangga ketika Pria nya memainkan putik merah muda dari gunung kembar miliknya. Bukan hanya memainkan tapi Pria itu memberi sesapan disana.
Kini tubuh keduanya sudah polos, Rangga tidak menyisakan sehelai benang pun menghalangi tubuh keduanya.
" Sayang, aku menginginkan mu boleh kan. "
" Iya Mas. "
" Jangan takut, Mas akan berusaha pelan. "
Rangga memposisikan dirinya di kedua paha Arsy, menggenggam ular piton nya yang sudah siap masuk sarang.
******
Sunyi sepi menghiasi malam itu, hanya terdengar jarum jam yang justru terdengar mistis, tidak ada siapa pun yang mengeluarkan suara. Malam yang seharusnya mereka lewati dengan intim, menyatukan dua jiwa namun kini seolah mereka dua pribadi yang tidak pernah saling mengenal lama.
" Mas. "
Rangga menepis tangan Arsy, membuat wanita itu semakin merasa terpuruk dan rapuh. Rangga yang sekarang bukan lagi Rangga yang dulu memandang dirinya penuh damba, kini Pria itu seolah jijik padanya.
" Jangan berani- berani kau sentuh aku Arsy. "
Gerakan tangan Rangga yang begitu keras tepat mengenai lengan Arsy, Ia meringis karena sakit.
" Sakit Mas. "
" Sakit katamu, kenapa kamu tidak merasakan sakit saat aku memasuki mu tadi. Oh.... iya, jelas saja. Nyatanya aku bukan yang pertama untuk mu kan, kamu sudah menghianati aku Arsy. "
Arsy hanya bisa meringis dan juga menangis ketika Rangga membentaknya bahkan mencengkram kuat kedua lengannya.
" Mas, dengarkan dulu penjelasan ku. Aku bisa jelaskan semuanya, a- aku..... "
" Apa, kamu ingin bilang bahwa kamu tidak bersalah atau kamu di jebak begitu. "
Arsy menganggukkan kepala mengiyakan ucapan Rangga, bahwa dirinya memang di jebak namun Rangga malah menertawakan nya.
" Jangan naif Arsy, memangnya kamu bocah kecil yang tidak bisa jaga diri. Apa yang selalu kamu katakan padaku, aku bisa jaga diri percayalah padaku. Lalu buktinya ini apa, kamu tidak bisa menjaga marwah mu sebagai seorang wanita. Kamu menyerahkan harga dirimu pada orang yang bukan suami mu. Ibaratkan nangka, orang makan buahnya sedangkan aku dapat getah nya. Pikirkan Arsy, bagaimana kalau kamu menjadi aku. "
Rangga benar-benar sudah di kuasai amarah, bagaimana tidak. Ketika hasratnya melambung tinggi, Ia langsung di kecewakan. Miliknya yang sudah berdiri kokoh bahkan bisa masuk dengan mudahnya tanpa ada hambatan, bahkan tak ada reaksi apapun dari sang istri. Seperti reaksi para wanita saat pertama kali di renggut keperawanannya.
Benda yang awalnya berdiri kokoh itu langsung menciut seperti taripang.
Rangga menghempaskan tubuh Arsy yang masih polos itu hingga jatuh tersungkur ke lantai kamar yang dingin. Bibir mungil itu hanya bisa merintih, menahan rasa sakit di hatinya dan juga tubuh yang terasa remuk.
Cengkraman Rangga benar-benar kuat, bahkan kulitnya terasa perih, mungkin karena tancapan kuku tajam Rangga. Sepertinya Pria itu benar-benar ingin melenyapkan dirinya.
" Katakan, berapa banyak Pria yang sudah kamu layani sebelumnya. "
Tubuh Arsy menciut bagaikan kerupuk, Ia menarik kedua kakinya dan memeluk tubuhnya sendiri.
" Aku bukan wanita seperti itu Mas. "
Satu tamparan keras melayang tepat di pipi kiri Arsy, wanita itu sempat merasakan pandangan nya menggelap saking kuatnya tamparan yang Ia terima. Tangannya mengelus pipinya yang terasa panas dan kebas akibat tamparan keras Rangga.
" Tidak perlu mengelak atau mencari alasan untuk membela diri, nyatanya saat ini kamu bukan lagi gadis perawan melainkan JALANG. "
Tubuh Arsy memaku melihat besarnya kemarahan Rangga, suaminya itu bahkan menghempaskan sebuah gelas yang langsung pecah berkeping-keping di hadapannya.
Kakinya perih mungkin ada pecahan beling yang sudah melukai tubuhnya, namun itu tidak Ia rasa.
Ucapan yang keluar dari mulut Pria itu lebih menyakitkan dari apapun. Rangga benar- benar menganggap nya seperti itu, tanpa mendengar penjelasan darinya.
Meskipun sudah Ia jelaskan duduk perkaranya tetap saja suaminya itu tidak mendengarkan nya.
" Ternyata waktu tiga tahun tidak cukup untuk ku mengenal mu dengan baik, aku tertipu wajah lugu mu. Menganggap kamu berlian, nyatanya kamu hanyalah kerikil tidak berguna. "
Rangga berlalu meninggalkan Arsy sendiri, di dalam keterpurukannya.
*****
" Tidurlah, karena besok kita harus bersiap- siap. Aku akan mengembalikan mu pada orang tuamu, aku tidak sudi melanjutkan pernikahan ini. "
Ternyata Rangga kembali hanya untuk mengatakan itu.
" Mas, Mas aku mohon. Jangan kembalikan aku pada orang tua ku, bagaimana nanti perasaan mereka. Mereka pasti akan kecewa. "
" Lalu kau pikir aku tidak kecewa ha. Seharusnya kau pikirkan itu sebelum kau menyerahkan dirimu pada Pria hidung belang di luaran sana. "
Pintu tertutup dengan begitu keras, setelah Rangga pergi Arsy kembali menangis, bahkan malam itu Ia habiskan untuk menangisi semua yang sudah terjadi
******
lope lope dah pokoknya ini mah cantik habis othor. next visual yang lain ya jangan lupa wiliam juga oke